Bagian 28 : Camping

66 20 22
                                    

Camping akan dilaksanakan hari ini. Sekedar informasi bahwa Ara berhasil membujuk kedua orang tuanya agar ia bisa mengikuti kegiatan itu. Itu semua juga berkat bantuan Alvaro. Alvaro ikut membantu Ara untuk meminta izin pada kedua orang tuanya. Alvaro berjanji pada ayah dan ibu Ara untuk menjaga Ara selama kegiatan camping berlangsung.

Semua murid SMA Rajawali kelas 10 dan 11 kini berkumpul di lapangan sekolah. Mereka akan berdoa terlebih dahulu untuk kelancaran acara yang diadakan selama 2 hari itu.

Setelah acara berdoa selesai, kepala sekolah menginstruksikan untuk segera masuk ke bus yang telah ditentukan. Dalam satu bus diisi oleh 2 kelas yang berbeda, misalnya kelas X IPA 3 dengan XI IPS 1, dan seterusnya. Kebetulan sekali kelas Alvaro dan Ara satu bus. Jadi, Alvaro tak perlu repot-repot menghubungi Ara terus-terusan untuk memastikan kondisi gadis itu baik-baik saja. Alvaro bisa mengontrolnya sendiri selama di bus.

Alvaro mengambil tempat urutan ke 4 dari depan. Rencananya ia akan mengajak Ara untuk duduk bersebelahan. Alvaro juga sudah berkata pada teman-temannya jika ia hendak duduk bersama Ara. Teman-temannya pun menyetujui dan tidak ada masalah dengan hal itu.

Tak lama kemudian, Ara baru saja masuk ke dalam bus bersama Feli dan Mauren di belakangnya. Alvaro langsung memberhentikan gadis itu, otomatis membuat langkah Feli dan Mauren juga terhenti.

"Duduk sama aku ya," ucap Alvaro.

Ara berpikir sebentar, lalu ia menoleh ke belakang untuk meminta persetujuan Feli dan Mauren.

"Udah nggak papa. Lagian udah pas juga kalo lo sama kak Alva. Gue bisa sama Mauren. Ya nggak, Ren?" tanya Feli yang meminta pendapat pada Mauren.

Mauren mengangguk. "Bener tuh. Daripada nanti kita bingung juga mau gimana duduknya kan,"

"Yaudah gue sama kak Alva ya." Ara berkata pada Feli dan Mauren, kemudian diangguki oleh keduanya.

Alvaro tersenyum, kemudian ia mempersilahkan Ara untuk duduk di dekat jendela, dan ia duduk di pinggir.

"Alvaro, aku duduk sama kamu boleh ya?" Tiba-tiba seorang gadis menghampiri tempat duduk Alvaro dan Ara. Gadis itu adalah Jane. Di belakangnya juga ada Stella disana yang setia menemani Jane.

"Buta lo?! Nggak lihat di samping ada cewek gue?" tanya Alvaro sinis sembari menggerakkan bola matanya ke arah Ara.

Jane melihat ke arah Ara. Tatapannya berubah menjadi sinis. "Heh, lo! Berani-beraninya ya lo duduk disamping Alva. Harusnya kelas 10 ya sama kelas 10 juga dong!" ujarnya sewot. "Sengaja ya lo mau caper? Mentang-mentang semuanya tau kalo lo pacaran sama Alva?!" tambahnya.

Ara yang sedari tadi asyik menatap lingkungan luar melalui kaca jendela pun menoleh. Sebenarnya Ara tau kehadiran Jane sejak tadi, namun ia memang berusaha tak peduli, toh nanti Alvaro juga akan memarahi gadis itu. Jadi Ara tak ingin ikut campur.

"Kakak ngomong sama saya?" tanya Ara dengan polosnya.

Mendengar jawaban Ara membuat Jane semakin darah tinggi dibuatnya. "Lo nggak sopan banget sih jadi adek kelas! Harusnya tuh lo sama temen-temen lo, bukan malah sama kakak kelas!" ujar Jane marah. "Apalagi lo duduk sama calon tunangan gue! Mau jadi pelakor lo?!"

Alvaro yang mendengar semua ucapan Jane kini sudah tak tahan lagi. Semakin dibiarkan, Jane semakin keterlaluan pada Ara. Alvaro berdiri, kini posisinya sangat dekat dengan Jane. Sorot mata cowok itu penuh amarah yang membuat nyali Jane menciut menatap Alvaro. Jane dengan cepat mengalihkan pandangannya agar tidak bertatapan langsung dengan cowok itu.

"Lo gue diemin malah ngelunjak ya, Jane! Mau gue bilangin dengan bahasa apa?! Lo sama gue nggak akan ada apa-apa lagi. Kisah kita udah selesai! Pertunangan yang lo bilang itu cuma omong kosong, ngerti lo?!" ujar Alvaro dengan nada tinggi dan membuat semua penumpang bus itu menoleh ke arah keduanya.

(ALMOST) PERFECT [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang