"Phi Tay, ini baju milikmu. Tadi aku menyuruh Papi mengambil beberapa dari rumahmu. Ini sudah menjelang malam, pergilah membersihkan diri" ucap Gun
Tay yang sedari tadi duduk termenung menatap New kini melihat ke arah Gun dan mengambil baju yang diberikan
"Jaga New sebentar, aku tidak akan lama"
"Tidak perlu meminta nya aku akan menjaga New selalu"
Tay pergi ke kamar mandi membersihkan diri, di bawah shower sambil menggosok badannya dia tiba tiba terpikirkan oleh sesuatu
"Jangan bilang bahwa kemarin malam New meneleponku untuk meminta bantuan, tapi tidak ku angkat"
"Tapi siapa?! Dan kenapa?!"
"Kenapa dia tidak mengajakku saja malam itu?!"
Tay mengacak rambutnya yang basah dengan frustasi. Dimatikan lah shower itu dan segera dia memakai bajunya.
Saat Tay keluar dari kamar mandi, dia melihat Off Gun duduk di sofa
"ahh Phi Tay duduklah disini" Gun mempersilahkan Tay duduk
"Te, lu udah tau penyebab semua ini?" Tanya Off
"Kalau gua tau udah gua masukin penjara tu orang, lu mau masuk juga ke penjara?"
"Kok jadi gua? Jangan lah, ntar bini gua lahiran masa bapaknya dipenjara"
"Ha?! G-gun hamidun?!"
Gun tersipu malu dan bersembunyi di pelukan Off
"Anak bram?" Lanjut Tay
"Lu bener bener ye!" Off bersiap menghajar Tay"Papi papi! Kalau papi menghajar Phi Tay nanti papi malah masuk penjara"
Mendengar itu Off langsung kembali duduk ke sofa dan mulai menatap intens Tay
"Mirip banteng" Lanjut Tay lagi
"Udah udah! Ini ada yang lagi sakit malah berantem. Phi Tay tidak apa apa kan disini sendirian nemenin New, kalau tidak mau sendirian nanti Gun suruh Papi buat nemenin" sela Gun
"Phi tidak apa apa, kalian pulang saja nikmati waktu kalian, lagipula Gun juga lagi hamil jadi harus lebih sering dekat sama tukang kebun itu"
"SIAPA TUKANG KEBUN?!" Off berdiri
"Papi udah! Baik Phi Tay kami pulang dulu jaga dirimu dan New kalau ada apa apa telepon aku atau suster yang ada disini"
"Eemm jaga dirimu juga"
******
Suasana kini sangat hening, hanya terdengar suara mesin dari rumah sakit yang terdengar.
Tay mengelus kepala dan surai rambut New, matanya lembab dan sedikit bengkak karena menangis tanpa henti
"Kau tahu aku sangat mencintai dirimu kan? Maka ayo bangun dan peluk aku, aku merindukanmu. Aku lemah melihatmu terbaring seperti ini, aku tidak kuat jika harus menangis lagi, sampai kapan kamu akan bangun dari koma hm?. Aku menyesal New . . . Kenapa kemarin malam aku tidak mengangkat telepon darimu, jika aku tahu kamu sedang dalam bahaya, aku akan datang melindungimu. Ku mohon bangunlah"
Tay kembali terisak melihat New yang tak kunjung bangun, tetes demi tetes air mata telah ia jatuhkan berharap kekasihnya itu terbangun.
"Andai aku bisa mengulang waktu, aku berjanji akan menjagamu dengan baik. AYO BANGUNN!!!" teriak Tay sambil sesegukan
.
.
.
."Tay"
Sebuah tangan lembut menyentuh pundak Tay yang sedang tertidur di meja makan
"Apa kamu masih mengantuk?"
Tay tersentak karena suara orang ini sangat tidak asing untuknya. Tay semakin kaget saat melihat orang yang berbicara dengannya adalah Newwiee, kekasihnya.
"N-new... T-tapi kamu koma di rumah sakit" ucap Tay tak percaya
"Apa maksudmu? Aku dari tadi sedang memasak untuk sarapan" balas New sambil menunjukkan sepiring nasi goreng
Tay mengucek matanya tak percaya dengan yang dia lihat. Dia sangat bingung dengan apa yang terjadi
"Tanggal berapa sekarang?" Tanya Tay
"Kamu lupa? Faktor usia sih. Sekarang tanggal 13"
"Ha?! 13?!"
"Kenapa kenapa? Apa ada sesuatu?"
"T-tidak ada apa apa"
"Kamu aneh hari ini Tay dan wajahmu sedikit pucat. Akan ku bawakan obat sebentar"
New pergi mencari obat, sementara Tay masih duduk terdiam di meja makan mencerna apa yang sebenarnya terjadi
"Sekarang tanggal 13, berarti seminggu sebelum kejadian kemarin malam. Aku tadi menangis dan berkata apa ya di rumah sakit . . ." Ucap Tay mencoba mengingat
Teringat akan kata kata yang dia ucapkan di rumah sakit membuatnya tersentak
"AKU BENAR BENAR KEMBALI?!!!" teriak Tay
"T-tay, kurasa kita harus ke dokter kejiwaan" ujar New melihat kekasihnya itu seperti orang gila
Tay berbalik dan berlari memeluk Newwiee yang berdiri melihat kelakuannya
"TEE RAK!! aku berjanji akan menjaga dan melindungi mu! aii narak narak!"
"TAY! kamu kenapa sih?"
"Kitteung Kitteung" Tay mengunyel-unyel pipi bayi besarnya itu
*PLAKKK
"Hin? Kamu menamparku?"
"Gigiku sedang sakit berlobang! kamu lupa?!"
"Shiaa... Aku lupa giginya sedang sakit seminggu yang lalu karena berlubang kebanyakan makan permen" batin Tay
"OI!! TAY!! BUDEG!!"
"K-krab?"
"Minta di gorok nih. Kamu bilang mau keluar mancing sama temen sosialis-akiaki mu itu, sana siap siap"
"Aku tidak akan pergi hari ini"
"Kenapa tiba tiba?"
"Aku sudah tau nanti akan diceburin ke empangnya, baunya ga enak"
"Bagaimana kamu tahu? Kan belum berangkat"
Tay menepok jidat meratapi kebodohannya, dia lupa kalau dia harus berpura pura tidak tahu apa apa
"Sebenarnya aku ingin dirumah bersamamu" ucap Tay sembari menghampiri kekasihnya
"Tapi aku ada janji untuk keluar"
"Tidak boleh!"
"Tay... Ini sangat penting"
"Lebih penting dari ku? Jangan pergi dirumah saja, na na na na?"
"Aihh baiklah aku akan dirumah bersamamu"
"Khop khun krab!"
Tay memeluk New gemas. Sedangkan New berusaha melepas pelukannya karena Tay memeluk nya sangat erat sampai sesak napas
~bersambung~
n.) Halo phi, maaf jika dalam bahasa percakapan kadang suka ganti ganti. Terkadang saya juga bingung harus gimana. Jadi ini bahasanya saya campur campur saja ya, kalau ada yang kurang berkenan saya mohon maaf
KAMU SEDANG MEMBACA
TBT (TayNew) [ BELUM TAMAT ] [REST]
RomanceREST SAMPAI PROJECT WP BARU SELESAI Dering telepon di malam hari saat sedang ada badai di abaikan oleh Tay yang sedang berkecamuk amarah. Tapi siapa sangka bahwa malam itu juga menjadi awal dia akan kehilangan orang yang sangat dia sayangi. Penyesal...