One

8 1 0
                                    

Aku benci berada di tempat yang penuh bunga. Di samping serbuknya dapat membuatku bersin-bersin alergi, serbuknya bisa saja mematikan. Mungkin aku terlalu berlebihan. Tapi Black, kucing milik Hana—ibu tiriku—mati dua minggu yang lalu. Wanita muda itu meninggalkan Lilium Stargazer—kiriman dari seseorang—di dekat kucing kesayangannya. Ia panik saat mengetahui Black menderita gagal ginjal akibat tak sengaja menelan bunga itu, lantas mati beberapa hari kemudian. Aku bersyukur, tidak ada yang akan merusak majalah kesayanganku lagi.

Sejak peristiwa itu, Hana merasakan kehilangan yang begitu dalam. Black yang sering kali menemaninya menunggu ayah di ruang depan kini tiada lagi. Ia harus menunggu kepulangan ayah yang kelewat larut dengan suara-suara iklan dan berita malam dari teve. Terkadang suaranya sengaja dikuatkan. Aku sangat mengerti ia sedih pun kesal. Lebih dari itu. Ayah tidak lagi memerhatikannya seperti dulu. Sibuk kerja. Pulang malam. Panggilan dinas di luar kota atau bersenang-senang dengan para kolega.

Kini wanita itu bersandar di samping ayah dengan air mata yang bersimbah tak henti-hentinya. Ayah hanya menunduk sembari menyangga wanita itu dengan lengan kuatnya. Aku meringis diam-diam mengetahui Hana buruk dalam hal menangis. Jauh dari kesan anggun yang selalu dielu-elukan ayah di kala jamuan pertemuan keluarga.

Kali ini bukan tentang Black mengapa ia jadi begitu. Setangkai lili putih yang kugenggam akhirnya kuletakkan di depan peti mati dengan foto wanita tua yang tersandar berhiaskan bunga-bunga di sekelilingnya. Aku mulai merasakan sesuatu menggelitik di hidungku. Tahan, sebentar saja.

Aku lantas mundur beberapa langkah, mengamati wajah dalam foto itu. Wanita yang mirip ibu tiriku itu tampak tersenyum padaku. Aku agak sangsi menatapnya dan mulai memberikan penghormatan terakhir—membungkukkan badan di atas kakiku. Aku kembali berdiri dan melakukannya lagi sebanyak dua kali. Seperti itu yang mereka lakukan, kan?

Ah, hidungku gatal! Aku sudah tidak tahan—

“HATTCHI!”

Aku bersin keras sekali sesaat terbangun dan hampir terjatuh. Sekali. Dua kali. Lantas berkali-kali. Bersin itu lantas makin tidak terkendali.

Aku mulai mendengar bisikan orang-orang. Ya ampun bersinnya menganggu sekali. Tidak sopan! Dan sederet protes lainnya. Sontak aku melirik ayah yang terkejut bercampur cemas, lalu Hana yang seketika berhenti menangis dan mulai menatapku. Alih-alih kesal padaku, wanita itu kemudian melanjutkan tangisnya—bahkan lebih keras. Aku kembali melirik pada ayah yang kemudian menatapku dengan tatapan paling tajam. Mati aku!

Aku benar-benar pengacau. Akhirnya aku membungkuk pada mereka semua sambil mengucapkan kata maaf. Aku terus melakukan itu sambil sesekali melirik Hana di pelukan ayah. Tatapannya seolah memintaku untuk enyah dari hadapannya.

Pada akhirnya aku menyisih dari sana melewati orang-orang berpakaian serba hitam dan karangan bunga yang berjajar di koridor. Hidungku makin gatal dan perih. Aku lantas bersin berkali-kali di koridor. Orang-orang yang baru datang memandangiku dengan jijik. Aku membungkuk sejenak ke arah mereka lantas memutuskan untuk keluar dari rumah duka.

Udara di luar sedang kering. Aku menghampiri kolam air mancur dan berjongkok di sana dan memandangi wajahku.

Aku lantas memilih duduk di bangku kayu di seberang kolam air mancur yang menghadap ke barat. Dari sini aku bisa menilik matahari yang sebentar lagi akan temaram. Gradasi senja yang indah, namun aku berada di tempat yang salah untuk menikmatinya. Kurasakan angin berembus kencang, membuat dahan pepohonan poplar di dekatku sedikit bergoyang. Beberapa daunnya yang kering pun berjatuhan.

Hana mengalami dua kehilangan dalam dua minggu. Black, kucing hitam yang kubenci mati. Dan kini ibunya pergi meninggalkannya. Aku memainkan jemari, menengadah ke arah langit.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 20, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Hana and ITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang