:: 002

119 18 0
                                    

ƒαℓℓ ¢σмєѕ ωιтн уσυя ριαησ ησтєѕ

Semuanya seketika terdiam karena tiba-tiba Akane berteriak seperti itu, sedangkan (name) merasa aneh? Belum apa-apa sudah ada yang mengganggu dia.

"Ada apa bocah?" Tanya Hanako kepada Akane

"Tidak jika aku tidak salah melihat atau mendengar dia itu..(name)..Hoshiyume, b-bbukkan??" Akane muka dia sedikit terkejut, keringat dingin bercucuran cukup banyak, sebenarnya apa yang terjadi terhadap masa lalu mereka?

"Iya sepertinya seperti itu?" Yashiro menjawab pelan.

(Name) masih tetap bingung karena otak nya yang super duper ngelek di tambah dia kehilangan ingatan di kehidupan dia sebelum dia menjadi hantu, sungguh malang.

"Iya itu nama ku ada apa kau tuan berkacamata memanggil nama ku? Berisik tahu! Aku ingin memainkan piano ku jika kalian ingin mencabut yorishiro ini cabut saja asal jangan mengambil piano ku!" (Name) langsung naik sungut dia tidak peduli dengan kehidupan atau apapun itu namanya.

"Oh ternyata kamu benar yume-chan yang aku cintai ya" Akane sedikit tersenyum mukanya langsung berbinar-binar dia langsung mendekati (name) dan memeluknya

Siapa yang tidak risih dengan perlakuan seperti ini dari orang yang baru saja dia kenal? Tentu saja (name) langsung memukul Akane.

"Apaan si, berisik banget lagi pula aku baru pertama kali bertemu dengan mu, dan kamu bilang mencintai ku? Maksud mu apaan? Aneh sekali" (name) menjauh dari Akane dia risih..

"Eh bocah bukannya kamu menyukai aoi ya?" Tanya Hanako dengan muka polosnya itu, Yashiro juga mengiyakan.

"BERISIK!!" Akane marah karena walaupun dia menyukai Aoi namun Aoi itu hanya seorang second chose saja bagi dia, mau bagaimana pun (name) orang yang pertama dia cintai.

"Yasudahlah" Hanako dan Yashiro malas meladeni akhirnya mereka meninggalkan mereka berdua sendirian di ruangan musik.

Selang beberapa menit suasana menjadi hening bunga-bunga yang berterbangan masuk ke dalam jendela ruangan musik angin terasa sejuk hingga menerpa surai hitam (name) yang indah itu. Seketika Akane mulai mendekati (name) dia tidak bisa mengontrol dirinya sendiri.

"(Name)" ucap Akane mendekati (name)

"Ada apa tuan berkacamata?" (Name) bertanya niat nya ingin menggoda Akane namun..

"Main kan aku sebuah piano lanjutkan Fur Elise mu tadi" ucap Akane tambah mendekat sehingga jarak mereka hanya sedikit lagi, posisi (name) membelakangi Akane.

"M-mengapa aku harus menuruti perintah mu? Juga mundur lah sedikit disini terasa panas" (name) sedikit memerah karena jarak nya dengan Akane yang sedikit lagi itu.

"Main kan saja tidak usah berisik!" Perintah Akane

"Ya ya baiklah"

Satu dua not piano (name) tekan sedikit demi sedikit nada-nada lagu pun mulai terdengar menjadi satu membentuk sebuah lagu yaitu Fur Elise yang menceritakan tentang kisah cinta sejati seorang Beethoven.

Angin menerpa surai (name) lagi sehingga menimbulkan suasana yang romantis diantara mereka berdua itu. Akane memeluk (name) dari belakang, (name) bisa merasakan sedikit deru nafas Akane di lehernya sedikit geli namun hal itu (name) biarkan saja. Akane pindah duduk ke sebelah kursi tempat (name) memainkan piano.

Hingga not terakhir (name) sentuh ternyata Akane sudah tertidur.

(Name) hanya bisa mengurungkan niatnya karena dia tidak berani untuk membangunkannya.

17.45

"Tuan berkacamata bangun lah ini sudah berapa jam semenjak kalian mengganggu ku!" (Name) sudah tidak tahan dan membangunkan dia.

"Hah berisik aku ingin menghabiskan waktu dengan mu terus menerus"  Akane menarik tangan (name) dan memeluknya kedalam dekapan Akane

'hangat' batin (name) dia sedikit mengelus surai Akane juga sehingga dia pun tertidur.

Mau mereka tertidur hingga pagi hari datang mereka tidak akan ketawan, karena ruangan musik itu sedang rawan dengan rumor supernatural yang bergentayangan jadi tidak ada yang mengetahui jika mereka tertidur di ruangan tersebut.

~

"yume-chan ayo kita buat kenangan di bawah pohon sakura ini ya! Kita berjanji agar kita tidak berpisah di masa depan nanti hehe!" Seorang lelaki dengan surai orange cerah tersenyum kepada (name).

'Wajahnya tidak bisa terlihat jelas. Ini... mimpi... ? Atau hanya sebuah ingatan dari kehidupan dulu ku saja? ....' batin (name)

"Ah- hu'um ayo"

~

"Oi bangun yume-chan, bangun" Akane meniup-niup surai (name) yang menyebabkan sang empu terbangun dari tidurnya yang lelap itu.

"Eum- mhh-" (name) mengusap matanya, cahaya matahari mengenai wajah dia namun ditutupi kembali oleh Akane.

"Akhirnya kamu terbangun juga darling~" Akane menggoda (name) sebagai balasan karena (name) tidak terbangun dari tidurnya dalam waktu yang cukup lama, tidak juga-

"H-hhahh" (name) refleks mundur hampir mengenai dinding dan mukanya saja langsung berubah menjadi merah tomat

"Ada apa darling? Apakah kau baik-baik saja? Mengapa muka mu merah sekali seperti buah tomat? Kamu sedang sakit?" Akane mendekati (name) dan mengukur suhu tubuh (name) menggunakan tangan dia itu, namun (name) sudah m4t1 tentu saja suhu tubuh dia dingin💀

"D-diam! Jauhi aku sebentar!" (Name) mendorong Akane agar menjauh dari dia namun tidak sempat Akane sudah mengkabedon (name) terlebih dahulu.

tbc~
author : kasih lemon gak ya?🤔
btw terimakasih yg setia menunggu book yg slow update nya sampe sebulan lebih.g, jangan lupa untuk vote ya! Thanks

twilight's reverie ⟆ 𝐀. 𝐀𝐨𝐢Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang