Tangisan Daun Kering Bagian 1

8 1 0
                                    

Hari pertama Andre di kampus, ia sudah tak sabar melewati dua jam mata kuliah teknik yang membosankan. Terpaksa membuang pandang keluar jendela menatap beberapa mahasiswi yang dari tadi mondar mandir menggodanya.

Identitasnya dikenali sebagai mahasiswa pindahan dari kota Bogor, namum Andre tak menguasai bahasa daerah Jawa Barat. Mata kuliah berakhir, Andre menghampiri seorang mahasiswi. Gadis berhijab, kulit bersih, terlihat cukup pemalu. Gadis itu duduk di taman sambil mengetik di depan laptopnya yang berwarna putih."Apa yang kamu kerjakan?, kenapa kamu sendirian saja" tanya Andre. "Mereka nggak akan menyukai gue" jawab Gadis itu. "kamu terlalu pesimis, siapa nama kamu?" tanya Andre sambil membuka buku. "Nama gue Renny Widyanti" jawab Renny singkat. "Gue Andre Zelgwin, dari Fakultas Teknik. Gue mahasiswa pindahan Makasar". Lalu Renny mengeluarkan senyum dengan tatapan tajam. "Gue mahasiswi Fakultas Sastra, dan gue menjabat sebagai ketua BEM" jawab Renny singkat dan padat. "Senang bisa berkenalan dengan kamu. Kamu tahu perbedaan tertutup dan terbuka, tapi setiap gadis yang baru gue kenal selalu tertutup. Berbeda dengan kamu" pancing Andre. "Oh ya, gue pergi dulu, sebentar lagi mata kuliah dimulai" lanjut Renny seraya bangkit dari duduknya, mengemasi buku-buku dan memasukkan ke ransel. Dan mengabaikan pertanyaan Andre yang menggelitik kerongkongannya."Thank you, Sis!.." tukas Andre. "my pleasure" jawab Renny ringan seraya melangkah terburu-buru, kemudian siluet gadis itu menghilang di tengah kerumunan mahasiswa lainnya.

Di sisi itu duduk seorang gadis cantik dan smart sedang menikmati keindahan cakrawala senja. "Hai Kirana kok sendiri saja, aku perhatikan matamu berkaca-kaca. Ada apa Na? cerita saja sama aku" sahut dan pertanyaan seorang sahabat yang mengagetkan lamunannya. "Tidak apa-apa kok Gi, hanya saja aku tak percaya dengan apa yang baru saja aku alami" jawab Kirana perlahan di susul air mata yang mengalir deras. "Apa yang telah kamu alami Na?" tanya Mugi penasaran. "Aku rasa tidak, aku nggak pernah ingin seorang pun tahu tentang ini" jawab Kirana dengan nada meninggi. "Kamu yakin?" tanya Mugi sambil mengusap punggung Kirana."Ya... Kirana mengangguk ragu, lalu di iringi gelengan kepala yang tiba-tiba "Mmm tidak.."Sudahlah tak perlu dipaksakan" jawab senyum Mugi yang manis, membuat Kirana tersenyum dan memeluk erat Mugi.

Bersambung.

Tangisan Daun KeringTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang