Dentang Denting Getir

39 4 0
                                    

Enjoy!




Himpunan kekuatan bersatu menjadi sebuah optimis, kini kekuatan terhebat dari segala kalangan dikumpulkan dalam suatu massa sederhana dipimpin oleh sang ahli strategi Park Jinyoung.

"Lagi dan lagi, sudah lima tahun berlalu. Bahkan ibukota serta seluruh Korea belum bangkit dari kedukaan cita. Bagaimana ramalan angin lalu akan berakhir demikian samanya? " Ucap lirih Jinyoung sembari menatap bekas luka pada pergelangan tangan kirinya.

Luka sayatan melingkar yang diketahui dalam. Mengingat hal kemarin saat berada di pesawat bersama rekan, - pentingnya.

"Banyak rahasia negara bocor oleh oknum tak terdeteksi. Satu tahun kita mencarinya, dan inilah akhir dari kiamat itu! JACOB! " ucapnya fasih berapi-api. Sedikit getar pada suara menyiratkan ketakutan teramat dalam.

"Park Jin-young, kita harus sedikit lebih tenang. Semua orang sudah nampak buru buru. Kita bisa bermain aman" Kyungsoo menimpali dari belakang.

Merasa itu ungkapan yang benar, Jinyoung memundurkan sedikit langkah. Memberi tempat Kyungsoo menimpali perkataannya.

"Teman teman semua yang tersisa setelah lampau lalu, Terima kasih atas hadir bersama untuk kembali meluruskan segala hal yang berkelok pada kedaulatan. Segala hal yang musti bukan bagian dari semestinya.

Kedudukan, kewenangan, dan keangkuhan tidak dapat bersatu dengan perdamaian. Awal yang dirasa baru dengan ilmu pengetahuan dan teknologi kini berujung penghancuran" Kyungsoo mengambil nafas dalam.

"Teknologi dan sciences bukan untuk diadu. Bumi baru saja berkembang, tugas kita ialah membuatnya semakin maju tanpa mengurangi nilai atau norma norma sebagai manusia dengan akal dibawah Tuhan.

Seharusnya perang saudara tidak akan terjadi yang membuat bangsa lain ikut berkecamuk hingga ikut memakan korban dari segala penjuru negeri. Entah itu kawan maupun Sekutu.

Kita bukan berasal di pihak manapun, kita adalah kita dengan ideologi pembebasan patriarki! Kita bisa bersama mengubah nama bangsa yang sudah buruk dimata dunia!"

Sorakan dan tepuk tangan ringan mengobati rasa ketakutan. Mereka bahkan telah tau akhir dari kisah suram ini akan bagaimana. Karena dengan siapa mereka harus takluk itupun telah membuat pikiran terombang ambing.

Orang tua, anak, sanak-saudara dan apapun yang mereka cintai telah dikorbankan demi ambisi-cinta dua orang egois yang bahkan mereka tak mengenalinya.


---


someone pov

25 Maret 2025

Aku sampai di Busan pukul 2 malam dini hari. Penglihatanku memburam ketika lampu sorot bus yang aku tumpangi menyorot ke halte tempatku transit. Tas yang kutenteng ini sedari tadi semakin berat saja. Aku melanjutkan perjalanan dengan menyetop satu taksi berwarna hijau bersamaan sopir yang kaget kuketok kaca mobilnya.

"Astaga, kau mengagetkan ku anak muda"

Aku hanya tersenyum tipis, kemudian masuk ke mobil tanpa permisi.

"Motel paling dekat dengan universitas, tolong" Kataku.

Kita melaju mungkin agak kencang sebab jalanan sudah sepi. Dengan lampu masih menyala terang hanya pada bar-bar kecil sepinggiran yang aku lihat. Tampak sebuah motel modern, tidak seperti kebanyakan. Ini lumayan untuk tempat persinggahan sementara sebelum aku pindah ke suatu pedesaan di Busan.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 14, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Robin Hood The Next Level Of Bloody WarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang