Ugh, ada apa ini? Kepalaku terasa sangat berat, penglihatanku buram, jari-jariku pun sangat sulit kugerakkan. Sinar matahari yang masuk di sela-sela tirai jendela membuat kepalaku semakin pusing bukan main. Entah apa yang telah terjadi. Kepalaku seperti tertusuk pisau saat mencoba mengingat kejadian apa yang terjadi sebelumnya. Aku hanya bisa meringis kesakitan sambil mencengkeram keras selimut yang menutupi tubuhku.
'Selimut?'
Aku terkejut. 'Sebenarnya dimana ini? Apa yang terjadi?' Kucoba untuk menghirup napas sedalam-dalamnya untuk menjernihkan pikiranku. Aku harus memikirkan ini dengan tenang.
Sepertinya, tubuhku sudah bisa menyesuaikan diri. Perlahan namun pasti, aku mengangkat tubuhku lalu bersandar di sandaran tempat tidur sembari melihat di sekeliling. Kamar yang mewah. Selama hidupku, aku tak pernah memiliki kamar seluas dan semewah ini. Lagipula, aku pun tak tau sedang berada dimana. Otakku perlahan mencerna apa yang telah kulihat di kamar ini.
‘Kamar siapa ini? Dan siapa yang telah membawaku ke tempat ini?’
“Aargh!” Sakit. Rasa sakit itu datang lagi. Apa aku berpikir terlalu jauh? Tapi, semua ini harus terjawab. Aku harus bisa menahan rasa sakitku.
Dengan sedikit tenaga yang telah kukumpulkan, aku memberanikan diri untuk turun dari tempat tidur yang sepertinya berukuran king size. Rasa dingin menyergapi telapak kakiku saat menyentuh lantai porselen yang bermotif sangat indah, ukiran yang berasal dari Eropa kupikir. Tak berpikir panjang, aku langsung menyibak tirai jendela dan seketika itu pula sinar matahari menyerbu kedua bola mataku. Refleks aku menutup mataku dengan secepat kilat.
Tak lama kemudian, aku membuka mataku perlahan. Menyapu bersih keadaan yang tengah kulihat di luar jendela. Napasku tercekat sesaat. Aku tak percaya akan mengatakan ini. Tapi ini sungguh gila! Apakah ini benar-benar nyata? Yang kulihat di luar sana adalah kota tempat tinggalku. Namun, sekarang aku tak berada di sana. Aku berada di tempat yang tinggi sehingga aku bisa melihat seluruh kota di kerajaan ini. Itu artinya, aku sedang berada di istana! Pusat kota yang megah. Ini cukup menjawab pertanyaan tentang dimana aku sekarang ini.
“What the hell.” Ucapku tanpa berkedip melihat pemandangan yang sangat indah ini. Rasa lelah dan sakit yang tadinya hinggap di tubuhku, kini menghilang tak tersisa. Ini benar-benar obat yang paling manjur yang pernah ada.
Tanpa sadar aku melompat kesana kemari dengan rasa senang yang berlebihan. Rambut biruku yang berkilau diterpa sinar matahari juga ikut bergoyang kesana kemari. Sampai kapan aku akan melakukan hal ini? Masa bodoh.
Ceklek
Suara pintu yang terbuka membuatku tersadar dan langsung menoleh kearah pintu itu. Tak lama kemudian muncul seorang lelaki berparas tampan nan tinggi di baliknya. Pakaiannya rapi dan sangat keren. Apakah ia pangeran itu? Apakah ia telah dijodohkan denganku sehingga aku berada disini? Tidak, kurasa ini mimpi. Abaikan pertanyaan yang kedua tadi.
Kenapa ia memandangiku? Apa ada yang salah denganku? Dia memandangi tubuhku dari ujung kepala sampai ujung kakiku. Aku pun melakukan hal serupa. Apa yang salah deng―
“KYAAAAAAAAAAAAA!?”
PLAKK
~~^o^~~
Bunyi garpu dan pisau yang berdentuman dengan piring terdengar jelas di ruang makan yang mewah itu. Sangat mewah bahkan mengalahkan ruang makan di hotel-hotel ternama di luar sana. Tampak beberapa orang sedang duduk menikmati hidangan mewah di atas meja yang berbentuk persegi panjang. Namun, ada seorang gadis bersurai panjang berwarna biru di sana yang sepertinya kurang menikmati hidangan yang ada. Bibirnya pun tampak dikerucutkan pertanda kesal.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sky Blue
Teen Fiction'Selimut?' Aku terkejut. 'Sebenarnya dimana ini? Apa yang terjadi?' Kucoba untuk menghirup napas sedalam-dalamnya untuk menjernihkan pikiranku. Aku harus memikirkan ini dengan tenang. Sepertinya, tubuhku sudah bisa menyesuaikan diri. Perlahan namun...