II

1.2K 104 7
                                    

  =====LayerOfLove=====  


Soojung melangkahkan kaki di sepanjang jalan setapak yang menghubungkan jalan utama dengan taman di sisi kiri – kanan halaman depan kampus. Senyum terus menghiasi bibir tipisnya. Bagaimana tidak? Sejak bertemu di kantin pada jam istirahat siang tadi, Soojung menghabiskan satu jam lebih untuk mengobrol dengan Sehun—yang secara kebetulan juga hanya memiliki satu jadwal mata kuliah hari ini. Yah, walaupun tidak langsung berdua, melainkan bersama ketiga teman Sehun namun paling tidak, Soojung mengetahui beberapa hal yang menjadi ciri khas pria itu. Seperti, Sehun tidak suka makanan pedas. Satu-satunya makanan pedas yang cocok di lidah hanya kimchi dan samgyetang. Selain itu, Sehun lebih memilih untuk minum air saja.


Ah, Sehun juga sangat menyukai makanan Jepang dan Thailand. Kombinasi aneh, menurut Soojung karena bukankah masakan Thailand hampir seluruhnya mengandung cabai? Tak peduli lah. Yang penting, jika nanti Sehun mengajak kencan—hanya membayangkan saja membuat Soojung ingin berteriak kesenangan—dia bisa menyesuaikan makanan kesukaan pria itu. Ck, mengapa ia mendadak jadi sangat centil begini? Kemana perginya Jung Soojung yang kikuk, tapi galak dan dingin pada pria asing?


Soojung memanyunkan bibir. Terlalu sibuk dengan pikiran sendiri hingga tak melihat bahwa ada seseorang yang tengah berlari menuju dirinya. Seorang pria. Pria itu tampak terburu-buru dengan mata fokus pada retsleting ransel dan terjadilah tabrakan yang sebenarnya dapat dihindari jika salah satu dari mereka menyadari sebelumnya. Soojung mengaduh kesakitan karena siku terantuk tanah. Untung ia memakai kardigan panjang hari ini, kalau tidak, bisa dipastikan sikunya tak akan selamat dari kemungkinan lecet dan berdarah.


"Hey, kau tak punya mata?" Suara pria itu. Tegas dan dingin. Terdengar sangat angkuh.


Soojung berusaha bangkit berdiri dan membersihkan celana serta ujung kemeja yang sedikit kotor. Baru saja ia hendak menatap pria yang menabraknya, sang penabrak sudah kembali bersuara. Sangat menyebalkan.


"Tsk. Kau lihat ini? Kameraku jadi pecah! Astaga. Kau tahu? Hari ini aku diharuskan menyuting sebuah video pendek untuk tugas remedial-ku! Astaga. Kau membuatku harus mengulang lagi di semester depan. Bodoh!" omel pria itu. Terdengar sebegitu marah sampai ia mengucapkan kata 'Astaga' sebanyak dua kali dalam kalimat omelan.


Soojung mendesah kasar. Habis sudah kesabarannya. "Maaf. Mana kutahu hari ini kau punya tugas seperti itu. Harusnya kau lebih berhati-hati."


"Berhati-hati ap—APA YANG KAU KATAKAN? SIAPA YANG SEHARUSNYA LEBIH BERHATI-HATI, KAU GADIS BODOH!?"


"Tak usah berteriak! Aku tak tuli!"


"Kau memang tuli! Kau juga buta! Satu-satunya yang kau bisa hanya bicara, mengomel dengan suara cempreng jelekmu itu!"


"Hei!!"


"Apa?!"


"Jongin, kenapa?"


Pria bernama Jongin itu menoleh. Begitu pun Soojung. Setelah sebelumnya saling menatap dengan tatapan tergalak yang mereka miliki, yang mungkin saja dapat mengeluarkan api jika mereka inginkan, tentu saja. Mereka kini menatap sang empunya suara tadi. Seorang gadis manis bermata bulat dengan bola mata berwarna cokelat hazel, rambut sebatas punggung dengan warna hitam legam, tebal juga terlihat lembut dan berkilau. Poninya diikat menggunakan pita satin warna biru tua, imut sekali. Ikal kecil di ujungnya terlihat sangat menarik untuk dimainkan. Bibirnya tipis dan berwarna merah muda. Bulu mata lentik dan panjang. Cantik sekali. Dengan kaus hitam longgar polos yang berlengan pendek, dipadu celana jins putih bersih yang memperlihatkan jelas bentuk kaki langsing serta jenjangnya. Dalam kesederhanaan, gadis itu tetap terlihat modis. Membuat Soojung iri sekaligus heran. Apa yang telah diperbuat gadis asing itu di kehidupan sebelumnya hingga bisa dilahirkan dengan wujud secantik dan semanis ini?

Layers of LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang