✧ Occasion ✧

8 4 10
                                    

"Sudah lebih baik sekarang?" Rasa penasaran akan kesalahan bahkan, tak ada sama sekali ketenangan. Helaan napas menjadi satu dengan oksigen sekitar. Merasa semuanya tak bisa ia hadapi dengan mudah.

"Terima kasih, Inumine-kun. Bisa tinggalkan aku sebentar saja?" Suara yang mulai melembut, tapi hanya beberapa kali saja dan sangat jarang!

"Tentu! Hm, hm~ bicarakan dengannya, perbaiki hubunganmu, ya?" Seperti yang diharapkan selalu saja riang. Tak pernah merasa sedih sekalipun.

Pintu ruangan kamar ditutup oleh Imumine, menandakan bahwa sudah berada diluar. Entah di mana keberadaannya, yang pasti dia tahu jalan kembali.

"[Name]-chan ... kau pasti memperhatikanku, bukan?"

Suara itu mengubah suasana di ruangan tersebut dalam sesaat. "Ahaha, tepat seperti kata Inumine." Anggukan kecil ia lakukan, setelah mendengar balasan.

Jujur saja diawal selalu merinding. Tapi karenanya, perlahan sosok itu mulai menampilkan diri dihadapan.

Tak bisa disentuh atau dipegang. Hanya memperlihatkan jati diri saja. Seperti roh, lebih tepatnya begitu.

Seharusnya tidak akan bisa terlihat. Tapi untuk hal itu, kejadian ini terjadi dalam beberapa hari terakhir. "Ah, aku ingat bagaimana reaksimu menganggapku hantu! Akira-san itu benar-benar lucu dan imut."

Memalukan, tapi itulah kenyataan. Wajahnya terlihat memerah karena hal tersebut. "Kau memang seperti hantu, gentayangan dan muncul tiba-tiba."

"Tapi 'kan aku memang hantu, ah lebih tepatnya arwah ya."

Menghela napas panjang masih berusaha tidak memikirkan yang lain. "Disebut roh juga bisa?" Tertawa terdengar, walau hanya sekedar dirinya saja.

Selain dirinya hanya tahu bahwa dia berbicara sendiri, selebihnya dia bisa mendengar sosok tersebut.

Perbedaannya berada disana, itulah mengapa pikiran tak bisa disingkirkan begitu saja.

"Tapi sama saja mengerikan tahu!"

"Baiklah-baiklah, aku tak akan melakukan hal itu lagi."

Terdiam akan kata-kata tersebut, tidak tahu kenapa sesuatu terasa sakit. Kesalahan yang sama seperti nya sudah ia lakukan.

Dengan kepala tertunduk tidak bisa berkata-kata, bagaimana bisa ia melakukan kesalahan yang sama?

Ugawa selalu ingin meminta maaf semenjak kejadian itu, namun setiap kali ingin memaaf tak pernah bisa ia ucapkan begitu saja.

"Bagaimana dengan anggap saja, semua hal yang terjadi tak pernah terjadi?"

To be continued

TWILIGHT'S REVERIE! Ugawa Akira. ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang