HAMIL? ✓

613 60 0
                                    

Note

Mau bilang sama kalian ,tolong di vote dan komen ya. Aku lihat-lihat banyak yang baca cuman baca doang gak ninggalin vote ataupun komentar. Vote kalian sangat berarti buat aku, karena artinya tulisan aku disukai sama kalian dan komentar kalian juga sangat aku butuhkan supaya aku bisa tahu letak kesalahan aku, dan bagaimana respon kalian sama cerita aku ini. Jadi tolong ya, di vote dan tinggalin komentar kalian. Aku tahu itu hak kalian, tapi gimanapun aku seorang penulis yang baru banyak belajar jadi komentar ataupun vote kalian bisa menambah semangat aku buat nulis. Makasih kalian yang sudah menyempatkan membaca ini.

Jangan lupa ikutin aku juga Citveyy



•••
Pak Rizal membawa empat perempuan berdiri di tengah lapangan karena empat perempuan itu tidak memakai topi pada upacara pagi ini.

Bukan hanya empat perempuan itu. Beberapa anak kelas lain yang melanggar juga berdiri di sana menghadap terik matahari.

"Sialan si gundul pacu cul. Di kira enak berdiri disini," Malika berbisik pada sahabatnya dengan amat kesal.

"Rasanya gue pengen botakin dua kali tuh si gundul pacu cul," Cetus Vanya menatap pak Rizal benci yang berdiri santai di bawah pohon mangga besar.

Fikar yang bertugas sebagai pemimpin menatap empat perempuan yang mulutnya tidak berhenti berkomat kamit.

Tasya menghapus peluh keringat yang membasahi dahinya. "Panas banget,"

"Kapan sih selesainya," Vanya menggerutu karena upacara yang masih belum selesai juga.

Fikar menatap satu perempuan yang berhasil mengambil fokusnya. Perempuan itu terlihat menunduk menghindari teriknya matahari yang menimpanya.

Nafas Adela sedikit sesak. Menggigit bibir bawahnya keras adalah cara menghindari ringisan yang keluar dari bibirnya.

"Jangan sekarang,pliss jangan sekarang"

Bruk

"Adela," pekik Tasya,Malika dan Vanya.

Mata Fikar membelalak,tanpa fikir panjang ia berlari menuju Adela lalu menggendongnya menuju uks.

Semua tatapan mengarah pada Fikar yang menggendong Adela. Banyak yang berbisik-bisik mengorek kembali gosip lama yang menyebar mengenai hubungan Adela dan Fikar dulu apakah benar atau tidak.

•••
Fikar membaringkan Adela dengan amat pelan di brankar uks. Sudah sejak lama dirinya membaca gelagat perempuan yang sedang terbaring itu pada saat upacara berlangsung. Dia yang banyak bicara malahan hanya beberapa kali merespon ucapan sahabatnya ketika di hukum pada upacara itu.

"Mana sih petugas uksnya," decak Vanya karena petugas uks yang berpiket hari ini belum muncul juga.

"Adela gak punya penyakit apa-apa kan,"

Tasya menatap tajam Malika begitu juga dengan Vanya karena ucapan Malika sangat tidak pantas untuk di ucapkan.

"Jangan ngomong Sembarang lo," tegas Vanya sampai-sampai Malika terkejut.

" Maaf," Malika menunduk takut karena melihat perubahan wajah Vanya.

"Malika gak bermaksud ngomong gitu Vanya. Sekarang itu kita mikirin keadaan Adela aja," terang Tasya bijaksana karena dirinya sangat hafal bagaimana sifat Malika.

"Tapi gak gitu juga cara ngomongnya,ucapan dia seakan-akan doain Adela kenapa-napa," Sungut Vanya lagi bahkan membuat Malika berkaca-kaca.

"Maaf,gue gak bermaksud kayak gitu,"

11/12Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang