Red Dress

1K 58 17
                                    

Seorang wanita dengan elegan memasuki ruang pertemuan dengan dress off-shoulder berwarna merah ruby, kalung berlian cartier dan high heels senada dengan dress yang ia gunakan membuat semua orang mengalihkan perhatian semua orang

Tak terkecuali seorang wanita dengan turtle neck putih, trousers hitam dan blazer hitam sedang menatap ke pusat perhatian dengan dingin

Tak lama ia mendekati wanita tersebut. kemudian ia langsung menarik pergelangan tangan wanita itu dan menyeretnya pergi, tak peduli dengan orang-orang yang menatap nya aneh, ia berjalan dengan terburu ke arah lift, menekan tombolnya dengan tidak sabar begitupula dengan genggaman tangannya yang semakin lama semakin kuat hingga rintihan kecil wanita malang itu terdengar

"Rene stop! Aku kesakitan" jeritnya kecil sambil memegang jemari wanita yang dipanggil Rene itu berharap cengkraman nya dilonggarkan

Tingg...

Pintu lift terbuka tepat setelah perempuan itu menjerit dan Rene atau yang bernama lengkap Bae Irene itu langsung menghempas genggaman nya dengan kasar mendorong masuk tunangannya yang bernama Wendy hingga wanita itu kehilangan keseimbangan sampai akhirnya ia terduduk, merasakan dingin nya lantai lift yang menyentuh langsung ke permukaan kulit pahanya yang seputih susu

"bukankah sudah kubilang untuk tetap berada didalam kamar Son Wendy" tekan Irene sambil membungkuk dan menarik dagu Wendy dengan tangan kanan agar menatap matanya

"kenapa tidak menurut?"lanjutnya lagi sambil tangan kirinya menekan tombol lantai lift tanpa melihat

"Damnn... Girl look so hot"kata Wendy dalam hati.

"Irene! Aku bukan anak kecil lagi..." protes Wendy sambil berdiri berusaha menahan aura mendominasi milik Irene

"jangan selalu membatasi ku!" lanjut Wendy lagi sambil menepis tangan Irene di dagunya. Membuat insan itu menyeringai

"benarkah?" pertanyaan dari Irene yang terdengar seperti ancaman membuat bulu kuduk milik Wendy berdiri memakan, menggerogoti keberanian dan nyali yang ia tunjukan barusan ditambah lagi dengan bola mata berwarna cokelat madu yang menatap,menembus jiwa nya.

Irene mendekat dan mendesak Wendy yang sudah berada di sudut lift. Lalu tangan nya merangkap kedua sisi tubuh mungil itu

"kau tidak menjawabku..." bisik Irene

"aku tanya sekali lagi. Benarkah?" lanjutnya lagi sambil menghembuskan nafas pelan disebelah daun telinga Wendy membuat empunya menegang menggenggam handrail hingga buku-buku tangan nya memutih

Tingg...

Kali ini ia diselamatkan dengan pintu lift yang terbuka membuat keduanya langsung berpidah posisi.

"ikut aku" suruh Irene dengan singkat dan tegas keluar dari lift tanpa menunggu Wendy

Sedangkan manusia olaf itu menurut sambil mem-pout kan bibirnya.

Ia berhenti berjalan saat melihat Irene menunggunya di daun pintu kantor terbuka yang bertuliskan chairman.

Kemudian ia masuk kedalam dan segera Irene menutup pintu dan menguncinya

Lalu ia mendekat pada Wendy yang menatap takut padanya

Ketika ia melangkah maju maka Wendy akan mundur begitu pula seterusnya hingga Wendy sekali lagi tersudut diujung ruangan.

Tentu saja kesempatan itu tidak disia-siakan oleh Irene. Wanita dingin itu langsung merangkap Wendy dengan satu tangan sedang satunya menarik dagu manusia olaf mencium dan melumat nya kasar hingga Wendy memukul-mukul pundak dan dadanya sebelum Irene menangkap dan menyatukan tangannya diatas kepala Wendy membuat insan itu tidak bisa melakukan apapun selain pasrah

Red Dress - Wenrene [M]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang