6 Days (Jaehyun x Joy)

6 Days-1

Park Sooyoung bernapas lega setelah sekian lama ia tak datang ke negeri sakura ini, ia memutuskan untuk berlibur seorang diri karena ingin merefleksikan dirinya dari segala beban pikiran yang ia tampung selama ini. Di usianya yang ke duapuluh empat, Sooyoung kini tengah disibukkan dengan pekerjaannya sehingga ia tak memiliki waktu untuk berkencan dengan seseorang.

Ya, Sooyoung pikir dengan memiliki pekerjaan bagus, gaji yang bagus ia tak membutuhkan kekasih lagi. Hal itu sudah cukup untuknya, bisa menghidupi dirinya sendiri tanpa bantuan kedua orangtuanya sudah ada kepuasan tersendiri di dalam dirinya. Walaupun ayahnya masih bersikeras ingin mengirimi Sooyoung uang bulanan namun Sooyoung selalu menolaknya, ayahnya sudah cukup bekerja keras selama ini, untuk membiayai hidupnya selama dua puluh satu tahun.

Sooyoung tersenyum kecil, ia menggeret kopernya, dan menaiki taksi untuk menuju ke hotel tempatnya menginap selama enam hari kedepan. Sooyoung tak terlalu fasih berbahasa Jepang, namun cukup mengerti bila seseorang berbicara padanya menggunakan bahasa Jepang, lagipula ia tak akan bicara banyak pada orang lain, hanya dengan resepsionis hotel, atau supir taksi--mungkin.

Di tengah perjalanan, Sooyoung menikmati udara Jepang yang juga hampir mirip dengan udara Korea, namun tentu saja dengan suasana dan vibes yang berbeda, di pinggiran jalan, Sooyoung menemukan sebuah street food yang menarik perhatiannya, ia lantas saja meminta sang supir berhenti, karena ia ingin mengunjungi street food tersebut.

"Aku akan mengunjungi street food itu sebentar saja, mohon ditunggu ya," ucap Sooyoung dengan bahasa Jepang seadanya, karena terlalu excited ingin merasakan makanan Jepang langsung di negaranya, Sooyoung yang sudah hampir sampai itu baru teringat, ia lupa membawa dompetnya!, ia berbalik ingin kembali ke taksinya, namun tak menemukan taksinya itu ada di sekitar sana.

Rasa panik mulai menghantui Sooyoung, ia dicopet oleh supir taksinya sendiri!, sial sekali Sooyoung, baru saja tiba di negara orang ia malah tertimpa hal yang benar-benar buruk, lebih buruk daripada terjatuh ke aspal!.

"Bagaimana ini?!" Sooyoung mondar-mandir disana sambil menggigiti kuku berwarnanya, masih sedikit berharap supir taksi itu akan kembali lagi, sepuluh menit berlalu, tapi supir sialan itu benar-benar tak kunjung kembali, Sooyoung benar-benar sudah kecopetan sekarang!. ia tak memegang apapun di tangannya!!!.

Sooyoung menoleh kebelakang, dengan napas berat, Sooyoung memutuskan untuk berjalan ke arah street food itu, bertujuan untuk meminjam ponsel seseorang untuk menelpon temannya untuk meminta bantuan, walaupun ia masih tidak tau siapa yang akan ia mintai tolong.

"Permisi, bisakah aku meminjam telepon?, aku baru saja kecopetan, aku ingin menghubungi temanku?" Sooyoung mendatangi salah satu ruko makanan yang kebetulan belum ada pelanggan saat itu, sang penjual terlihat ragu, namun melihat raut wajah panik dan putus asa Sooyoung, ia merasa kasihan.

"Kasihan sekali kau nak, ini ku pinjamkan," Sooyoung tersenyum senang, ia membungkukkan badannya, berterimakasih pada bibi penjual makanan itu. Sooyoung hanya mengingat nomor telepon Rowoon, teman sekantornya sekaligus sahabatnya, ia memutuskan untuk menelpon lelaki tinggi itu.

Setelah menunggu beberapa saat, akhirnya panggilan teleponnya di angkat,

"Halo, hei Kim Rowoon! ini aku Sooyoung, kenapa lama sekali mengangkat teleponku?,"

"Eoh?, ini kau Sooyoung?, aku kira siapa, kau pakai nomor Jepang?"

"Ck, tidak ada waktu untuk membahas itu, aku baru tiba di Jepang kau tau kan?, tas dan koperku di copet oleh supir taksi yang kunaiki, aku tak membawa apa-apa sekarang"

"APA?!, HEI PARK SOOYOUNG! BAGAIMANA BISA KAU LALAI BEGITU, ayolah Sooyoung, kau tak punya kerabat sama sekali disana!" Sooyoung menghela napas panjang, Rowoon benar, supir taksi sialan!, bahkan Sooyoung sekarang tak bisa check in ke hotel yang sudah ia booking, karena semua buktinya ada di dalam ponselnya.