Sebelumnya, thank you very much for your great feedback.
But, aku sama sekali nggak menormalisasi feedback boomvote ya, I'm really sorry.
Aku mau kita saling support untuk sama-sama menyelam dalam karya satu sama lain, bukan hanya sekedar mencari nama, dan perbanyak vote. Noooo, I don't need that.
Buat yang mampir kalo cuma mau buang sampah vote aja tanpa mau membaca cerita ini, just go guys (kamu pergi saya, bye👋) masih banyak lapak lainnya.
I love u guys. Maka dari itu, mari saling support!
* * *
Pukul dua dini hari.
Reyska merenggangkan ototnya yang terasa kaku. Cowok itu menghabiskan waktu seharian penuh untuk merapihkan dan mendekor apartemen barunya. Dan sekarang ia benar-benar merasa kelelahan.
Baru saja membanting badan ke sofa dan ingin istirahat, dering telepon terdengar dari dalam kamar. Siapa lagi orang yang berani meneleponnya tengah malam begini selain ibu negara?
Setelah sampai di kamar, Reyska buru-buru mengangkat telepon tersebut. "Halo, ma," tuturnya pertama kali ketika panggilan tersambung.
'Tadi mama ada belanja keperluan kulkas. Mama taruh di jok belakang mobil. Kelupaan tadi ngasih tau kamu. Buruan ya, Rey, takut nanti sayurnya keburu layu.'
Terdengar decakan kesal dari mulut Reyska. "Repot, ma."
'Rey,' suara mama terdengar seperti mengancam. Reyska jadi tambah kesal. Buru-buru cowok itu mengiyakan dan mematikan panggilan dengan sepihak. Tidak peduli dengan mama yang pastinya tengah mengomel di seberang sana.
Dengan langkah gontai Reyska keluar dari ruang apartemen. Turun ke bawah menuju tempat parkiran mobil.
Lagi-lagi Reyska berdecak kesal melihat barang belanjaan yang kelewat banyak. "Mama suka banget ya ngeribetin gue," sungutnya.
Dengan susah payah akhirnya Reyska dapat membawa semua barang belanjaan merepotkan itu sampai ke lantai tujuh.
Langkahnya terhenti dan matanya membulat kaget ketika melihat seorang wanita dengan pakaian minim tengah bersandar di depan pintu apartemennya.
Wanita itu terhuyung ke belakang ketika pintu berhasil terbuka. Reyska masuk meletakkan barangnya tanpa menutup pintu. Lalu, kembali keluar berniat membangunkan cewek asing yang terdampar di depan pintu apartemennya dalam kondisi tidak sadarkan diri.
Reyska berjongkok. Meneguk saliva nya dengan susah payah.
Cobaan apa lagi ini ya Tuhan?
Dengan dress merah hati di atas lutut bertali tipis dan juga ketat, menampilkan setengah dari gunung kembar milik wanita itu keluar. Belum lagi lips matte merah yang terukir di bibir tipis cewek itu. Benar-benar menggoda.
Reyska menggeleng kuat. Ia tidak mau menjadi cowok brengsek yang mengambil kesempatan dalam kesempitan. Bukan tipenya sama sekali.
"Heh."
Reyska menepuk-nepuk pipi wanita itu. Namun, tidak bergerak sama sekali.
"Bangun."
Kali ini, Reyska mencoba menggoyangkan bahu wanita itu. Lagi-lagi tidak bergerak.
Perlahan Reyska mendekatkan wajahnya pada mulut wanita itu yang setengah terbuka. Mencium aroma yang begitu menyeruak. Seperti dugaan awalnya, wanita itu mabuk.
KAMU SEDANG MEMBACA
Changeable Girl
Teen Fiction"Bukankah dunia lebih menarik jika ada hal yang tidak biasa?" Feira Agustine, salah satu Most Wanted yang menjadi objek khayalan nakal para cowok. Cara Feira berpakaianlah yang menjadi penyebabnya. Belum lagi ia terlahir memiliki wajah yang cantik...