Chapter 5

2.3K 375 68
                                    

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

Hari-hari Sean lebih banyak ditemani oleh Wang Yibo ketika Kakek Wang pergi ke Amerika. Bagaimana pun, pria tua itu tidak bisa meninggalkan bisnisnya di sana. Jadi, Yibo yang akan selalu berada di dekatnya untuk menjaga dan melindungi dirinya beserta Baby Wang, sesuai perintah sang kakek. Baik Kakek Wang maupun Yibo masih menyelidiki pelaku pembunuhan keluarganya.

Tidak mudah bagi Sean untuk bisa bekerjasama dengan pemuda dingin tersebut. Selain minim ekspresi, Yibo juga sangat minim kata-kata. Namun, karena mereka hanya tinggal berdua, Sean belajar beradaptasi dengan kepribadian pemuda sinis itu.

Suatu hari keajaiban terjadi. Wang Yibo berdebat panjang lebar dengannya, meskipun dalam bentuk peringatan.

"Tidak! Kau tidak boleh memasak!" Telunjuk Yibo teracung pada Sean yang sudah memegang spatula dan wajan. Siap bereksperimen dengan menu baru yang ditemukannya.

"Kenapa?"

"Kau tidak bisa memasak," tuding Yibo langsung.

Sean tidak terima. "Kata siapa? Aku bisa memasak apapun! Masakanku tidak pernah gosong. Dagingnya juga dengan kematangan yang pas dan sangat empuk. Kalau soal rasa itu selera masing-masing. Aku bahkan bisa memasak dengan bahan apa saja."

Yibo salah bicara. Ia harus mengakui bahwa Sean memang bisa memasak. Tapi masalahnya yang dimasak pemuda itu adalah menu yang tidak biasanya.

"Oke. Kau bisa memasak," ralat Yibo. "Tapi menumu selalu aneh."

"Sudah kukatakan soal rasa itu selera masing-masing. Lagian kau menganggapnya aneh karena kau baru pertama kali memakannya. Semua orang juga begitu kalau baru pertama kali. Tapi jika sudah sering, lama-kelamaan juga akan terbiasa."

"Apanya yang terbiasa kalau kau selalu memasak menu yang berbeda?! Ayam goreng contohnya. Sudah dua kali kau memasak ayam goreng. Tapi keduanya beda rasa karena kau menambah bumbu anehmu. Yang pertama kau memakai campuran selai stroberi dan nanas untuk memberi rasa asam. Yang kedua kau mencampurnya dengan wasabi. Apa-apaan itu!"

"Tapi para pekerja di rumah ini memakannya hingga habis." Sean tak mau kalah. "Berarti tidak ada masalah dengan menu masakannya. Lidahmu saja yang berbeda."

Yibo mendengus seraya berkacak pinggang. "Mereka buang-buang air. Apa kau tak tahu?"

"U-uh!" Sean merengut kesal. Lalu berubah muram ketika meletakkan spatula dan wajan ke tempatnya.

Suasana yang tiba-tiba hening karena perubahan mood si pria manis terasa tidak nyaman. Yibo menghela napas sebelum berkata dengan suara yang lebih lembut. "Masakanmu akan lebih enak kalau kau memasaknya dengan bahan yang biasanya. Tidak perlu dicampur bahan apapun lagi."

Sean tidak bergeming. Pria itu masih saja menunduk.

Lalu untuk menghiburnya, Yibo berkata lagi, "Ngomong-ngomong soal ayam goreng, aku ingin memakannya malam ini. Bisa kau buatkan untukku. Tapi tolong yang normal saja."

GOOD FELLAS [END di PDF]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang