KETIKA MALAM MENANGIS

4 1 0
                                    

Langit juga seakan mengerti apa yang sedang aku rasakan,
  Dia memajang kegelapan,yang berarti malam
  Tetapi dia juga menyertai gemuruh beserta kilat pada waktu yang bersamaan,
  Itukah yang dinamakan mendung dimalam hari?
  Dimana semua terai yang sudah berbaur dan bersatu tidak dapat ditampilkan pada cerahnya semesta.
  Mengapa? Karena langit tidak ingin indahnya semesta yang cerah binasa hanya karena dia menangis.
  Maka dari itu langit memilih mencurahkan perasaannya ketika suramnya semesta agar tiada raga yang terusik dengan kegaduhan yang dia timbulkan.
  Tetapi ada yang tidak diketahui oleh langit, bahwasanya aku pecinta malam, dia tidak tahu bahwa ada aku yang selalu menyaksikan kala dia mendung,hujan, bahkan saat badai sekalipun aku tetap ikut meratapinya,
  Mengapa? Karna aku dan langit sama, kami sama-sama mencurahkan lara ketika semesta menggelap.
  Aku menangis dalam diam setiap malam, tetapi dengan tabah langit menjadi saksi bisu duka lara yang kucurahkan, bahkan terkadang ia juga ikut meneteskan rintik dari antariksa.
  Jadi apa salahnya jika aku juga ingin menemani langit ketika ia bersedih?
  Kepada Langit, sekalipun seluruh semesta meninggalkanmu , percayalah aku bukan salah satu dari mereka...    

#368_28*

Minggu, 22 Agustus 2021

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 22, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

 DêLireTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang