Letter (Tartali)

71 1 0
                                    

Teruntuk Zhongli-xiansheng,

Apa kabarmu, xiansheng? Kuharap kamu baik-baik saja. Aku? Tentu saja aku di sini baik-baik saja, haha. Saat aku sedang menulis surat ini, badai salju kembali melanda Morepesok. Salju yang sudah tebal kembali menebal. Udara yang memang sudah dingin kembali mendingin. Aku sampai meringkuk bulat bersama selimut tebal. Ingusku saja tidak ada niat untuk mengalir, sudah beku di hidung. Untung saja Tonya sedang membuat sup hangat, borsch. Hmm aromanya sampai menyeruak ke kamarku. Perutku sampai keroncongan dibuatnya. Kalau saja xiansheng di sini, kita bisa makan borsch bersama.

Oh iya, selama aku nggak di sana, xiansheng minjam duit siapa? Ah, kuharap xiansheng selalu ingat membawa dompet. Aku nggak mau xiansheng minjam duit ke siapapun kecuali aku. Tapi, kalau memang kepepet ya apa boleh buat. Tetap saja, xiansheng jangan lupa bawa dompet! Kumohon...

Kamu tahu, xiansheng? Di saat aku sedang bertugas, berkeliling di Snezhnaya, aku selalu membayangkan seandainya kamu ada di sini, di sisiku. Ada danau beku yang memantulkan cahaya kala matahari terbit. Ada keindahan kristal beku yang memantulkan serabut pelangi kala cahaya menyinari. Ada juga pelangi indah yang muncul di malam hari bernama Aurora. Zhongli, aku ingin menunjukkan semua keindahan itu padamu.

Aku nggak tahu kamu sudah melihat semua itu atau belum. Kalau mengingat umurmu, 100% pasti sudah lihat. Tetapi, tetap saja aku ingin melihat seluruh keindahan dunia berdua denganmu, Zhongli. Aku ingin kita berjalan berdampingan, tertawa bersama entah menertawakan apa, dan jangan lupa sambil bergandengan tangan. Tanganku sangat dingin tanpamu, Zhongli. Aku sangat berharap ada kamu yang bisa menghangatkan tanganku. Ah, aku kangen kamu, Zhongli.

Aku kangen suaramu, aku kangen senyuman mu, bahkan aku kangen saat kamu berkata mengenai hal random yang kamu lihat. Aku kangen saat di mana kita berjalan sore bersama menikmati senja di Liyue Harbor, aku kangen saat di mana kita melihat hujan lentera, aku juga rindu pandangan memelas mu saat tahu kalau kamu lupa bawa dompet dan memintaku untuk membelikannya. Demi Tsasitsa, saat kamu sudah menggunakan tatapan itu, aku tidak akan pernah bisa menolak mu. Ah, kapan aku bisa kembali ke sisimu, ya?

Mungkin, aku sudahi dulu surat ini. Kalau diteruskan, bisa-bisa besok aku sudah berangkat ke Liyue dan memelukmu erat, haha. Tapi sayang sekali, aku belum bisa kembali ke Liyue. Biasa, urusan fatui. Aku nggak bisa menjelaskan detailnya karena memang sudah aturannya, maafkan aku ya.

Zhongli, aku kangen kamu. Aku sangat mencintaimu. Setiap hari, setiap waktu, setiap saat, aku selalu mengingatmu. Kutunggu selalu balasan surat darimu. Kalau ada apa-apa, beritahu saja ya. Akan ku usahakan segera ke tempatmu.

Penuh cinta,

Ajax.

-

Lama nggak up hehe
Ini ide mendadak nongol gara-gara dengerin lagu 'Wait For You' 😳
Karena ini ide dadakan kayak tahu bulet, jadi yaa ini prompt pasaran /heh. Tapi mumpung pas banget sama lagunya, jadi ya gatel tangan kalo nggak ngetik hehe.

Hope you like it yoo 😚

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 22, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Kumpulan One ShootTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang