01 : Sekolah

9 0 0
                                    

Happy reading....

Arshela sedang menelusuri koridor dengan santai untuk menemui Kepala Sekolah. Mata hitam nya menatap jalan dengan pandangan lurus dan sesekali melirik siswa atau siswi yang menatap nya dengan pandangan yang berbeda-beda.

Sesampai di ruangan Kepala Sekolah, Arshela mengetuk pintu untuk memastikan ada tidak nya orang di dalam.

"Silahkan masuk"

Setelah mendapat izin, Arshela segera masuk dan menemui Kepala Sekolah yang sedang berkutik dengan laptop berwarna hitam tersebut.

"Selamat pagi Pak." Ucap nya sopan.

"Pagi, kamu Arshela Quenza anak Beasiswa itu kan?"

"Iya."

"Kamu di Kelas IPS 11A dan nanti kamu di antar oleh wali kelas kamu."

Arshela hanya diam sambil menunggu wali kelas nya yang sedang dalam perjalanan. Beberapa menit kemudian Guru tersebut tiba dan menyuruh Arshela mengikuti nya ke kelas.

"Selamat pagi anak-anak."

"Pagi Buk!" serempak mereka menjawab.

"Kalian kedatangan teman baru, perkenalkan nama kamu di depan."

"Arshela Quenza."

Singkat dan padat

Mereka hanya diam mendengar kata Arshela yg terbilang sangat singkat.

"Ada pertanyaan anak-anak?." Tanya Bu Guru memecahkan suasana.

"Saya Bu." Ucap seorang laki-laki yang duduk di pojokan , pasti dia biang rusuh disini! pikir Arshela.

"Silahkan Bibim."

"Kamu cantik." Rayu laki-laki yang bernama Bibim itu. Semua yg ada di kelas menyoraki ucapan Bibim yg sangat unfaedah sekali pemirsa.

"Semua cewek yg ketemu sama lo di bilang cantik." Ucap laki-laki yang ada di depan Bibim.

"Suka-suka gue dong " jawab Bibim sewot.

"Ada lagi yg mau bertanya?"

"Lo jalur beasiswa ya?" Tanya seorang gadis yg duduk di kursi depan.

Arshela mengangguk singkat sambil memperhatikan gadis yg di depan nya dengan pandangan aneh.

Sekolah apa open BO nih cewek! Batin Arshela

"Pantesan, cocok Lo sama si Upik abu sama-sama miskin." Ucap nya meremehkan.

Mereka tertawa mendengar ucapan gadis tersebut tapi tidak dengan Arshela yg hanya diam saja.

"Sudah-sudah kok malah ribut kalian, silahkan duduk di kursi yg kosong ya Arshela."

Arshela berjalan menuju kursi yg kosong ada di bagian belakang. Saat melewati kursi gadis tadi, dengan sengaja kaki nya menyenggol Arshela yg hampir terjatuh kalau saja dia tidak menyeimbangkan diri nya.

"Ups, sory sengaja haha."

Arshela hanya diam karna bagi nya meladeni gadis seperti itu hanya buang tenaga saja.

.

.

.

.

.

Bel istirahat berbunyi, semua murid keluar dari kelas menuju kantin untuk mengisi perut mereka yg kelaparan akibat pelajaran yang menguras tenaga.

Arshela keluar setelah semua teman-temannya pergi meninggalkan kelas mereka, dia berjalan santai menuju kantin.

Sesampai dia kantin, dia memesan minum dan makanan nya. Saat pesanan nya sudah ada dia melahap makanan nya dengan hikmat tapi itu hanya beberapa detik saja karena kantin tiba-tiba sunyi. Arshela pun menoleh kenapa semua murid di kantin diam dan memandang ke arah nya dengan pandangan aneh.

Brak!

"Siapa yg nyuruh lo duduk disini?" Tanya laki-laki yang penampilan berantakan beserta teman-temannya kurang lebih ada 7 orang.

Arshela tidak menjawab dia hanya menatap tajam ke arah laki-laki tersebut.

"JAWAB! SIAPA YG NYURUH LO DUDUK DISINI!?" Bentak nya dengan emosi

"Gak ada." Ucap Arshela dengan santai.

"Berani banget Lo duduk disini, Lo gak tau ini tempat punya kita." Kata laki-laki yg ada di samping nya dengan penampilan lumayan rapih.

"Emang disini ada nama Lo Lo pada? Gak ada kan."

"Berani banget Lo."

"Pergi." Ucap laki-laki tadi

Arshela menoleh meja yang ada di samping nya dan menyuruh mereka duduk disana. "Tuh ada meja kosong, kalian bisa kan duduk disana, lagian apa salah nya gue disini. Sama-sama meja dan sama-sama terbuat dari kayu bukan dari emas atau berlian."

Semua yg ada di kantin melebar kan mata nya begitu mendengar perkataan Arshela yg terbilang menantang.

"Gue bilang pergi."

Arshela tidak mendengar perkataan nya dan lanjut memakan makanan nya dengan santai. Laki-laki tersebut emosi dan membuang makanan yg lagi di santap oleh Arshela.

Prank!

"Lo udah salah nyari gara-gara sama gue." Desis nya menahan emosi.

Arshela menatap tajam kearah nya dan berdiri untuk mendekati mereka.

"Gue udah cukup sabar buat gak ngehajar Lo dan antek-antek Lo ini, tapi dengan cara Lo ngusik gue lagi makan itu tanda nya Lo setuju buat gue hajar."

"Cewek belagu kek Lo jangan sok deh, Lo jangan nantangin Bos kita."

BUGH

Arshela memukul rahang lelaki tersebut sampai tersungkur. Semua menatap cengo ada juga yg terpekik melihat lelaki yg mereka takuti di hajar oleh seorang gadis.

"Bangsat! Mau Lo apa hah?" Tanya salah satu di antara mereka.

"Lemah banget lo." Setelah berkata begitu Arshela pergi meninggalkan mereka yg diam seperti patung, ada yg kagum dengan sikap berani Arshela dan ada yg ngeri melihat Genk yg mereka takuti akan melakukan pembalasan terhadap Arshela.

Apakah Arshela perduli? Oh tentu tidak, dia berjalan dengan santai tak memperdulikan pandangan orang-orang yang melihatnya dengan pandangan aneh.








Selamat datang di akun aku
Mohon koreksi nya buat cerita ini ya Wee

Tolong koment dan vote ya woy
Kita kan kawan

Horas :)
Anak Medan

ARSHELA (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang