Sore hari, jalanan komplek nampak dipenuhi oleh anak-anak yang berlarian dari berbagai penjuru. Tak terkecuali Hanan yang berlari dari ujung jalan dengan cangcut dan kaos oblong tanpa lengannya. Tidak melupakan tangannya yang menenteng es teh plastikan yang ia buka dari sudut bawah. Buru-buru ia habiskan, kalau ketahuan Papi bisa mati ditempat nanti.
"Melva!" Panggil Hanan pada sosok berpeci yang memegang satu stoples kelereng.
"Hanan, kamu dekil sekali." Balas Melva saat melihat bagaimana penampilan Hanan sekarang.
"Kamu kenapa main kelereng kok pake peci?" Hanan heran deh, kok ada sie orang mau main kelereng pakaiannya kayak mau ngaji gini.
"Sstt Hanan, jangan keras-keras. Nanti Abi denger kalo aku bolos ngaji." Melva ngomongnya yang bener-bener pelaaaannn banget. Soalnya kalo Abi denger dia nanti bakal dihukum.
"Apa aku bilangin om Kun aja deh ya." Hanan yang sok-sokan mikir gitu sambil kedua tangannya nantang disamping pinggang. Ya persis deh sama bapak-bapak yang mergokin anaknya nakal.
"Hanan enggak boleh nakal." Melva merengut sedih. Ya gimana, dia kan pengen main kelereng kerumah Renal tapi Abi nyuruh berangkat ngaji.
"Aku gak bilangin om Kun deh." Ujar Hanan dihadiahi oleh mata berbinar-binar milik Melva. "Tapi ada syaratnya." Lanjutnya lagi dengan wajah tengil tanpa dibuat-buat.
"Tapi jangan yang susah-susah yaaaa. Jangan yang mahal-mahal juga, aku kan enggak punya uang." Melva memelas, menatap Hanan seolah ingin diberi keringanan.
"Enggak susah kok, besok kamu bawa bekal dua ya ke sekolah, aku kan pengen juga mam sosis bunga kayak kamu kemarin." Hanan berujar pelan, melasss banget, Melva kan jadi enggak tega ngeliatnya.
"Oke deh nanti aku bilangin sama Umi. Tapi janji ya, kamu enggak bilang-bilang sama Abi aku." Melva mengulurkan jari kelingkingnya disambut dengan wajah sumringah milik Hanan.
"Janji."
🐻
Dan beneran aja, paginya Melva bawa dua kotak bekal. Satu buat dia dan satunya lagi buat Hanan. Hanan excited banget waktu Melva naruh bekal mam di hadapannya. Pas Hanan buka, waw, dia gak bisa berkata-kata. Soalnya, bekal buatan Umi-nya Melva ini lucu banget.
Hanan girang banget, soalnya baru kali ini dia bisa mam bekal. Papi enggak pernah bikinin Hanan bekal nasi lucu, palingan cuma sarapan aja. Papi enggak bisa buat yang lucu-lucu gini soalnya.
"Melva, bilangin ke Umi kamu, ya. Makasih bekalnya, Hanan suka." Hanan masih memandang takjub bekalnya. Jadi sayang banget kalo dimakan, entar rusak.
"Nanti kalau mau, aku bilangin ke Umi biar setiap hari kamu dibikinin bekal sama Umi." Melva menawarkan diri. Dia kadang kasihan sama Hanan, anak-anak dikelasnya biasa bawa bekal nasi yang dibentuk lucu-lucu, tapi Hanan cuma bawa bekal roti sama susu kotak.
"Nanti aku minta sama Papi aja deh." Hanan enggak yakin sih Papi bisa buat kayak gini, tapi nanti deh Hanan coba bujuk Papi.
🐻
Pas malemnya, Hanan kebangun karena suara petir yang menggelegar. Dia celingak-celinguk mencari keberadaan boneka beruangnya. Lalu berjalan keluar kamarnya dan menuju ruang kerja Papinya.
Hanan mengintip dari celah pintu yang sedikit terbuka. Papinya sedang duduk didepan komputer dengan wajah yang kelewat serius.
"Papi..." Hanan memanggilnya hati-hati.
"Yes, boy?" Johnny yang lagi sibuk sama kerjaannya menoleh kearah anak laki-lakinya. Raut wajah seriusnya berganti dengan raut gemas melihat anak laki-lakinya.
"Papi sibuk, yaaa?" Hanan mengucek sebelah matanya, berjalan kearah Johnny dengan boneka beruang dipelukannya.
"Enggak kok, ini papi udah mau selesai. Kenapa, hm?" Tanya Johnny sambil mengangkat tubuh mungil anaknya untuk duduk di pangkuannya.
"Aku mau tidur sama papi, boleh?" Johnny mencium pucuk kepala Hanan dengan sayang.
"Boleh dong. Papi cuci muka dulu, ya. Kamu ke kamar Papi duluan, nanti Papi nyusul." Katanya sambil mengusak rambut Hanan yang mulai tumbuh panjang.
"Siap, Papi." Hanan langsung saja melompat dari pangkuan Papinya. Berjalan keluar ruangan kerja Papinya dengan boneka beruang yang kali ini ia seret.
Sepeninggalan Hanan, Johnny enggak langsung mencuci mukanya. Ia malah menghela nafas panjang. Hanan itu tipe anak yang enggak menuntut banyak hal. Kalau Hanan sudah menyambanginya di ruang kerja seperti sekarang, pasti ada banyak hal yang ingin anak itu ceritakan.
Pada akhirnya Johnny beranjak dari tempatnya duduk, berjalan menuju kamar mandi untuk mencuci mukanya. Saat membuka pintu kamarnya, ia menemukan Hanan yang duduk di ranjangnya sambil bertopang dagu.
"Mau Hanan yang peluk Papi, atau Papi yang peluk Hanan?" Tanya Johnny sesaat setelah merebahkan dirinya di atas kasur.
"Hanan yang peluk Papi." Katanya sambil memeluk Papi,
tangan mungilnya menepuk-nepuk punggung Papinya meskipun tangannya hanya sampai pada pinggang sang Papi."Papi..."
"Hmm?" Gumam Johnny.
"Aku tadi mam bekal, lucu banget Papi." Johnny mengerut heran, pasalnya ia hanya memberi Hanan bekal berupa roti bakar dan susu kotak. Darimana lucunya?
"Apanya yang lucu, hm?" Johnny ganti mendekap Hanan dan mengelus lembut rambut anaknya.
"Umi-nya Melva yang bikinin bekal, lucu banget Papi. Nasinya di bentuk-bentuk gitu, terus sosisnya jadi bunga."
"Oh, Umi-nya Melva yang bikinin?" Hanan mengangguk saat kecupan Papi mendarat di keningnya. "Udah ngucapin terima kasih belum?"
"Udah, Papi. Katanya Melva mau bilang sama Umi-nya buat bawain bekal buat Hanan setiap hari." Hanan mulai nyerocos lagi, Johnny hanya mendengarnya dengan seksama.
"Hm-mm?"
"Tapi Hanan enggak mau, soalnya nanti Umi-nya Melva capek kalo harus buatin aku bekal mam tiap hari." Hanan ndusel ke dada Papinya. Raut wajah Hanan kelihatan sedih banget, Johnny sebagai orang tua yang baik jadi gak tega.
"Besok Papi yang buatin bekal lucu buat Hanan deh, ya?" Johnny membuat penawaran.
"Beneran?" Hanan seketika mengangkat wajahnya, matanya berbinar-binar menatap sang papi. Namun binar tersebut enggak bertahan lama, bibirnya melengkung kebawah. "Enggak deh, nanti Papi harus bangun pagi-pagi buat masak mam-nya."
"Enggak apa-apa dong, kan nanti Hanan bisa bawa bekal mam yang lucu kayak temen-temen." Tangan Johnny masih setia mengusap surai anaknya lembut.
"... Papi."
"Hm?"
"Mau Mami."
Jangan tanyakan bagaimanapun ekspresi Johnny sekarang.
a.n
haiii, ketemu lagi sama bocil Hanan.
baru mulai udah mau Mami aja gasieee.
Silahkan kirim cv ketempat Papi Johnny untuk perekrutan Mami baru buat Hanan.
see you💋
KAMU SEDANG MEMBACA
First to be a Father
Fanfiction"ABI!" . "BABE!" . "PAPA!" . "PAPI!" . "AYAH!" . "DADDY!" . "BAPAK!" HADEHHHH PUSING First to be a Father ©hii_dyah