This Is First Love 2

(1)

Seorang wanita terbangun dari tidurnya, dia terduduk diatas kasurnya lalu menatap tangan kirinya dan perlahan menggerakkannya.

"I-ittai..."

Tanggannya masih sakit karna luka yang diterimanya saat pertarungan sebelumnya.

"Tangan ku masih sedikit sulit digerakkan" ucapnya sambil beranjak dari kasurnya.

Dia membuka pintu kamarnya dan pergi menuju kedua orangtuanya berada.

"Oka-san.. Otto-san.."

Kedua orang tuanya yang melihat putrinya telah bangun langsung menyapanya dengan senyuman.

"Y/n, Makanlah" ibunya menyapa gadis itu.

"Baiklah" dan duduk di kursi meja makan.

"Pertarungan kemarin membuat tangan kiri mu terluka kan?, Apa itu masih terasa sakit?" Ucap ayahnya

"Sedikit" jawabnya.

"Yokatta, kau pasti sangat lelah kan kemarin?" Ujar ibunya mengelus rambut putrinya.

"Sanemi, dimana?" Ucap gadis itu sambil memakan sarapannya.

"Dia bilang ada urusan, tapi dia memberikan ini" jawab ibunya.

Itu adalah surat dan sebuah kalung.

"Dia juga mengatakan jangan membuka isi surat itu sebelum kalian berpisah"

"Eh? Memangnya apa isi surat ini?"

"Entahlah"

"Hm, baiklah aku akan mandi dlu"

• • •

Gadis itu keluar dan melihat langit sangat mendung dia menghela nafasnya dan berjalan untuk melihat sekeliling.

Dia bertemu Shinobu yang sedang berada di dekat situ.

"Ah Shinobu-san!"

"Ara~ kau terlihat sudah baikkan"

"Uhm!"

"Y/n-san mau kah kau membantuku?"

"Tentu"

Mereka pergi untuk membuat obat dan menyembuhkan orang yang terluka, dan hujan deras membuat y/n harus menunggu dikediaman Shinobu.

"Ini teh untukmu y/n-san"

"Uhm.. Arigatou"

• • •

Hujan reda dan akhirnya y/n pulang.
Saat masuk orang tuanya sedang mengobrol dengan seseorang.

"Sanemi!" Ucap y/n.

"Yo! Y/n!".

"Sanemi, soal kalung dan surat itu–"

"Yah, ini soal kekuatanmu, jika kekuatanmu menghilang dan kau kembali ke duniamu kita benar-benar tidak bisa bertemu" potong sanemi.

"Eh?"

BERSAMBUNG...

Kayaknya segini dulu deh:)
Maaf singkat karna author dah udh kehabisan ide.
Nanti bakalan panjang kok

Bye bye, sayonara😘
Jan lupa vote, om mbak