Bonus karena aku jodohnya Mitsuya
---
Kokonoi baru selesai mandi, sambil mengusak rambutnya yang basah ia berjalan menuju dapur. Mengambil selembar roti dan satu kotak susu putih untuk sarapan.
Seishu semalam sudah boleh pulang dari rumah sakit. Kondisinya sudah membaik walaupun seminggu sekali dia diwajibkan untuk cek kesehatan. Jadi, dengan senang hati dia berniat membuatkan sarapan untuk sang istri tercinta. Tangannya dengan cekatan mulai memanggang roti dan menggoreng telur.
"Astaga Koko maafkan aku"
Kokonoi sontak menoleh, mendapati Seishu turun tangga dengan tergesa. Menatap intens wajah yang masih tampak pucat.
Tangan Seishu mencoba menghalangi tangan suaminya dari peralatan dapur, "Koko duduk dulu ya, biar aku yang lanjutkan" katanya lembut dengan nafas masih berburu, mungkin lelah sehabis berlari.
"Oh iya kue yang kemarin diberikan Akane-san kusimpan dikulkas, terus kaleng merah didepanmu itu biskuit pemberian Mitsuya. Selagi menunggu masakan matang nyemil itu dulu ya, hehe" Seishu tersenyum sambil mengikat tali apron ke belakang.
Tanganya beralih mengambil beberapa lembar daging ham dari freezer, "Mau kubuatkan sup krim sebagai pendamping sandwich? Atau mau kubuatkan yang lain?"
"Inupi"
"Siomay untuk bekal makan siang. Kubuatkan lebih untuk sekertarismu"
"Seishuu"
"Iya?" Seishu menoleh sebentar sebelum kembali berkutat dengan masakannya.
Kokonoi beranjak menuju sang istri, "Kamu masih sakit, istirahat saja ok?"
"Aku sudah baikan, tenang saja" jawab Seishu, tangannya masih sibuk mengaduk pelan sup yang mulai mendidih.
"Wajahmu masih tampak pucat" Kokonoi menatap lekat wajah kuyu sang istri, "kamu harus banyak istirahat" katanya lagi, tangannya terulur hendak memegang pipi Seishu, "Tak apa aku yang buat sarapan hari ini, ya?"
Trak
Seishu membeku saat tidak sengaja menjatuhkan spatula ke lantai, ia tau tindakan berpotensi membuat sang suami marah.
"M-maaf aku tidak sengaja" buru buru mengambil spatula yang ia jatuhkan, sebelum Kokonoi menahannya, "Tidak perlu, biar aku yang bersihkan"
Kokonoi diam saja saat Seishu menepis kasar tangannya, namun raut mukanya menunjukan ekspresi keheranan. Kokonoi mendekat, hendak meraih sisi wajah Seishu, "Inupi..."
Tubuh Seishu tiba-tiba merosot jatuh, tampak gemetar. Sorot matanya ketakutan melihat tangan Kokonoi yang melayang kearahnya, "J-jangan, tolong jangan. Aku minta maaf" kedua matanya mulai berair dan seketika tubuhnya terasa sakit, "M-maaf aku tidak akan mengulanginya lagi. Maaf" Seishu menyeret tubuhnya kebelakang, berusaha menjauh dari Kokonoi.
"Inupi" Kokonoi berjalan mendekat, tapi Seishu malah semakin gemetaran, "pergi! Jangan mendekat!" Seishu menganyunkan tangannya ke segala arah, berusaha keras membuat Kokonoi menjauh darinya.
Kokonoi memeluk lekat sang istri, mencoba menenangkan pria manis yang semakin meraung dipelukannya.
"Aku minta maaf, maafkan aku. Aku berjanji tidak akan melukaimu lagi, maaf Inupi" Kokonoi bergumam lirih, air matanya mulai turun seiring dengan tangis Seishu yang semakin mengeras.
"Menjauh! Pergi! Aku tidak akan mendekati Akane-san lagi, hiks. Maaf" detik kemudian Seishu pingsan.
Kokonoi belum beranjak, masih setia memeluk badan lemah istrinya.
Sekarang kata maaf tidak ada artinya, perlakuan kasarnya dulu membuat pria manis dipelukannya mengalami trauma yang tidak akan hilang dengan sekejap.
"Maaf, Inupi"
-End-
Chapter sepesial lebaran, isinya maap-maapan.
KAMU SEDANG MEMBACA
You Should Be Here (Kokonui)
FanfictionCerita pendek buat pecinta angst Kokonui