Part 4

2 0 0
                                    

Nayara keluar dari kamarnya, ia berniat untuk membuat susu hangat setelah perbincangan di grup kelompoknya. Hari pertama di sekolahnya memberikan kesan hangat dari teman-teman barunya.

Nayara menuruni anak tangga satu per satu sambil terus melihat ke layar handphone yang di pegangnya.

"Kak Yaya."

Seseorang memanggilnya.

"Kakak Yaya papa lum pulang." lanjut seseorang yang tadi memanggilnya.

Nayara tidak mempedulikannya, ia fokus kepada tujuan utamanya untuk membuat susu.

"Kakak Yaya capek ya? Mau num susu ya?" lagi-lagi anak kecil itu berbicara pada Nayara meski tak pernah ada jawaban.

"Neng? Mau bikin apa?" tanya seorang wanita paruh baya kepada Nayara.

"ini bi, aku mau bikin susu." jawab Nayara.

"sini atuh neng sama bibi aja." wanita yang di panggil bibi itu menghampiri.

"eh gak usah bi, aku bisa sendiri." tolak Nayara.

"Neng."

"kenapa bi?"

"Papa pulangnya rada malem katanya Neng, tapi gimana ya bibi gak bisa disini jagain Kia."

"emang bibi mau kemana?"

"bibi teh dapat kabar kalau ada saudara bibi yang di rawat di Rumah Sakit, mau nengok dulu kesana Neng."

Nayara terlihat kebingungan, ia tidak tahu harus merespon apa. Di satu sisi Nayara tidak bisa mengekang Bi Imah untuk menjenguk saudaranya, namun di sisi lain juga dia tidak sudi jika harus menjaga Kiara.

Siapakah Kiara ini?

"yasudah Bi gapapa, Bibi boleh pulang."

"beneran Neng?"

"Bibi mau aku beneran atau bohongan?"

"yasudah kalau begitu nuhun ya neng,  Bi Imah pulang dulu, maaf ya neng."

"iya bi hati-hati, semoga saudara Bibi cepat sembuh."

"Aamiin Neng, nuhun ya Neng."

Akhirnya Bi Imah berpamitan dan segera keluar dari rumah.

"Kakak Yaya mau main sama Kia?"

"Kakak Yaya, main boneka belbi yu"

"Kakak Yaya, tadi Kia di cekolah gambal Kakak Yaya sama Kia beldua, kata miss nya gambal Kia bagus."

"Kakak Yaya kok diem telus? Kakak Yaya gak suka ya sama Kia?" Kiara terus saja berbicara.

"bisa diem gak sih? Gak usah berisik!" Nayara akhirnya bicara.

"iya gua gak suka sama lo, lo ngerebut papa, ibu lo juga ngerebut papa."

"dengan kehadiran lo di rumah ini tuh bikin gue gak nyaman, lo ngingetin terus hari dimana gue kehilangan mama."

"mama sakit, sakit parah, tapi papa lebih milih buat nemenin ibu lo! Bahkan sampai saat terakhir mama, papa malah nemenin ibu lo lahirin lo Kia." emosi Nayara memuncak, ia menangis.

Kiara yang melihat Nayara tiba-tiba bicara seperti itu terlihat kaget. Memang Kiara belum mengerti apa yang barusan diucapkan oleh Nayara, tapi melihat Nayara yang menangis, Kiara langsung berusaha untuk memeluk seseorang yang ia anggap kakaknya itu.

Belum sempat Kiara memeluk Nayara,  Nayara sudah pergi terlebih dahulu ke ruang TV yang sedang menampilkan kartun.

"Kak Yaya"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 25, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

He LiesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang