Malam begitu gelap dan sunyi, hanya sinar rembulan dan sang bintang yang menemani pemuda dengan kacamata itu. Tengah berdiri di balkon kamarnya sambil menatap rembulan, kurva delima itu sesekali menyenandungkan lirik lagu. Manik kuning itu terlihat indah dan serasi dengan sang rembulan, sinar rembulan terpantul di manik bersih milik pemuda berambut kuning itu.
Jemarinya sesekali ia ketukkan pada pembatas balkon, mengikuti ritme musik yang terlantun dari headset putih miliknya. Maniknya menutup perlahan, menikmati alunan musik yang perlahan memasuki indra pendengarannya.
♪Sorry that I like you, I'm sorry
I'm sorry for liking you
Sorry that I like you, I'm sorry
If liking you is wrong
Sorry that I like you so much, I'm sorry
I tried to hide my feelings, but I guess it was too obvious
I'm sorry, I'm sorry that I like you♪♪I can't, I can't hide my feelings for you anymore (For you anymore)
I bravely take a step closer to you (To you)
But this step was never easy
I made up my mind long ago, but I still needed more time
But maybe I took too long
Our timings were off, I feel like I'm being punished
What I did to get closer to you was rather
Building a wall between us, I'm speechless
I blame myself, I blame you
I don't know whom to blame, my resent grows
Trying to break down the wall between us just breaks my heart♪Kurva delima miliknya fokus menyanyikan setiap lirik lagu, ia juga sesekali melakukan harmonisasi yang melantun indah. Perlahan dirinya dapat merasakan makna lagu yang ia dengarkan, hatinya seakan tergores ketika kata demi kata pada lagu tersebut dinyanyikan oleh sang penyanyi. Meski belum pernah merasakan apa itu cinta atau bahkan patah hati, dirinya mampu merasakan rasa sakit yang disampaikan didalam lagu tersebut.
"Kei, masuk gih, udah makin malem. besok masih harus sekolah," Suara itu menghentikan fokus pemuda yang dipanggil Kei itu. Tsukishima Kei pemuda dengan surai kuning pendek, mengenakan kacamata dengan frame berwarna hitam, memiliki tinggi badan yang semampai, dan lekuk tubuh yang indah.
Tsukishima menolehkan kepalanya ke belakang seraya melepaskan headset yang ia kenakan, "Baiklah, Kak."
Tsukishima membalas ucapan lelaki yang tengah berdiri didepan pintu kamarnya, lelaki yang lebih pendek dari dirinya itu kemudian mengacungkan jempolnya kemudian menghilang dibalik pintu bersamaan dengan ditutupnya pintu.
Lelaki yang dipanggil oleh Tsukishima dengan sebutan kakak tadi adalah Tsukishima Akiteru, kakak kandung dari Tsukishima Kei. Memiliki postur tubuh yang lebih pendek dari adiknya, dan surai yang lebih gelap dan lebih panjang dari Tsukishima. Keduanya memiliki kepribadian yang bertolak belakang, sang kakak memiliki kepribadian yang ceria, mudah bergaul, dan mudah akrab dengan seseorang, sedangkan sang adik memiliki kepribadian yang pendiam, cenderung lebih suka menyendiri, dan tak pandai memulai suatu pembicaraan.
Kakinya perlahan ia langkahkan memasuki kamarnya, kemudian menutup pintu balkon serta menutup gordennya. Mendekat kearah meja belajarnya kemudian mendudukkan pantatnya pada bangku miliknya, mulai membuka komik yang belum ia selesaikan kemarin malam. Membacanya dengan khidmat, dan sambil ditemani oleh musik yang terus berganti pada headset miliknya.
Setelah menghabiskan waktu cukup lama untuk membaca, kepalanya ia tolehkan kearah jam dinding di kamarnya. Jarum pendek sudah berada pada angka sepuluh, dan jarum panjang berada pada angka dua belas. Meletakkan komiknya diatas meja belajarnya, kemudian bangkit dari duduknya. Matanya sudah terlihat mengantuk, dengan segera ia langkahkan kakinya kearah ranjang miliknya. Menjatuhkan tubuhnya di atas ranjang dalam posisi tengkurap, mengangkat wajahnya kemudian melepaskan kacamata yang ia kenakan. Tangannya ia ulurkan untuk menaruh kacamatanya di atas meja kecil sisi ranjangnya, kemudian tangannya ia gunakan untuk memeluk guling miliknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
SORRY, I LIKE YOU - AkaaTsuki
Fanfiction- AKAASHI & TSUKISHIMA - "Maaf, aku menyukaimu." -Tsukishima Jika menyukai dirinya adalah sebuah kesalahan, Tsukishima ingin meminta maaf. Mencoba menyembunyikan perasaan tentang dirinya, namun itu terlihat begitu jelas. Tsukishima tak sanggup menye...