Happy Reading🏃
↓ ↓ ↓
Mama
|Maaf nak, hari ini mama harus lembur lagi
|Evan sama Evin mama titipin di rumah om Aldi
|Kalo mau makan kamu tinggal masak aja ya, mama udah isi kulkasnya tadi, mama bakal pulang dua hari lagi, see you❤️Menghela nafas berat. Bella kembali memasukkan ponsel pintarnya ke dalam saku roknya.
Mama, padahal baru pulang semalam. Tapi, wanita itu kembali pergi bekerja hari ini, dan beliau baru saja mengatakan bahwa hari ini akan lembur dan tidak akan pulang untuk dua hari kedepan.
Haahh, apakah wanita itu tidak lelah untuk terus bekerja? Tapi jika sang mama berhenti bekerja, akan makan apa mereka semua? Mengingat hanya mamanya lah yang menjadi tulang punggung keluarga.
Bella tersenyum miris. Matanya menatap lurus pada jalanan sepi di hadapannya. Kedua orang tua Bella telah bercerai saat gadis itu masih berada di sekolah dasar. Dia pergi mengikuti sang mama, meninggalkan satu kakak laki-laki dan ayahnya.
Hidup bersama mama dan dua adiknya yang terlahir tanpa diketahui oleh sang ayah memang sedikit sulit bagi Bella. Ia tak tahu masalah apa yang menimpa kedua orangtuanya hingga berpisah, yang Bella tahu hanya dirinya harus pintar menjaga rahasia tentang dua adiknya dari sang ayah dan begitupun sebaliknya.
Tin!
Bella berjingkit kaget, lamunannya buyar seketika. Ditatapnya sebuah motor sport hitam yang berhenti tepat di hadapannya.
Siapa? Nanden? Tidak, Bella merasa itu bukan Nanden karena kalau dilihat dari motornya, motor itu bukan milik Nanden. Lantas, siapa?
Helm itu dilepas sehingga Bella dapat melihat siapa si pengendara motor itu. Untuk sejenak Bella membeku dengan mata membulat sempurna. Ia cukup terkejut saat mengetahui siapa yang ada di atas motor itu.
Satria. Ketua OSIS SMA Galaxy cowok idaman para gadis setelah Elang sang ketua geng LIBRA.
"Bell, nggak pulang?"
Bella tersadar dari lamunan singkatnya. Ia tersenyum kikuk, "Ah, iya, ini juga mau pulang kok, hehe."
"Pulang sama siapa? Nanden?"
Bella menggeleng seraya meringis kecil. Nanden tadi mengatakan bahwa cowok itu tidak bisa mengantarnya pulang. Katanya cowok itu sedang ada urusan yang entah Bella tidak diberi tahu.
"Nanden ada urusan, jadi gue mau nungguin angkot," jawab Bella seraya menyengir.
Satria terkekeh lucu, "Bella, ini tuh udah sore, mana ada angkot yang mau lewat dijam segini?"
Bella terdiam, apa katanya tadi? Sudah sore? Cepat-cepat Bella mengambil ponselnya dan mengecek jam disana.
"Anjir!" Umpat Bella dengan suara yang cukup keras, hingga Satria mampu mendengarnya.
Satria tersenyum maklum menatap Bella, "pulang bareng gue yuk, daripada lo disini sendirian."
Bella mengigit bibir bagian dalamnya, ia ragu, ia takut merepotkan Satria mengingat rumah cowok itu tidak searah dengan rumahnya. Tapi disisi lain, dia juga harus segera pulang dan menjemput kedua adiknya yang masih berada di tempat om Aldi.
"Tapi, gue takut ngerepotin lo," jawab Bella dengan jujur.
"Nggak ngerepotin kok, tenang aja, kuy," Satria menepuk jok belakangnya mengode agar Bella segera naik.
"Yakin nggak papa, kan?"
"Iya," jawab Satria seraya tersenyum tulus dan hal itu mampu membuat Bella menghela nafas lega.
KAMU SEDANG MEMBACA
UNIQUE [ON-GOING]
Teen FictionKarena cintanya kepada Nabila yang katanya sangat besar, Nanden rela melakukan cara apapun agar bisa menandapatkan gadis berparas bidadari tersebut. Termasuk dengan memacari Bella yang kebetulan berada satu kelas dengan Nabila, si gebetannya agar Na...