Chapter 2 : He Who Just Stop By

14 1 0
                                    

Hai, hope you like it ❤️

•••

Kisah ini bermula saat aku memasuki gerbang SMA. Gerbang memasuki dunia drama yang sesungguhnya. Aku sering kali membayangkan apa yang terjadi di masa-masa SMA. Banyak cerita yang kubaca baik di novel ataupun Wattpad mengenai kehidupan anak SMA. Dari mulai yang baik sampai yang bermasalah. Seru, tapi apa akan sama denganku?

Pertama kali aku bertemu dengan laki-laki ini tepat di depan kelasnya. Kami berada di jurusan yang sama yaitu IPA. Kelasku berada di depan dan kelasnya berada di pojok belakang. Sore itu aku belum pulang ke rumah karena aku harus mengikuti ekstrakulikuler Band di sekolahku. Ini hari pertama aku masuk ekskul tersebut. Excited dan tidak sabar untuk mencoba berbaur dan juga meluapkan hobi yang selama ini hanya terkunci di rumah. Aku suka sekali menyanyi walaupun tidak bisa memainkan alat musik, uhm hanya pianika yang aku bisa hehe.

Saat aku sedang menunggu temanku keluar kelas, empat orang cowok menghampiri kelas temanku. Dari keempat orang itu, yang aku kenal dua diantaranya karena mereka juga satu ekskul Band denganku. Sisanya aku belum kenal termasuk dia. Yaitu, Zein.

Zein membawa gitar di tangannya. Dan aku tidak begitu memperhatikan dia pada awalnya. Aku bercengkrama dengan teman Band ku yaitu Dimas yang juga merupakan teman kelas Zein. Dimas mengatakan bahwa Zein bisa memainkan gitar dengan lihai. Aku mencoba bercanda kepada Zein dengan mengajaknya ikut ekskul Band dan memainkan gitar lalu aku yang akan  menyanyi. Tanpa disangka dia setuju dan ikut latihan dengan kami hari itu sampai akhirnya ia ikut melanjutkan ekskul.

Mataku tidak bisa lepas dari petikan tangannya dan juga suaranya. Ternyata dia bisa bernyanyi. Bahkan aku sampai kaku di tempat saat mendengarnya bernyanyi, layaknya Bruno Mars sedang konser di depan mataku. Hahah, aku mulai tertarik dengannya. Mulai dari sifatnya yang friendly, suaranya yang berat dan sedikit serak, dan hey... Dia cukup keren. Kami memulai pertemanan saat itu. Ia juga mengajari aku bagaimana bernapas saat benyanyi, dan beberapa tips lainnya untuk membantuku dalam meningkatkan vocalku.

Sering kali ia juga membalas instastory yang aku buat. Entah itu selfie, vlog, ataupun aku mengcover lagu. Dannnn aku menjadi semakin memikirkannya. Sepertinya aku baper dengan apa yang ia lakukan padaku. Dari mulai mengajakku mengcover lagu bersama, chat, balas story, dan juga sesekali memanggilku saat kami berpapasan di lorong sekolah. Siapa yang ga baper kan?

Sahabatku, Nina sempat dichat oleh Zein waktu itu menanyakan tentang aku. Di masjid, Nina memberi tahuku saat kami hendak melakukan tahfidz harian. Dan aku kaget serta malu sendiri bahwa sepertinya perasaan ini bukan hanya aku yang merasakannya, dia pun juga sama!

Suatu ketika, aku sedang berada di sekolah untuk melaksanakan rapat organisasi. Sekitar jam 12 siang, rapat usai. Zein memberiku pesan melalui aplikasi chat menanyakan keberadaanku dan dia hendak menjemput aku!!! Tapi bodohnya, aku terlalu malu dan juga gengsi, aku menolaknya dengan alasan aku tidak pulang ke rumah melainkan ke rumah saudaraku. Kalau dipikir, alasan itu tidaklah masuk akal, bisa saja dia mengantarku ke rumah sodaraku ini, aku benar-benar bodoh saat itu. Karena mendapat penolakan, akhirnya Zain mengiyakan dan kami pun mengakhiri chat.

Aku menceritakan hal tersebut pada Nina. Dan Nina juga mengatakan padaku bahwa aku bodohhh, kenapa tidak diambil saja kesempatan itu, Nina bilang, Zain pasti sedang mencoba lebih mendekatiku, tapi karena rasa ketidakpercayaan diriku lebih besar, maka aku harus memakan hal tersbut dengan pahit.

Hubunganku dengan Zain mulai saat itu tidaklah terlalu dekat seperti sebelumnya, biasa saja, hanya bertemu saat istirahat sekedar balas blasan senyum dan juga bertemu saat ekskul. Tapi yang pasti perasaanku masih tetap sama. Tapi sepertinya tidak dengannya. Sebulan berlalu, aku pulang sekolah dengan menggunakan bus sekolah bersama temanku. Agar tidak menunggu lama, aku dan temanku Sita menaiki bus sekolah ke arah yang berlawanan karena pada akhirnya bus itu juga akan putar balik. aku duduk di bangku paling belakang dekat dengan kaca melihat keramaian kota jakarta siang itu. 

Kemudian, bus sekolah pun berhenti dan memasuki pom bensin untuk mengisi bbm. aku yang sedang asik ngobrol dengan Sita tiba-tiba terdiam saat melihat Zein sedang mengisi bbm motornya di sebrang bus yang aku tumpangi. Kalian tau dia bersama siapa? dia bersama dengan pacar barunya. Hati dan mataku sungguh panas melihat hal tersebut. Dengan mudahnya dia sudah berpindah ke orang lain sedangkan aku masih menelan rasa malu dan gengsi saat itu. Tapi dari situ aku sadar, dia bukanlah yang terbaik untukku. ya mungkin dia keren, bisa bernyanyi dengan indah, bermain musik dengan lihai dan juga senyum yang mempesona, tapi nyatanya dia bukanlah yang terbaik untukku. Dia hanya menganggapku selingan semata, tak dapat, ya sudah bye. dan aku senang mengetahui bahwa aku tidak bersama dengannya sampai saat ini, karena yang aku tahu pasti, aku bukanlah suatu objek yang harusnya dijadikan pemberhentian sementara, you need to earn me. 

luv, xx

🎉 Kamu telah selesai membaca To The Boys i Like but Doesn't Love me Back 🎉
To The Boys i Like but Doesn't Love me BackTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang