PART 2 : DIA KEMBALI?🍂

4 1 0
                                    

"Yang pergi mungkin kembali, tetapi selalu menjadi berbeda dari yang terakhir kali."
.
.
.

-AYRA SAQUEENA MAHREN-

Happy Reading🤗

Bel tanda istirahat telah berbunyi sejak 10 menit yang lalu, semua siswa sudah pergi berhamburan menuju kantin untuk mengisi perut yang keroncongan. Tapi tidak dengan Ayra dan Acel yang masih setia duduk di bangkunya.

"Ra?" Panggil Acel pelan.

"Hei ..," Karna tak kunjung mendapat jawaban dari sahabatnya. Acel pun berteriak sembari menggoyangkan lengan Ayra dengan gemas.

"Ayraaaaa!"

Ayra yang sedang melamun pun tersentak kaget karna ulahnya, "Hah? Ada apa? Kenapa?" Tanyanya dengan bingung.

Pasalnya sedari tadi fikirannya melayang entah kemana. Dia yang selalu ia rindukan siang dan malam, kembali hadir dalam radar pandang. Kemunculannya yang tiba-tiba kembali menyebabkan badai dihatinya. Ia sendiri bingung apakah harus senang atau sedih menanggapinya.

Flashback on.

KBM telah dimulai sejak 20 menit yang lalu, kini Ayra dan Acel pun fokus mengamati seorang guru yang sedang menjelaskan persoalan didepan.

Hingga tak selang beberapa lama, bunyi pintu terketuk pun mengalihkan perhatian semua murid dikelas itu, "Permisi," ucap seseorang itu.

Deg!

Jantungku seolah berhenti berdetak saat itu juga, disana, berdiri seorang siswa dengan suara dan wajah yang teramat familyar baginya.

'Benarkah itu dia?' batinya bertanya tak percaya.

"Nak saga, ayo perkenalkan dirimu terlebih dahulu,"

Siswa itupun mengangguk mengikuti arahan guru barunya itu. "Perkenalkan, saya Arkas Saga Maharasya, salam kenal semua ..." Ucapnya sembari mengedarkan pandangannya dan tersenyum tipis.

Hanya senyum tipis, tapi itu sudah mampu menyebabkan para siswi dikelas itu memekik tergila-gila padanya, kecuali ... Ayra.

Kemudian tatapannya terpaku pada gadis itu yang sekarang tengah menundukan kepalanya.

Ya, ia adalah Saga. Cinta pertama sekaligus luka yang menjadi candunya.

Merasa ada yang memperhatikan, Aku pun mendongak dan kini pandanganku bertabrakan dengan mata bernetra coklat keemasan itu. Hanya beberapa detik sebelum pemilik mata itu membuang pandangannya. Dan hanya butuh beberapa detik itu juga untuk kembali memporak-porandakan perasaanya.

Aku menggigit bibir bawahku kuat-kuat untuk menekan kekecewaan yang teramat sangat dihatinya. Memang benar, yang pergi mungkin kembali, tapi selalu menjadi berbeda dari yang terakhir kali.

Flashback off

" Lo, mikirin apasih, Ra? Perasaan dari tadi gue panggilin diem aja. Oo ... Apa jangan-jangan lo mikirin siswa baru tadi, ya?" tanya-nya menyelidik.

Ya, Sahabatnya itu tak tahu bahwa siswa baru itu adalah orang yang selama ini ia bicarakan setiap harinya. Karena setiap dirinya bercerita ia tidak pernah menyebutkan namanya secara langsung, melainkan memanggilnya dengan sebutan first love.

Ayra yang mendengar itupun tanpa sadar menegang,"Nggaklah, apaan sih. Jangan ngaco deh. Kenal aja enggak!" Ucapku ketus, berusaha setenang mungkin agar tak menimbulkan kecurigaan pada sahabatnya itu.

"Terus ngapain dari tadi diem aja?"

"Nggak papa, cuma lagi mikirin Pr yang bu Vika kasih tadi." jawabku asal.

Bu Vika adalah guru pelajaran Matematika yang paling terkenal killer disekolahnya.

"HAH? Yakin nih? Gue nggak salah denger kan?" Ucap Acel mendramatisir.

Aku berdecak malas,"Please deh Cel, gausah lebay. Eneg gue liatnya." Ujarku dengan ekspresi seakan ingin muntah.

"Abisnya.. tumben-tumbenan banget lo mikirin Pr, biasanya juga nyontek." Cibir Acel.

Cetak!

"Enak aja kalo ngomong, itu lo kali!" Balasku sinis setelah menyentil kening sahabatnya itu.

"Awww.. Sakit Ra. Sadis amat sih lu" keluh Acel sembari mengelus keningnya yang terasa sakit.

Sedangkan Ayra yang melihat itu hanya memutar bola matanya malas.

Sebenarnya perutnya sudah kembali keroncongan sejak tadi, tapi memikirkan saat dikantin akan bertemu Saga kembali, ia pun mengurungkan niatnya.

Ia takut ingatan masalalunya kembali hadir, dan kemudian menyebabkan ia kehilangan mood makannya. 'Kan mubazir kalo ga dimakan.'

Terpaksa, ia pun menahan rasa laparnya itu.

"Ra?"

"Hmm?"

"Menurut lo, cowok baru tadi gimana? Ganteng nggak?"

"Hmm."

"Lo bisu ya?"

"Hm- Enak aja!" Tukasku cepat, saat sadar apa yang tengah Acel bicarakan.

Sahabatnya ini selalu saja berucap seeanknya sendiri.

"Lagian daritadi ditanyain jawabnya cuma hmm-hmm doang!" Sungut Acel kesal.

"Makanya tanya itu yang berfaedah dikit kek! Nggak cogan terus yang ada dipikiran lo."

Sungguh, moodnya benar-benar rusak hari ini. Kedatangannya yang tiba-tiba banyak menimbulkan tanda tanya dihatinya. Alasan kenapa ia kembali? Dan apa tujuan sebenarnya saat ia memilih masuk di sekolah dan kelas yang sama dengan dirinya? Ditambah sahabatnya yang tidak bisa diam sedari tadi. Kini, lengkap sudah penderitaannya.

Dirinya tak habis pikir dengan Saga, jelas-jelas dahulu ia yang menyuruhnya pergi dan melupakannya, tapi sekarang ia juga yang mengingkari ucapanya sendiri dengan datang sebagai teman sekelasnya.

Apakah ia tak sadar, bahwa perlakuannya yang seperti ini semakin menyakiti hati kecilnya ini?

Aku menarik napas dalam-dalam berusaha menghalau sesak yang kembali menyeruak di benaknya. Ia harus kuat, ia tak ingin kembali menjadi lemah seperti tiga tahun yang lalu. Ia harus membuktikan bahwa tanpa dirinya, ia juga bisa mencecap manisnya bahagia.

*****


Hai Guys, jangan lupa vote, coment, dan share ya🥰
Beri Kritik dan saran yang membantu juga:))
Untuk cerita menarik lainnya, silahkan follow author😘

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 25, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

SAGAYRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang