4

4 0 0
                                    


 kakiku rasanya mati rasa, sedari tadi aku hanya berdiri di samping Zahra sambil menunggu intruksi dari ketua kelompok, game kali ini di kelompokan menjadi lima kelompok beruntungnya di kelasku terdapat dua puluh siswa alhasil sangat mudah untuk membaginya, aku bagian dari kelompok pertama yang berisikan Hapidz si ketua kelas, Sopia si wanita yang mempunyai rambut sebahu, Zahra temanku dan hal yang paling menyebalkan aku sekelompok dengan Ansel, laki laki yang mempunyai jiwa narsis yang sangat tinggi, mau bagaimana lagi?

Aku membuang nafas pelan, sudah hampir satu jam aku berdiri di lapangan maha luas ini, bukan aku saja kelompk lain juga sama, ku lihat Hapidz yang tengah mengabsen, aku melirik Zahra yang sama denganku, sama sama bosan

"Sampai kapan sih za, lama banget di mulainya." Keluhku pada Zahra

"Gak tau Sha." balas Zahra

"sabar aja kali."

Suara berat yang berada di sampingku menimpali, dia Ansel dengan jaket hitam yang melekat di tubuhnya, aku hanya memutar bola mata malas saat mendengar penuturannya, entah mengapa suara Ansel begitu menyebalkan

Suara tepukan yang berasal dari hapidz membuatku kembali fokus pada acara kali ini

-<>-

 Suara hewan malam dengan paduan gelapnya malam seolah menudukung acara yang kali ini, aku bersama kelompokku sudah menjelajahi perkebunan yang dekat sekolahku, Game kali ini adalah pos posan siapa yang pertama sampai kembali ke sekolah dengan persyaratan yang sudah di dapatkan, maka dia pemenangnya, kalau kalian anak pramuka pasti gak asing deh pokoknya!

pos pertama sudah kami datangi saatnya kami datangi pos selanjutnya, Hapidz bilang kalau di pos pertama sampai seterusnya bakal ada gangguan gangguan untuk melatih mental, merinding bund.

"Hapidz masih jauh gak sih?" tanyaku pada Hapidz yang berjalan paling depan

Dia terlihat mengeluarkan sesuatu dari balik sakunya, sebuah kertas dengan gambar yang di maksud peta, dia memperlihatkannya pada kami

"Di sini sih katanya tinggal lurus sama belok kanan." ucap Hapidz menjawab pertanyaanku

"Aduh jarak peta sama asli kan beda Pidz." keluh sopia sambil mengerucutkan bibirnya

"Iya pidz." aku menimpali

aku melihat Hapidz menuatkan alisnya, dia seperti tidak suka dengan ucapanku dan juga sopia,

"Yaudah kalian disini aja gak usah ikut!" Ucapnya dan langsung pergi begitu saja, lah ko baper?

"Ih Ko Hapidz gitu aja marah." ucap sopia sambil berjalan menyusul Hapidz diikuti Zahra

"baru gini aja ngeluh." ucap Ansel yang sedari tadi berada di sampingku, selepasnya dia pergi begitu saja

dengan langkah berat aku mengikuti kelompokku yang sudah berjalan terlebih dahulu, namun pendengaranku menangkap suara yang membuat bulu kuduk ku meremang, suara semak semak yang berasal dari belakangku membuatku jantungku berpacu begitu cepat

dengan nyali yang sudah menciut aku memberanikan diri untuk mendekati suara itu, ku telan seliva ku dengan susah payah, nyaliku semakin menciut tatkala melihat sosok putih yang berada di balik semak semak itu, ia menatapku dengan tatapan horor, mata yang hitam, kulit yang pucat serta kain yang kotor akibat tanah bergalut dengan tanah

nafasku tercekat saat mengetahui bahwa yang berada di depanku ini adalah hantu, lebih tepatnya poci, bunda tolongg Aishh!

"Aaaaa." Aku berteriak dengan keras, ku lemparkan senter yang berada di tangaku pada sosok yang putih itu

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 18, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Cintaku DiamkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang