Prolog

23 5 0
                                    

Haii.... Enaknya kita basa basi dulu lah ya sebelum baca. Jadi ini cerita kedua aku dari cerita yang kemarin belum aku selesain si hehe. Tapi tenang aja mungkin nanti aku bakal lanjut karena alurnya masih terkubur di pikiranku jadi nggak akan hilang kemana mana. Buat yang suka atau udah baca cerita aku yang sebelumnya, next wajib baca cerita ini karena lebih seru dan lebih merinding sih karna ada ya begitu pokoknya dari cerita ini. Intinya bagi kalian yang mau baca cerita ini, jangan bawa bawa pemeran yang nantinya aku buat disini dengan kehidupan real mereka. Takutnya kalian kebawa perasaan terus lakuin aneh aneh ke mereka. Itu jangan ya JANGAN-!!!. Okeii gitu aja ya para readers yang ganteng dan cantik. Iyalah kan kalau cowok ganteng kalau cewek cantik udah takdir itu mah huhuuu jangan insecure nggak baik. Okeii gitu aja selamat membaca sekali lagi aku peringati jangan bawa bawa pemeran cerita ini ke kehidupan mereka (masih nanti) . Cukup nikmati ceritanya okeii. Papaiii

"Mama sama papa kerja itu buat kamu Lara. Mama sayang sama Lara"

"Kalau mama sayang kenapa mama nggak pernah peduli sama Lara?"

"Jangan seolah mama nggak peduli sama kamu karena kesibukan mama. Itu salah Lara, mama sama papa sayang sama Lara"

"Tapi Lara cape ma, Lara udah cape sama semuanya. Mama sama papa terlalu sibuk, sampai melupakan Lara-"

"Cape ma"

_____________+++______________

"lo sama gua itu sama' lagi berjuang buat bertahan untuk kuat walaupun dibelakang kita lemah banget. kita dipaksakan kuat oleh keadaan"

"Tapi gue udah terlanjur cape Saka"

"Gue juga lebih cape, tapi kita harus berjuang sama-sama"

"Gue lemah Saka nggak sekuat lo"

"Nggak Ra lo cantik, lo itu kuat. Gue janji bakal selalu ada buat lo, disamping lo, nggak akan lepasin genggaman ini sampai semesta yang memisahkan kita berdua"

______________+++______________

"Ruang pasien atas nama Elara Keyren Sanjaya" Tangannya bergetar dan menggenggam erat dengan berdoa semoga tidak terjadi apa-apa pada orang yang bekalangan ini telah menjadi temannya.

"Pasien atas nama Elara Keyren Sanjaya sekarang sedang dibawa menuju ruang UGD"

Jarinya mengepal erat. Tanpa berfikir panjang ia langsung berlari mencari ruangan UGD. Matanya tak sengaja melirik seseorang yang tidur di atas brankar. Dia berhenti dan menatap orang tersebut yang di bawa semakin menjauh. Alisnya mengernyit saat sekilas dia seperti mengenal orang tersebut. Tapi sayangnya wajahnya penuh dengan darah dan sepertinya dia adalah korban kecelakaan. Tidak mau ambil pusing dia melanjutkan mencari ruangan Lara dan akhirnya ketemu. Ya... Sudah terdapat banyak orang disana. Terutama mama Lara yang sekarang sedang menangis duduk di salah satu kursi dengan Sella yang merangkulnya.

"Saka" Rain memanggilnya dengan nada yang sangat lirih.

Rain menggelengkan kepalanya yang membuat Saka tidak mengerti apa maksud Rain. Tapi tiba-tiba dirinya semakin lemas deru jantungnya tidak karuhan. Terbesit pikiran aneh pada dirinya. Saka melihat Rain yang menggigit jarinya dengan semakin menangis hingga tubuhnya bergetar. Lagi-lagi tanpa mengucapkan apapun Rain menggelengkan kepalanya kecil dan menatap Saka.

DETERMINETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang