Part 12

125 31 5
                                    

Malika berusaha membuka matanya, berat, itulah yang ia rasakan, suara yang ada disekitarnya mulai terdengar, perlahan Malika membuka matanya.

Monica : mal, lo gak apa

Malika hendak berbicara namun suaranya gak bisa keluar, selang oksigen yang ada di mulutnya serta tangannya yang di infus membuat Malika mengetahui bahwa ia dirumah sakit.

Malika menoleh kesamping, kepalanya terasa sangat berat, ia kesulitan bernafas, bunyi alat monitor terus aja memenuhi kepalanya, sakit itulah yang Malika rasakan.

Malika gatau apa yang terjadi, apa ia kelelahan? Terakhir ia berobat dokter mengatakan ia terlalu banyak gerak.

Monica : mal, lo gak apa kan?

Malika hanya bisa membalas dengan anggukan, Malika sendiri gatau, tubuhnya terasa lemas, menganggkat tangannya aja ia gabisa.

Malam pun tiba, Malika masih tidur, ia menemukan hal yang indah dalam mimpinya. Dan tiba²

malika.... Ini mama...

Malika segera membuka matanya, suara itu menggema ditelinga Malika membuat ia menoleh ke kiri dan kanan. Malika yakin ia gak salah dengar. Itu suara mamanya, mama ada disana. Malika tampak gelisah, membuat Monica yang sedang berbaring pun bangun.

Monica : mal.. Lo gak papa?

Malika : ma...ma...

Malika berusaha untuk membuka mulutnya

Malika : ma..... Ma.... Ada.... Di.... Sini..

Monica tersenyum tipis, membuat Malika seperti itu membuat hatinya bergetar

Monica : mama selalu ada disamping lo Mal, mama selalu ngejagain lo, mangkanya lo cepat sembuh yaa

Malika diam gak menjawab, namun airmata nya jatuh, Monica tau betapa rindunya sahabatnya itu dengan mamanya. Tampa sadar Monica ikut menangis, melihat Malika yang tampak gak berdaya membuatnya merasa sangat bersalah, ia gagal menjaga Malika.

Monica : gue sayang sama lo Mal, lo sahabat gue yang paling berharga. Cepet sembuh yaa biar kita bisa main lagi.

Malika mengangguk pelan, tapi matanya masih liar kesana kemari, berharap ia bisa melihat kehadiran mamanya meski hanya sebatas bayangan.

Skip...

Seminggu sudah Malika dirumah sakit, hari ini ia boleh pulang tapi ia gabisa sekolah, dokter menyuruhnya untuk istirahat beberapa hari. Tak apa, lagipula ia capek harus terlihat baik² aja disekolah jika dirumah ia bisa bebas.

Baru aja Malika merebahkan dirinya namun ada seseorang yang memencet bel rumahnya dengan kuat membuat Malika berdecak sebal, dengan hati yang berat Malika bangun, tampilannya yang acak²an, Malika hendak merapihkan tampilan nya tapi ia terlalu males. Hingga ia keluar dengan keadaan cukup mengenaskan.

Malika terkejut saat melihat sumedh tengah berdiri dengan keringat mengucur di dahinya, yang lebih membuat Malika terkejut saat sumedh tiba² memelukknya dengan tiba²

Sumedh : lo gak apakan? Kenapa lo gak bilang di opname dirumah sakit? Orang2 gak ada yang mau ngasih tau gua dimana lo dirawat. Lo beneran gak apa kan?

Malika gak membalas pelukan itu, tatapannya dingin menatap sumedh malas

Malika : punya tata krama gak

Sumedh : eh?

Malika : kalok lo punya tata krama apa lo wajar mencet bel kayak gitu? Mikir gak sih kalok orang bakal keganggu

Sumedh : lo keganggu gue datang kesini

Malika : iya

Sumedh : terus lo maunya gue kayak mana?

Malika : pergi

Satu kata namun mampu membuat sumedh tertekan, Malika gatau seberapa panik dan kacaunya ia saat tau Malika masuk rs. kesana kemari bertanya  nama rumah sakitnya tapi gak ada yang tau.

Sumedh : kenapa lo jadi sedingin ini? (Dengan wajah yang serius, sepertinya ia juga uda mulai capek)

Sumedh : dulu lo selalu ngejar² gue, gue tau dulu gue salah uda buang lo, gue udah minta maaf, gue berusaha memperbaiki masalalu, dan ngulang yang baru. Tapi kenapa lo ngejauh saat gue hendak berjuang ke lo? Gue lagi berusaha memperbaiki semuanya Mal...

Malika : sayangnya lo gapunya banyak waktu untuk memperbaiki itu semua

Sumedh : maksud lo?

Malika : gue capek, pulanglah

Sumedh : tatap gue, bilang kalok lo gak cinta lagi sama gue, bilang kalok lo benci sama gue.

Malika memalingkan wajahnya, sungguh ia benci situasi saat ini.

Sumedh : tatap gue Mal!!

Malika terpaksa menatap mata sumedh yang menatapnya tajam.

Sumedh : bilang sekarang

Malika diam, mata sumedh memang indah tapi ia gabisa bersama laki² itu.

Malika : gue gak cinta sama lo, dan gue.... Benci sama lo

Sumedh terdiam, Malika mengatakannya dengan yakin

Sumedh : lo serius?

Malika diam

Sumedh : baiklah

Sumedh : ternyata usaha gue sia², lo bener² perempuan yang jahat mal, lo perempuan pedendam, gue kira lo perempuan yang baik yang bisa memaafkan dan memberi kesempatan ke2, tapi ternyata gue salah.

Sumedh : lo gak lebih dari perempuan berhati busuk yang gak pernah bisa memaafkan orang yang menyakitinya. Sebegitu besar nya amarah lo? Gue bahkan uda bilang bakal ngelakuin apapun, tapi lo malah nyuruh gue buat ngembaliin orangtua lo, lo tau itu mustahil kan?

Sumedh : lo sekarang marah sama gue? Lo juga Benci sama gue? Gak masalah. Karena mulai sekarang gue juga akan benci sama lo. Gue gak perlu lagi usaha karena gak ada gunanya, Malika yang kini didepan gue bukan Malika yang gue suka. Gue gak kenal sama lo yang sekarang mal.

Sumedh : baiklah kalok gitu gue pamit. Selamat tinggal

Sumedh pergi meninggalkan Malika yang terus aja mengepalkan tangannya dengan erat. Andai sumedh tau alasan Malika menjauhi nya, punggung sumedh yang sangat Malika rindukan tapi sebuah fakta membuatnya gabisa menembus dinding itu.

❤Handsome Brother ❤Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang