Kucing bulan

1 1 0
                                    

Hari itu berjalan seperti biasa, aku berangkat kuliah pagi. Seperti biasa Pak Bas menyapa saat aku keluar dari gerbang rumah ku, "Selamat pagi nak Fano, kuliah pagi ya nak?", ku jawab basa-basi, "Iya pak, mari". Pagi itu langit sangat cerah, atau mungkin lebih tepat dibilang terik. Aku berjalan agak cepat, agar sampai dengan lebih cepat di ruang kuliah dan tidak ada yang memperhatikanku masuk ruangan.

Agak beda dari dari biasanya, hari itu jalanan keluar komplek tempat tinggalku serasa sepi. Hanya terdengar suara tonggeret musim panas yang memang biasanya banyak di musim kemarau seperti ini. Apa memang biasa seperti ini?, pikirku. Ah, sudahlah, kupercepat langkahku, sampai di batas gang, aku hampir menabrak seekor kucing. Aku agak kaget, hanya saja karena aku mau sampai di kampus agak cepat, hanya ku lewati dan ku lanjutkan langkahku.

Kucing yang kulewati barusan sedikit melintas dipikiranku, kucing hitam (yang kata sebagian orang adalah pembawa sial), kucing hitam itu berjalan pelan, dan rasanya agak sempoyongan, iya, kucing hitam berjalan agak sempoyongan, kalo tidak salah ada sedikit bulu putih di antara dua matanya, seperti garis melengkung agak ke atas. Sambil melangkah, aku melirik ke belakang, cuma kucing itu sudah lenyap.

Kuliahku berjalan seperti biasa. Dari tempat dudukku -pinggir ruangan dekat jendela, lantai 2-, aku lebih suka melihat keluar jendela. Cuaca terik, angin meniup daun pohon dan terkadang membuat pusaran tornado kecil. Entah kenapa, ingatanku kembali ke kucing hitam sempoyongan yang kulewati tadi pagi. Dari mana ya kucing itu? Kenapa kucing itu sempoyongan ya?

Jam 3 sore, matahari sudah tidak terlalu terik, kuliahku selesai. Sambil berjalan pulang, aku menyusuri lagi jalan yang ku lewati saat berangkat kuliah. Masih ada rasa penasaran dan pikiran tentang kucing yang kulewati tadi. Toh sore itu juga tidak ada pekerjaan lain yang harus ku lakukan.

Sambil jalan, jarak berapa langkah mataku mencoba mencari, siapa tahu ketemu lagi dengan kucing itu. Sampai di dekat rumahku, saking seriusnya mencari, aku agak kaget ketika suara tidak asing menyapaku, "Sore nak Fano..Lagi nyari apa kok serius amat?", Pak Basuki sedang berdiri di gerbang rumahnya, aku menjawab reflek menjawab sekenanya, "Ooh, enggak pak, nggak papa", dan segera masuk rumah, "Mari pak.." pamitku.

Walaupun masih kepikiran, rutinitas soreku membuatku pelan-pelan melupakan peristiwa kucing itu. Latihan dengan samsak, meditasi sore, mandi, menyiapkan makan malam mengembalikanku pada kehidupanku yang biasanya.

Setelah menonton acara di TV, sebelum tidur entah kenapa tiba-tiba terdorong untuk melihat suasana luar, dari jendela kamarku yang cukup luas. Malam itu cukup dingin, langitnya cerah, sampai aku bisa melihat bulan sabit tipis dilewati awan tipis.

Tiba-tiba aku dikagetkan dengan kelebatan bayangan dengan gerakan tidak lazim seperti melompat dari pepohonan pinggir jalan ke atas pagar rumahku. Dengan pandanganku -yang cukup tajam-, aku bisa melihat yang melompat itu adalah seekor kucing. Tidak salah lagi, itu adalah kucing hitam yang ku lewati tadi pagi. Kucing dengan sedikit bulu putih di antara kedua matanya.

Yang membuatku agak heran, kucing itu agak sedikit berlari, namun tetap sempoyongan, dan sepertinya terluka. Kucing itu agak sedikit berlari meniti diatas pagar rumahku yang cukup tinggi (sekitar 2 meter). Gerak-geriknya seperti lari dari sesuatu, perkelahian antar kucing pikirku. Benar saja, beberapa detik mataku tertuju pada kucing itu, ada kelebatan bayangan lain yang mengejar si kucing. Kali ini ukurannya lebih besar.

Mataku kucoba untuk lebih fokus mengarah ke kelebatan bayangan itu, bentuknya seperti...manusia..ya manusia. Hanya pikiranku sendiri masih menyangkal, masak manusia bisa melompat dengan ringan seperti itu dari pohon ke atas pagar. Namun semakin ku fokuskan pandanganku, semakin aku yakin kalau itu manusia, dan bukan hanya satu orang, ada dua bayangan lain mengikuti bayangan sebelumnya.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Aug 26, 2021 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Trilogi 3 Dunia : Sisi gelapWhere stories live. Discover now