to the one i love, for the one i love.

52 13 2
                                    

tw // major character death, suicide.

_


angin malam ini sejuk. jalanan dibelakangnya lumayan sepi, tak seperti biasanya.

ia menghirup udara dalam-dalam. ini hari terakhirnya.

ia melihat kebawah, lumayan membuatnya merinding.

merasa dirinya bodoh, tapi ia tetap melakukannya. mengirim pesan kepada keluarganya. khusus untuk ibunya 11 paragraf. sudah ia tulis dari seminggu yang lalu.

mengambil telepon genggam dari saku celananya. ah, jam 10.10. apa harus ku chat sekarang?

tersenyum melihat nama yang tertera di teleponnya. choi 💗 ia jadi teringat kejadian itu. kakaknya pernah bilang it seems a bit gay to him melihat changmin menamai kontak tetangganya seperti itu.

ia mulai mengetik, chan, jaga diri yaa.

sehabis ini ngga akan sakit lagi kok.

ngga akan ada luka-luka lagi.

malu sih bilangnya tapi, i love you more than you know ❤️

aku titip cita-citaku. bikin rumah untuk anak-anak dibelakang taman komplek ya.

it was nice to know you. ini ngga bohong.

nanti kalau bunda ku bikin kolak kamu bantu habisin ya. kalau kakakku mau belanja tolong bantu antar ya, kan kamu udah bisa bawa motor. kalau ayahku masih merokok tolong marahi dia.

aku tau kamu akan baca ini besok pagi. kamu pasti udah tidur sekarang.

jangan pernah lupa ya, kalau mamamu itu ngga sayang kamu masih banyak yang sayang kamu. aku contohnya.

jangan lupa buat ngobrol sama Tuhan setiap hari ya. bicara sama Dia apa yang kamu rasain setiap harinya. jangan lupa selipkan kata kata terimakasih atas hal baik yang kamu terima.

pokoknya, jaga diri ya. ngga usah pikiran aku. bye, love.

baru ingat, ia tak pandai renang. ya sudahlah, tujuannya kan memang bukan selamat.

disaat seperti ini ia masih sempat berpikir 'handphone kubawa atau tidak ya?' keputusan akhir, ia bawa.

lampu jalan yang paling dekat dengannya meredup. "ah, kau sudah lelah menerangi aku ya? tenang, aku takkan lama disini."

mengambil nafas dalam-dalam sekali lagi. kakinya sekarang sudah menapak di atas pembatas. "dunia, makasih sudah mau menampungku selama ini. Tuhan, maafkan aku. dan untuk dunia juga Tuhan, tolong jaga insan-insan yang kucintai."

selanjutnya, ia dipeluk air dingin dibawah jembatan yang pernah menjadi tempat favoritnya.

-


ia tak bodoh. tapi, untuk saat ini ia ingin menjadi bodoh.

ia paham semua maksud kata-kata yang dikirim tetangganya.

menuruni tangga rumah, mengabaikan teriakan sang mama.

ia rasa ada yang harus segera tau tentang ini.

entah mengapa pintu rumah keluarga ji tidak ditutup. ia meminta maaf dalam hatinya karena tidak punya sopan santun dengan masuk tanpa memberi salam.

ia melihat punggung kakak changmin di ruang tamu. "kak."

membalikkan kepala dengan mata sembab, kakak changmin menjawab "iya, chanhee. kakak tau."

lalu keduanya saling mendekap, ditemani bulir air mata.

"om dan tante gimana?"

"mereka pasti udah tau, dan belum mau keluar kamar."

-


changmin, kenapa gini?

iya mungkin gue ga akan sakit lagi, tapi keluarga lo sakit changmin.

iya, bakal gue lakuin semua hal yang lo titip.

it was nice knowing you too chang.

gue ga bakal lupa ngobrol sama Tuhan.

gue juga sayang sama lo. banget.

rest in heaven, ji. ❤️

banyak menyesal chanhee rasa, karena ia baru mengungkapkannya ketika cintanya sudah benar-benar pergi.

dan yang lebih menyakitkan adalah ia mengetahui fakta bahwa cintanya pergi untuknya.















ngga tau bakal ada yang baca atau engga, tapi rasanya pengen aja membagikan tulisan ini di wattpad.

kalau ada yang baca, makasih sudah menyempatkan waktu untuk baca tulisan yang masih banyak kurangnya ini. stay safe. have a nice day!

the one that got away Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang