02

6 0 0
                                    

Pagi hari di salah satu kantor kepolisian disibukkan dengan lima orang anak remaja yang terlibat perkelahian karena masalah sepele. Mereka terlibat perkelahian hanya karena memperebutkan seorang gadis cantik yang sedang menangis saat ini.

"Bisa ceritakan bagaimana anda terlibat dalam perkelahian ini nona muda?" Tanya seorang polisi yang sudah tidak muda lagi, sebut saja dia Husman.

Seorang pemuda yang berambut ikal langsung menjawab pertanyaan yang di lontarkan oleh polisi tadi "Dia tidak ada hubungannya dengan ini, lebih baik tanyakan ke saya soal masalah ini?"

"Tanya ke saya saja pak, dia pasti bohong--"

Pemuda berambut ikal tersebut berdiri dari duduknya dan langsung menunjuk dan berkata "Eh lo jangan asal tuduh ya lo yang duluan mulai, dia udah nampar pacar saya pak, saya nggak mungkin diem aja ngeliat pacar saya di tampar orang, apalagi cowok modelan begini"

"Kalian berdua ikutan? " Pak Husman bertanya kepada dua orang remaja laki-laki dan mereka menggelengkan kepala cepat

Pak Husman mengembuskan napas kasar "Kalian masih terlalu muda untuk berkelahi, dan kenapa berkeliaran di saat jam sekolah hah? Sekarang kalian berlima akan mendapatkan hukuman, karena kalian masih dibawah umur saya tidak akan memasukkan kalian ke sel, tetapi setiap sabtu dan minggu kalian harus membersihkan sampah yang berserakan di sekitar taman rekreasi ini. Mengerti?"

Semunya menggangguk mengerti dan langsung meninggalkan kantor polisi setelah mendapatkan kartu untuk menjalankan hukuman.

-----------------------------------------------------------
"Hari ini kita akan melakukan ulangan harian jadi siapkan kertas dan pulpennya, soal nomor 1"

Seisi kelas pun menjadi ribut karena tiba-tiba saja guru sejarah mereka mengadakan ulangan harian. Ada yang sibuk mencari-cari pulpen, ada yang merobek bukunya dan dibagikan ke teman-temannya. Ada pula yang langsung membaca kilat buku sejarah yang akan di jadikan bahan ulangan harian tersebut.

Elo murid kelas tersebut sibuk mencatat ringkasan untuk dijadikan contekkannya. "Woi gue catet yang ini, lo yang bagian bab 2 ambil yang pentingnya aja"

Deni pun langsung melihat buku cetak sejarah tersebut "Ini mah bagi gue penting semua anjir, nggak ada yang nggak pengting bagi gue" Katanya memelas

"Ihhh kenapa tiba-tiba si pak ulangan hariannya? Kan kita belum belajar, lagian bapak nggak bilang minggu kemarin kalau kita ada ulangan harian" salah satu murid kelas tersebut yang bernama Nisa dan langsung diangguki oleh semua murid didalam kelas tersebut.

"Iya pak, bapak nggak bilang minggu kemarin"

"Iya pak, kita belum baca materi pak"

"Alah palingan lo nyontek doang"

"Ihh nggak lah, gue belajar juga taukk"

"Iya belajar nyontek hahahhaah"

Semua murid pun tertawa dan langsung terdiam mendengar gebrakan dari meja paling depan yaitu di meja guru.

"Yasudah kalau begitu, ulangannya tidak jadi hari ini. Tapi minggu depan kalian ulangan harian, tidak ada bantahan atau sanggahan. Sekarang buka LKS kalian hal 41 kerjakan tugasnya dan dikumpulkan sebelum pelajaran ini habis. Mengerti?"

"Mengerti pak" ucap mereka serentak

-----------------------------------------------------------
Sementara di salah satu kantor polisi sedang mengadakan diskusi "Kasus kali ini korban merupakan anak sekolahan, dan dari data yang saya dapatkan ini termasuk korban percobaan pembunuhan, tetapi dia berhasil kabur dan dia menjadi trauma sehingga dia menyerang anak tersebut" Ucap salah satu anggota polisi yaitu Pak Reno

"Bagaimana menurutmu Felix? kamu yang berada di lokasi kejadian tersebut" jelas Pak Geri selaku ketua tim

"Saya belum bertanya lebih detail tentang kejadian ini kepadanya karena dia terlihat syok, tetapi saya mendapatkan sebagian cerita dari dia kalau pelaku tersebut secara tiba-tiba saja menyerangnya dan pelaku bilang kalau suatu saat dia akan membalas perbuatan yang telah dialaminya" Jelas Felix dengan tenang.

Pak Geri pun mengangguk "Kamu harus segera bertemu dengannya untuk menjadi saksi dan awasi pergerakan gadis itu karena bisa saja dia dalam bahaya karena sepertinya kasus ini tidak seperti biasanya"

"Tapi pak, gadis ini masih anak sekolah apa dia bisa menjadi saksi karena dia belum cukup umur untuk kasus ini?" Tanya polisi yang cantik bernama katerina

"Dia hanya menceritakan apa yang dia lihat hari itu dan dia tidak akan terlibat secara menyeluruh dalam kasus kali ini"

Dan para polisi itu pun membahas secara serius kejadian tersebut.

-----------------------------------------------------------
Raina dan temannya berjalan bersama dilorong sekolah sambil tertawa karena bel pulang telah berbunyi sekitar 10 menit yang lalu.

Elo, Deni, Nisa dan Agata sudah berpisah dengan Raina karena mereka menuju parkiran, sedangkan Raina berjalan menuju halte bis. Gadis manis itu menunggu bus selama 15 menit kemudian ada sebuah mobil hitam yang berhenti didepannya. "Masuk kedalam" Seseorang yang berada di dalam mobil membuka kaca mobil dan menyuruh Raina untuk memasuki mobilnya.

Gadis itu tersentak dan langsung menggelengkan kepala cepat, dan mengambil ancang-ancang untuk lari.

"Jangan coba kabur, saya nggak akan macem-macem sama kamu"

Raina masih diam dan sedikit ketakutan. Hingga pria itu keluar dari mobilnya dan menghampiri Raina.

"Saya polisi yang nolongin kamu beberapa hari yang lalu, bisa kita bicara sebentar?" Ucap pria tersebut

"Bicara apa?" Dengan polosnya

"Tentang kejadian yang menimpamu"

Gadis itu pun menggangguk dan menerima tawaran detective muda tersebut.

-----------------------------------------------------------

Maaap gantung kek hubungan eaaak❤️

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 27, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

MemoriesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang