29. Gagal Bertemu

11.3K 868 56
                                    

Apa ada jalur tiktok?

Apa masih wa?


Selamat membaca ❤️

"GAK!! GA MUNGKIN AKU KEGUGURAN, IRSYAD.  JAWAB NGGA!!"

"KENAPA KAMU BIARIN DOKTER AMBIL ANAK AKU IRSYAD!!"

"KAMU TEGA!!"

Teriakkan dan pukulan terus Irsyad dapatkan dari Berlian saat tau bahwa ia keguguran. Setelah dirinya menerima akan kehamilannya justru Tuhan sudah tidak percaya pada dirinya lagi.

Tangisan Berlian begitu pilu didengarnya, wajah pucatnya itu sudah dibanjiri air mata.

"Kenapa kamu tidak melarangnya Irsyad" suara yang begitu lirih karna telah kehilangan sangatlah pilu.

Tadi Berlian merasakan sangat mual diperutnya, sampai ia lupa bahwa kamar mandi baru saja di pakai untuk mandi dan belum disikat kembali. Berlian berlari masuk kedalamnya hingga ia merasakan kakinya sangat licin.

Hingga terjadilah ia jatuh dengan perut terbentur closet dan tidak sadarkan diri karna tidak kuat menahan nyeri.

"Ikhlaskan, kita sedang diuji" Kata Irsyad, siapa juga yang tidak akan sedih ditinggal oleh calon anaknya? Apa lagi ia sudah menunggu itu selama lima tahun lamanya.

Berlian hanya diam dengan tangisan yang tidak kunjung mereda. "Kenapa dia malah pergi disaat aku udah menerima nya Irsyad" ucap Berlian begitu sedih.

Irsyad hanya bisa menggelengkan kepalanya, cobaan selalu datang menghampiri dirinya.

Umma Lily dan Abah Rizky masuk kedalam ruangan Berlian, mereka melihat kesedihan yang sangat menyakitkan di Berlian.

"Ian" Irsyad bergeser membiarkan Abah Rizky bersama Berlian.

"Abah. Anak Ian pergi bah" adunya dengan memeluk erat tubuh Abahnya itu.

Berlian memang sempat ingin menggurkan kandungannya, tapi tidak lagi saat ia merasakan ada yang berbeda saat mengelus perutnya apa lagi kemari ia mendengar detak jantung calon anaknya itu.

"Ikhlaskan nak. Tabungan untuk kamu disurga"

"Allah akan menggantikan kesedihan kamu hari ini nantinya. Allah hanya menegur kamu saat dulu ingin melenyapkannya dan sekarang Allah mengabulkan yang kamu inginkan. Mulai sekarang belajar untuk berpikir sebelum bertindak" tutur Abah Rizky dengan sangat lembut. Tangannya tidak berhenti mengusap kepala yang tertutup jilbab instan.

Disana, Annisa sedang memperhatikan anaknya yang sedang menyusu didalam dot, untuk beberapa hari ini perkembangannya sudah lebih baik dari pada sebelumnya.

Dan lebih bersyukur nya lagi, Air Asi Annisa sangatlah banyak dua hari belakangan ini. Ia harus memompa agar bisa memberikan kepada anaknya.

Affan Khiar Baqir, nama yang diberikan Annisa untuk anaknya yang berjenis kelamin laki-laki. Wajah yang sangat mirip dengan Abinya membuat Annisa begitu sakit.

Apa lagi Annisa ingat bagaimana ia meminta tolong kepada suaminya itu, tetapi suaminya lebih memilih bersama istri pertamanya. Annisa tidak marah hanya saja ia merasa sangat kecewa.

Annisa sendiri belum mengabari mertua dan Irsyad jika ia sudah melahirkan dengan prematur.

"Makan dulu nak" ucap Elbaraq, ia ikut menyusul Annisa yang berada di ruang inkubator.

"Sebentar ayah, Affan susunya belum habis" jawabnya dengan terus memperhatikan Affan–anknya yang didalam inkubator.

"Jagoan umi, kamu pasti kuat kan nak" ujarnya menyemangati sang putra dengan senyum yang begitu tipis.

Annisa (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang