Qaytish - 2. pertemuan

6 1 0
                                    

HAPPY READING!

-------

Jeon Hayi, pagi ini ia disibukkan dengan kerjaan yang seharusnya tidak ia kerjakan. Ini semua karena si-tengik, Jeon Jungkook. Bagaimana bisa ia mengatakan jika hari ini dia tidak memiliki jadwal satupun. Padahal hari ini Jungkook memiliki tiga jadwal pemotretan.

Berbagai jenis umpatan ia lontarkan kepada adiknya itu. Padahal ia sedang enak-enaknya bercinta dengan kasur kesayangannya, malah terganggu dengan suara dering ponsel Jungkook yang tertinggal didalam kamarnya.

"JUNGKOOK! KUNYAH MAKANANMU DENGAN CEPAT!"

Jungkook melirik kearah Hayi yang mondar-mandir dengan pandangan malas.

Sebenarnya, Jungkook juga sedang bercinta dengan kasur empuknya itu, namun noona-nya datang membangunkannya dengan marah-marah. Katanya, Jungkook tidak disiplin sekali, tidak profesional.

Awalnya Jungkook tidak mendengarkan, lalu kembali melanjutkan tidur. Dan setelahnya yang terjadi, Hayi datang dengan segayung air, walau tidak disiram semuanya, hanya di percikan sedikit saja, namun itu mampu membuat Jungkook kehilangan ngantuknya.

"Aku ingin dikosongkan saja jadwalnya hari ini." Katanya mengulangi.

Hayi yang mendengarnya lagi-lagi menjawab, "iya, sudah ku kosongkan semua jadwalmu."

Jungkook meletakkan sarapannya yang belum selesai. Hayi menatap Jungkook yang topless.

"Ya sudah, aku ingin tidur lagi." Lanjut Jungkook.

"Tidak bisa! Kau tetap harus ke kantor. Kata kak SeokJin, kau sendiri yang harus memilih, nanti kalau dia yang memilihkan, yang ada kau tidak suka."

Mereka sedang membicarakan stylist untuk Jungkook, stylist Jungkook terdahulu berhenti karena ingin beristirahat untuk persiapan melahirkan. Sedangkan Jungkook itu terlalu pemilih dalam berbagai hal, bahkan SeokJin sudah memilihkan berbagai macam orang untuk dijadikan stylist Jungkook, dan berakhir pria itu usir dengan sopan, seperti,

'maaf, sepertinya saya tidak membutuhkan anda.'

Jungkook mendengus kesal, "apa-apaan, SeokJin hyung itu." Lalu satu sendok melayang kearahnya.

"Kau yang apa-apaan! Cepat bersiap, pakai bajumu. Kasian kak SeokJin kelelahan mencarikan orang untukmu. Jangan bersikap tidak sopan seperti itu."

Jungkook meringis, benar juga kata noona-nya. Kasian sekali pria bernama SeokJin itu. Dengan cepat Jungkook mengambil baju yang tadinya ia lempar di sofa. "Tunggu, Noona!"

.
.
.

"Sepertinya yang ini cocok denganmu." Kata pria di sebelah Jungkook.

Hayi menoleh kearah wanita yang dikatakan SeokJin cocok menjadi stylist Jungkook.

"Tidak. Jungkook tak suka yang seperti ini."

Jungkook mengangguk. Benar sekali, yang seperti ini, Jungkook tak suka.

Wanita Jeon itu mendengus. "Kook! Jangan terlalu pemilih, untuk apa kau mencari stylist yang cocok dengan lidahmu."

Mendengar itu Jungkook dengan lekas menghadap kearah cermin di belakangnya sambil menjulurkan lidah.

"Ada apa dengan lidahku, noona?"

SeokJin tertawa terbahak-bahak sambil mengode dengan tangannya, menyuruh wanita yang mencalonkan diri menjadi stylist Jungkook untuk keluar. Wanita itu keluar setelah menunduk pamit.

SeokJin menghentikan tawanya, lalu memandang wajah Hayi yang telah memerah, lalu bergantian menatap Jungkook yang sedang menunduk lantaran takut pada noona-nya itu.

"Jangan bertengkar." Katanya sambil mengusap surai Hayi dengan lembut.

Jungkook yang melihat itu dengan lekas menepis tangan SeokJin dari kepala Hayi.

"Hyung, kau masih menyayangi tanganmu kan?"

"Jangan sentuh-sentuh noona!" Lanjut pemuda Jeon itu.

"Huh! Posesif sekali." Dengus pria Kim.

Hayi yang melihat itu hanya tertawa gemas.

Lalu tiba-tiba pria Kim itu bertanya, "Kook, kau sayang dengan noona-mu tidak?"

Dengan cepat Jungkook mengangguk.

"Iya! Cinta sekali dengan noona."

"Kau mencintai Hayi?" Tanya Seokjin dengan wajah terkejut.

Hayi memukul kepala SeokJin dengan buku di tangannya. "Bukan cinta seperti itu, bodoh!"

"Lalu? Kata Jungkook dia mencintaimu..,"

"Aduh..., Hyung ini, wajah saja tampan, tapi otak– aww.. sakit hyung..." Jungkook menatap SeokJin seperti ingin mengajak perang.

Bukannya merasa takut, SeokJin malah mendekatkan dirinya kearah Jungkook.

"Kau benar-benar mencintai Hayi? Dia itu kakakmu, Kook!"

Merasa kepala Kim SeokJin ini perlu di benarkan, Jungkook berteriak,

"BUKAN CINTA TERLARANG HYUNG! AKU MEMANG MENCINTAI NOONA, TAPI CINTANYA SEBAGAI KAKAK, BUKAN CINTA PADA WANITA!"

Hayi dan SeokJin menutup telinga mereka. Karena sungguh, Jungkook berteriak tidak main-main.

Bersamaan dengan itu, seorang gadis masuk kedalam ruangan dengan raut terkejut karena teriakan Jungkook. Perhatian ketiga orang itu langsung tertuju pada gadis yang juga terlihat terkejut.

"M-maaf, aku tadi disuruh langsung masuk." Kata gadis itu menunduk. Namun segera terangkat saat suara berat Jungkook menginterupsi,

"Kau diterima."

{}

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 04, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

QaytishTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang