Laya

belum apa apa

"Kalian tuh ya kerjaannya ribut mulu"

Laya menundukkan badannya tanda hormat kepada wanita cantik yang tengah menenteng paper bag itu, ya siapa lagi kalo bukan bu fara.

setelah menyelesaikan keributan dengan cewe bernama laya, nata segera merapihkan rambutnya dan langsung berhambur ke pelukan fara sang istri.

Duh sakit hati laya

"Loh kamu kok kesini ga bilang bilang sih"

"Biar surprise, aku juga bawain kamu makanan loh"

Bu Fara menunjukkan paper bag nya yang isinya bekal siang untuk suaminya itu, bu Fara ini memang pandai masak.

Merasa dirinya nyamuk diantara bu fara dan pa nata, laya memutuskan untuk meninggalkan ruangan.

"Eh laya mau kemana?"

Laya menghentikan langkah kakinya, diarahkan pandangannya pada seseorang yang menyebut dirinya, "hmm.....maaf bu saya masih ada kerjaan saya permisi"

Laya berjalan kearah meja kerjanya, wajahnya tampak murung

Laya gabisa terus begini, menyimpan perasaan untuk suami orang lain itu salah, yaampun... seharusnya dia sadar dari awal yang Laya rasakan saat ini akan menyakiti dirinya sendiri, mana mungkin dia akan mendapatkan Nata yang memiliki segudang pesona itu, lagi pula pria itu kan cinta mati dengan bu Fara

"WOIII LAYA!!" suara diiringi gebrakan meja kerja Laya itu berhasil menyadarkan pemiliknya yang sedang tenggelam dalam keheningan

"ihh apaansi lu ngagetin aja deh mba"

"lu bengong aja si lagian gw manggil lu daritadi ga nyaut nyaut, lu ada masalah?"

"gaada kok mba Gista gw cuma kurang tidur aja nih" mba Gista baik banget emang orangnya perhatian dan sweet gitu, tempat curhat anak anak sini soalnya orangnya pintar menyimpan rahasia alias mulutnya ga ember

"yaudah deh nih gw pesenin kopi khusus buat lu" mba Gista yang sudah siap membuka aplikasi ojek online itu langsung Laya cegah, sungkan Laya tuh kalo di traktir traktir gini apalgi sama mba Gista, doi udh sering banget jajanin Laya

"eh mba gausah gw udah seger lagi nih"

"halah udah si gapapa mumpung gw ada promo nih lumayan beli 1 gratis 1" yaudahlah memang kopi nya menjadi rezeki laya kali ini

"yaudah makasi ya mba Gista sayangku"

"iya sama sama, oiya sebenrnya gw mau bilang sesuatu ke elu tadi"

"apaan mba?"

"lu kan jomblo dari lahir nih dan gw tuh prihatin liat lu jones mulu padahal lu tuh cantik, nah jadi gw mau ngenalin lu sama temen cowo gw mau ga?, siapa tau cocok"

"dih mba Gista aneh aneh deh, gw aja blom tau orangnya gimana"

"orangnya baik banget, ganteng, tajir lagi, anak pengusaha juga dia, kalo lu tau bapa nya lebih kaget lagi, pokoknya cocok dah lu bedua, nih kalo lu mau liat orangnya" mba Gista membuka room chat dengan pacarnya dimana terdapat foto pria yang ia bicarakan tadi

"cakep kan"

Laya berfikir sejenak, pria ini juga ga kalah menarik dengan Nata, apa salah nya dia mencoba, siapa tau bisa membuatnya melupakan Nata

sudah saatnya Laya memiliki kisah cinta sebelum menua, ia iri dengan orang orang yang memiliki pasangan seperti mba Gista dan pacarnya, huhh laya kan juga ingin dicintai

"yaudah deh mba gw mau"

sepenggal kata yang keluar dari mulut Laya berhasil membuat mba Gista lompat lompat kegirangan, mba Gista tuh udah seperti kakanya Laya, dia ingin adik dikantornya itu segera menemukan pria yang membuatnya bahagia, dan membantu Laya melupakan Nata, well walaupun Laya ga cerita apapun tentang perasaannya, mba Gista cukup peka untuk tau bagaimana cara Laya menatap Nata seperti orang yang sedang jatuh cinta

"haha, biasa aja kali mba"

"gw seneng banget tau, yaudah nanti gw kasih nomor lu ke dia ya, biar dia chat lu"

"iya mba"

"tapi lu jangan cuek laya, lu bakalan nyesel kalo melewatkan pria yang satu ini"

"iyaiya"

Laya melipatkan kedua tangannya diatas meja dan menjadikan bantal untuk kepalanya, beberapa kali terdengar hembusan nafas yang sangat menyedihkan

***

tolong saya oleng dengan ayang haein

mba Gista yang cantik nya anggunly