Imannual namanya dan sering dipanggil Nuel, lelaki berusia 16 tahun yang sedang duduk di kelas 12 SMA pancasila, Jakarta. Seorang cowok yang pandai dibidang musik dan BLO'ON pada pelajaran Matematika dan fisika :D .
Ada lagi kelebihan dari sosok Imannual ini, yaitu setia. Dia tidak mudah jatuh cinta, dan sekali jatuh cinta, maka sulit bagi nuel untuk mendua, apalagi buat move on.
Inilah yang membuat Nuel pernah berhari-hari mogok bicara sama teman-temanya gara-gara patah hati sama cewek. Peristiwa itu terjadi sekitar 1 setengah tahun yang lalu saat dia sedang duduk di kelas satu semester 2. Sampai sekarang pun, nuel masih menyimpan rasa sayang pada mantannya itu walaupun rasa itu semakin berkurang. Karena Nuel sudah berniat untuk melupakan mantanya. Apalagi dia adalah cinta pertama nuel. Disamping rasa sayang yang masih tersisa itu, nuel juga menyimpan sedikit rasa benci karena telah diduakan dengan temannya sendiri.
Awal-awal naik kelas 3, sekolah Nuel kedatangan siswi baru dari Yogyakarta.
Dian namanya, cewek yang berperawakan tinggi, berkulit putih, dan salah satu model majalah. Biarpun terkenal cantik, dian baik dan tidak sombong. Saat pertama ia masuk sekolah pancasila, banyak lelaki yang terpesona dan cantuh cinta sama dian. Jangankan laki-laki, wanitapun banyak yang kagum dengan kecantikan dian. Baru saja dian masuk sekolah, sudah banyak cowok-cowok yang menembak dian. Tapi semua tidak diberi jawaban olehnya.
Nuel salah satu dari cowok yang mulai mengagumi Dian, awalnya hanya kagum, karena nuel mencintai seseorang lebih mengutamakan kecantikan hatinya dari pada cantik luar. Kebetulan dian juga masuk satu kelas dengan nuel, Xl Ipa 1.
Hingga banyak waktu mereka buat bersama dan saling lebih mengenal lebih dekat.
2 bulan setelah kedatangan dian di SMA Pancasila, Dian dan Nuel semakin dekat dan akrab. Hingga banyak yang mengira kalau mereka pacaran. Tapi gosip itu langsung ditepis oleh dian.
Hari demi hari, semakin melekatnya Dian dan nuel, sampai nyamannya Nuel bila bersama Dian, ia mulai tertarik dengan Dian. Setiap hari, Nuel selalu memperhatikan dian, selalu bencarinya saat dia jauh. Nuel mulai mencari tau tentang kesukaan dan hobby dian. Dan ternyata dian senang sekali dengan boneka danbo. Terlihat dari macam-macam aksesorisnya berbentuk dan bergambar danbo semua. Dari gambar buku tulis, gantungan tas, dan lain-lain.
Dian sering membuat boneka danbo dan mengoleksinya. Terkadang dian membuat danbo dengan motif gaya sesuai dengan perasaannya. Saat dia senang dia akan membuat danbo smile dengan mulut melengkung ke atas yang mengartikan tersenyum. Saat dia sedih, dia akan membuat danbo sad kebalikan dengan danbo smile. Begitu pula saat dia merasakan yang lainnya ia lebih senang melukiskan dengan membuat boneka danbo.
Suatu hari saat Dian dan Nuel diperpustakaan bersama...
"Nuel, lo mau gak ntar sepulang sekolah ikut gue buat danbo bareng??" Ajak Dian.
"Boleh, eh lo suka banget ya sama danbo? Sampe-sampe barang-barang lo semuanya danbo?" Kata Nuel pura-pura tidak tau. Padahal ia sudah memperhatikan dian lama dan mengetahui kalau dia tergila-gila danbo.
"Iya gue suka banget sama danbo, soalnya dia bisa melukiskan perasaan seseorang, ya pokoknya gue suka banget lah"
"Tapi gue gak bisa buatnya"
"Udah tenang, ntar gue ajarin"
Sepulang sekolah usai, merekapun pergi kerumah dian untuk membuat danbo bersama.
"Gila, nih rumah kayak musium danbo tau gak" kata Nuel sambil melihat kanan kiri rumah Nuel yang isinya penuh dengan danbo. "Ini semua elo yang buat??"
"Iya lah, kan gue udah bilang kalau gue seneng banget sama danbo. Tapi yang disini lagi sekidit, nah kalau dikamar gue malah banyak banget"
"Sedikit apanya? Disini aja udah kayak musium khusus danbo gino lo bilang dikit" masih sambil terheran-heran melihat banyaknya danbo di seisi rumah Dian.
Tiba-tiba ada mamahnya dian keluar,
"Eee anak mama udah pulang, sama temenya ya, ayo sini makan dulu yuk" ajak mamah ramah kepada dian dan nuel.
"Oooh iya tante, gak usah repot-repot" kata Nuel sambil malu-dengan mamahnya Dian.
"Ayo gapapa, sekalian kita makan bareng"
Bujuk mamahnya dian.
"Iya udah ayo kali nuel, makan bareng, gausah malu-malu deh" tambah Dian sambil menarik tangan Nuel.
Dan Nuelpun menurut lalu merek makan bersama.
Setelah itu, mulailah mereka menuju ke suatu ruangan di bagian belakang rumah dian.
"Katanya kita mau buat danbo" kata nuel sambil berjalan mengikuti dian
"Iya ini juga mau buat kali, kan perlu jalan juga nuel, kamu deh.. nih udah sampe"
Sambil membuka pintu. Mereka ada di suatu ruangan yang penuh sekali dengan boneka danbo dan bahan-bahan untuk membuat danbo.
"Ini malah banyak banget danbonya. Gila deh, sampe merinding gue" kata nuel sambil bergidik.
"Hahaha nuel".. elo ada-ada aja deh. Masak cuma liat danbo gini sampe merinding kayak liat hantu aja. Ucap dian sambil terkekeh-kekeh.
"Iya tapi kan ini buanyak bingit dian. Ini juga bahan-bahannya bertumpuk-tumpuk" terus nuel sambil memegang-megang tumpukan kertas untuk membuat danbo. "Tapi bagus-bagus loh buatan lo, keren".
"Haha iya ayok deh cepetan buat, elo mau buat danbo dengan muka gimana?"
"Gue mau buat danbo yang mukanya kayak elo ah" canda nuel.
"Yeee gak bakal bisa deh lu, sok gaya deh. Hahaha"
Merekapun mulai membuat danbo. Dian sangat lincah dan cepat memotong, melipat, dan membentuk danbo itu hingga terbentuk danbo yang bagus. Nuel juga berhasil membuat danbo dengan wajah tertawa berkat bantuan dari Dian. Diam-diam nuel selalu memperhatikan dian, dimatanya dian adalah wanita cantik, baik, tidak sombong, pintar, dan humoris. Sore itu merupakan sejarah tersendiri buat Nuel, dia sangat bahagia dan nyaman sekali dekat dengan dian. Mereka saling bercanda dan tertawa bersama. Dan benar saja Nuel jatuh cinta dengan dian.
Ohh indahnya hari itu....!!!