Fiore di Magnolia || ChanBaek (BL) ✔️

🌸 Fiore di Magnolia 🌸

Fiore di Magnolia

Cuaca terlihat cerah, angin berhembus ringan untuk menyambut awal musim semi. Burung-burung nampak berterbangan sembari bernyanyi riang gembira menyuarakan suara merdunya, bunga-bunga mulai mekar kembali, lebah dan kumbang memulai pekerjaan mereka untuk mempercantik pemandangan.

Pemandangan Danau Chelan yang berada di Washington, Amerika nampak sangat menggiurkan untuk dipandang dengan mata telanjang sebagai salah satu ciptaan Tuhan yang tidak boleh untuk dilewatkan. Orang-orang berjiwa seni tinggi tentu saja tidak akan melewatkan pemandangan tersebut, seperti halnya lelaki tampan bertubuh tinggi dengan sorot mata setajam elang yang nampak memindai setiap titik warna dan bentuk yang sekiranya cocok untuk dapat dijadikan sebagai objek yang akan ia tuangkan ke dalam goresan kuas bercat akrilik diatas kanvasnya.

Lelaki tampan bernama Richard Loey itu tampak tersenyum sumringah, begitu puas dengan apa yang dapat matanya tangkap. Danau dengan air yang sangat jernih hingga dapat memperlihatkan ikan-ikan kecil yang sedang berenang dan hewan-hewan kecil yang hidup didalam air. Rerumputan yang tampak berwarna hijau subur di sekeliling danau, pohon-pohon buah dan bunga yang tampak bergerak halus seiring angin yang berhembus. Bunga-bunga beraneka macam warna dan bentuk mulai bermekaran, sungguh memanjakan mata dan mengobati sedikit rasa lelah.

Richard Loey sang seniman di bidang lukisan yang lebih dikenal dengan nama 'Loey' itu memang sengaja datang ke Danau Chelan yang indah untuk menambah koleksi lukisan yang akan dia buat dengan tangan dinginnya, kemudian akan ia pamerkan bulan depan ketika pameran lukisan miliknya dibuka.

Saat Richard sedang mempersiapkan alat-alat melukisnya, ia sayup-sayup mendengar alunan merdu dari alat musik gesek yang melantunkan melodi halus, dengan rasa penasaran yang tinggi Richard mengedarkan pandangannya untuk menemukan dimana suara itu berasal.

Deg…

Richard berdiri mematung hingga lupa bagaimana caranya bernafas selama beberapa detik ketika ia sudah menemukan dimana asal muasal suara merdu itu tercipta. Disana, di tepi Danau Chelan lebih tepatnya di bawah pohon bunga magnolia berwarna merah muda yang sedang berguguran diterpa angin, tidak begitu jauh dari tempatnya berdiri. Seorang lelaki cantik nan indah bertubuh mungil dengan sweater berwarna putih tulang dengan sebuah biola bertengger apik di pundak sebelah kiri sedangkan tangan kanannya menggesek bow dengan penuh penghayatan. Mata indah dengan bulu mata lentik yang sedang tertutup menyembunyikan warna iris matanya, hidung kecil, bibir tipis yang sedang tersenyum kecil, kulit halus dan seputih susu benar-benar proporsi wajah yang sangat pas.

"Indah… sangat indah," kata Richard setelah sadar dari keterpesonaannya pada lelaki berwajah malaikat tersebut.

"Aku akan menjadikannya objek lukisan yang akan aku buat untuk kali ini. Sungguh lelaki itu dengan biola di tangannya dan bunga magnolia yang berguguran adalah perpaduan yang sangat sempurna."

Richard bergegas menyiapkan cat akrilik, palet warna beserta kuasnya untuk melukis objek yang sudah memporak porandakan kewarasannya barusan sebelum objek itu menghilang tentu saja.

------

30 menit sudah berlalu, Richard telah berhasil menyelesaikan lukisannya ditemani dengan alunan musik dari biola yang digesek oleh lelaki yang menjadi objek lukisannya tersebut. Sungguh hari ini begitu membahagiakan dan juga memuaskan untuk seorang Richard Loey yang selalu haus akan seni. Pemandangan yang indah, cuaca yang cerah, alunan biola yang menenangkan, dan jangan lupakan seseorang yang sangat menawan dan mempesona bak malaikat yang turun dari surga.

Richard mengangkat kepalanya berniat untuk melihat dan menghampiri lelaki mungil yang sudah menjadi objek lukisannya tersebut, berharap dapat berkenalan dengannya. Namun, Richard harus menelan kekecewaan karena lelaki mungil nan cantik itu sudah tidak berada pada tempatnya. Mungkin lelaki itu sudah pulang ke rumahnya