O5

378 35 2
                                    

Abi Andira Manggala.

Alex masih tidak percaya kalau dia punya kesempatan untuk berbicara dengan cowok lucu itu di sisa masa SMAnya. Untuk beberapa waktu, baginya, menjadi teman seorang Bian adalah anugerah terindah yang pernah Alex dapat.

Sampai Tuhan berkata bahwa Bian harus pulang.

Tentu. Abi Andira Manggala hanya dititipkan Tuhan sementara waktu. Alex bahkan tidak tahu bagaimana cara mengucapkan selamat tinggal yang baik sampai dia melewatkan kepergian Bian.

Dia belum kuat menghadap Bian lagi tanpa berderai air mata.  Alex mengurungkan niatnya untuk mengantar Bian pergi.

Sekarang, ketika dia memiliki keberanian itu, Alex berharap Tuhan masih bersedia menyampaikan salamnya. Untuk Abi Andira Manggala.

"Halo, Bian. Aku balik lagi."

"Maaf, ya, aku nggak bisa nganter kamu waktu itu. Kalau dipikir lagi, aku emang nggak kuat lihat kamu pergi, Bian. Aku takut pecah."

"Kamu di sana apa kabar? Enak, ya, udah nggak sakit? Malaikat pada baik sama kamu, nggak? Seharusnya kamu udah tenang di sana, karena kalau nggak, aku bakal paksa kamu balik. Jangan tanya gimana caranya."

Alex mencari tempat nyaman untuknya duduk dan melanjutkan bicaranya. Sebelum itu, dia menaruh beberapa tangkai bunga yang sengaja dia beli tadi di nisan Bian. Kini Abi Andiranya terlihat lebih cantik.

"Sebenernya aku masih agak kesel sama kamu, sih. Tapi nggak ada gunanya, kamu nggak akan mau denger aku ngomel, kan?" Alex terkekeh, kedengarannya sungguh pilu.

Kalau dihadapkan dengan Bian seperti ini, sungguh, Alex ingin menangis lagi. Tapi dia sudah janji untuk berhenti menangisi Bian karena dia pasti kesal. Jadi Alex akan kuat hari ini, meski pura-pura.

"Aku beruntung karena pernah kenal kamu, Bian. Anak laki-laki tangguh yang seumur hidupnya diisi dengan bahagia, walau penyakit diam-diam menghabisinya. Kamu tuh, selalu senyum dan nyebarin energi positif."

"Seandainya kita punya waktu lebih, aku  bakal bersyukur banget. Pasti kamu aku jagain terus, aku manja-manja, aku kasih jajan mulu. Terus, ada seutas list yang mau aku habisin sama kamu. Pokoknya, harus sama kamu.  Dan kalau bisa aku mau pacaran sama kamu."

Alex menggeleng, "Nggak. Salah. Aku bisa direbus sama mama kamu kalau berani bilang gitu."

Dia mendesah, "Bian, kayaknya aku jatuh cinta, deh. Tapi udah terlambat, ya?"

Dancing With Your Soul, sunwon.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang