Part 01

28 12 5
                                    

Cerita ini hanya fiktif belaka. Jika ada kesamaan nama tokoh, tempat kejadian, ataupun cerita hanyalah kebetulan semata dan tidak ada unsur kesengajaan.

Jangan lupa tinggalkan jejak berupa vote and comment kalau suka cerita ini 🥰

‌‌‎  ‌‌‎

Happy reading bestie<33

⊱⭒——┈──┄· ⟡ ·┄──┈——⭒⊰


"KETOS GAJELAS!"

"Baik pas ada maunya doang kambing!"

Gadis bernama tag Laura mengumpat dalam hatinya, pasalnya pria itu selalu memanfaatkan kepintarannya.

"Gue itu orangnya baik, suka beramal lagi"

Gadis itu mengangkat sebelah alisnya merasa jika umpatan di dalam hatinya diketahui oleh pria didepan nya.

"Beramal kalo inget doang aja bangga" lanjut Laura.

"Daripada lo, suka plastik gak berguna, mending suka sama gue" ucap Aresh sambil menampilkan smirk andalannya.

Laura melotot rasanya ingin mencekek leher cowok itu sekarang juga.

"Plastik pala lo, mendingan gue pacaran sama Jaemin dari pada sama ketos sengklek kaya lo Naresh Mahendra!"

Cowok yang sering di sapa Aresh itu semakin mendekat kan wajahnya, hingga deru nafas keduanya bisa dirasakan masing-masing. Refleks Misellea langsung menjauhkan wajahnya dari tatapan tajam dari Aresh.

"Gausah ngarep bisa pacaran sama si Jaemin, maupun Jaeman siapapun namanya. Yang pasti dia gatau lo hidup Ra" lanjut cowok itu sambil mengembalikan buku matematika yang dia contek tadi.

Perkataan yang keluar dari mulut Aresh memang ada benarnya dan sedikit membuat tertampar untuk gadis itu.

"Lo kalau ngomong jujur banget, sampai pengen gue tampol mulut lo yang lemes itu"

"Gue sama Jaemin juga gantengan gue" ucap Aresh dengan percaya dirinya.

"Ganteng tapi mulut lemes buat apa" lanjut Laura yang langsung pergi dari hadapan cowok itu.

"Lo kalau marah lucu, jadi suka gue" ucap Aresh.

Aneh memang setiap kali dua insan remaja itu di pertemukan selalu berakhir dengan perdebatan yang konyol bahkan sangat menguras emosi bukan untuk Aresh namun hanya Laura yang emosi.

Bisa di bilang mereka seperti kucing dan tikus.

⋆ ─── ⋆

Pelajaran Olahraga memang selalu membuat capek, apalagi saat disuruh lari keliling lapangan.

Aresh berjalan di tepi lapangan yang terdapat pohon mangga lantas ia pun duduk di sebuah bangku di bawah pohon mangga itu.

Sedangkan seorang gadis tengah mati-matian menahan kekeringan di tenggorokannya. Ia meneguk ludahnya kasar saat melihat Aresh meminum air dingin itu yang kelihatan begitu segar.

Karena Laura sangat merasa haus pada saat itu, dia memiliki ide yang sangat membagongkan. Mungkin bel istirahat juga akan berbunyi sebentar lagi. Tapi itu tidak mengurungkan niatnya untuk mengambil botol air yang masih tersisa setengah itu dari tangan Aresh.

Laura sedikit menyentil tubuh Aresh dari samping namun cowok itu tidak menyadarinya, sehingga gadis itu berhasil mengambil botol air yang tinggal setengah saja namun masih bisa untuk di minum.

Pak Ketos SengklekTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang