bab 4

14 4 8
                                    

🥀"dan pada sebagian malam, lakukan sholat tahajud  (sebagai suatu ibadah) tambahan bagimu: mudah-mudahan Tuhanmu mengangkatmu ketempat yang terpuji."🥀

"Apa..!!"
Kagetku hingga reflek berdiri dan menarik tanganku pada Bagas.

Sebenarnya motif Bagas apa sih?.
Bagas menggenggam tanganku membawa ke dalam dada bidangnya. Deg deg... Deg deg.... Deg deg..
"Denger nggak?"tanya Bagas lembut. Aku mengangguk, jantung bagas berpacu begitu cepat. Sama seperti diriku.
"Gas. Jantung Lo mau meledak ya? Tapi kok punya gue juga sama kayak punya Lo, cepet banget."tanyaku spontan.

"Hehe. Itu bukan meledak Dis, namanya gugup. Kamu gugup?"tanya Bagas tersenyum lebar.
"Gugup sih, apalagi nyentuh dada Lo."ucapku lirih namun masih dapat didengar Bagas. Beberapa detik Aku baru sadar dengan kata-kata yang terlontar begitu saja.
"Eh.. g-gak, gak kok. Kata siapa."kataku cepat dan berusaha melepaskan tanganku, namun Bagas tahan.

"Aku tahu nggak perlu ditutupi. Jadi... Kamu mau jadi pacarku?"ulang Bagas sambil berlutut.
Aku menggigit bibirku bingung. Di sisi lain Aku mau dan di sisi lain juga Aku nggak mau terjebak lebih dalam.
"Gadis?"panggil Bagas.
Aku kasih kesempatan lagi aja, mungkin Bagas bisa lupain mbak Reni. Batinku mengangguk.
"I-iya."jawabku gugup.
"Iya apa?"pancing Bagas tersenyum miring.
"Iya gue mau jadi pacar Lo."
"Yes.."Bagas memeluk tubuhku erat sambil berbisik. "Terima kasih."

----
Dua jam berlalu, Bagas sudah pulang kerumahnya dan Aku tidak bisa tidur sama sekali.
"Ck."Aku merubah posisi ku menjadi terlentang, memutar bacaan Al Quran berharap bisa tidur.
Usahaku berhasil, Aku berhasil tidur tapi hanya dua jam. Sekarang Aku bangun melirik handphone melihat masih jam satu dini.

"Kalau kamu bangun tidur di jam satu pagi, lebih baik tunaikan sholat tahajud. Banyak loh orang yang nggak bangun di waktu yang tepat seperti sekarang. Jangan sampai menyia-nyiakan waktu yang diberikan Allah untuk menceritakan keluh kesah mu."

Aku teringat nasehat Nenek dulu saat berlibur kerumah, Nenek selalu melaksanakan sholat tahajud dengan rutin. Aku tidur seranjang dengan Nenek karena Kakek sudah lama meninggal.
Akhirnya Aku putuskan sholat tahajud, setelah sholat tidak lupa berdoa dan menceritakan keluh kesah ku padaNya.

Aku menangis meratapi dosa-dosa ku, sampai-sampai Aku tertidur di atas sajadah masih menggunakan mukena.
"Nenek.."




Tbc.

Ekspresi Gadis saat bangun tidur.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 28, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Ku Mulai Dengan BismillahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang