"Bagaimana menurut mu" tanya pria di depan ku dengan senyum manis
"Bagus, cocok untuk mu" jawab ku sambil tersenyum
"Gaun ku terlalu ketat, sepertinya berat badan ku bertambah lagi""akhirnya kau sadar juga" kekehnya pelan.
"Apa katamu!!, Ini semua salah mu yang selalu memberi ku banyak makanan" gerutu ku.
"Aku memberi mu banyak makanan karena aku menyayangi mu, lagi pula aku tak peduli segendut apapun kamu aku tetap cinta"ujarnya menatap aku dengan binar
Aku menatapnya berkaca-kaca, akhirnya aku bisa merasakan dicintai.
"Dasar gombal"balasku ketus, lalu tersenyum sambil memalingkan wajah. Dan hanya dibalas dengan kekehan pelan olehnya.Aku tidak percaya, bahwa aku sebentar lagi akan menikah. setelah apa yang terjadi 2 tahun lalu. Ku tatap lelaki yang sedang berdiskusi dengan sang disainer sekarang. Dia Arya lelaki yang telah dijodohkan dengan ku 2 tahun lalu, kami dijodohkan oleh kedua orang tua kami atas keinginan dari kakek arya yang merupakan sahabat karib kakek ku. Awalnya aku menolak, apalagi aku sedang patah hati saat itu. Lalu ibu membujuk ku, menyarankan ku untuk mencoba terlebih dahulu dekat dengan arya.
Awalnya aku masih sulit untuk menerima arya tapi melihat kebaikannya yang selalu ada untuk ku, menemani ku mencari pekerjaan yang layak. Menghibur ku di saat sedih, banyak lagi kebaikannya yang tidak bisa ku jelaskan satu persatu."Ganti baju mu, aku akan tunggu dimobil"ucap arya tersenyum lalu berlalu pergi.
"Dira" panggil seorang wanita dibelakang ku, ku tolehkan wajah melihat seorang wanita berdiri dengan gaya modis sedang tersenyum
"Benar kau dira, apa kabar? sudah lama sekali aku tak melihat mu" tanyanya masih dengan senyuman lalu mengulurkan tangan untuk berjabat
"ohh hy nisa, allhamdullilah kabar ku baik. bagaimana denganmu?" jawab ku dengan tersenyum dan menjabat tangan nya
"kabar ku juga baik, sudah lama sekali tidak bertemu dengan mu semenjak kau putus dengan arkan" jawab nisa dengan menyebut nama lelaki itu yang merupakan sepupunya
"hmm begitulah, sedang apa kau disini?" tanyak ku basa-basi
"sedang mengukur baju keluarga untuk nikahan Ara, kau masih menggigat Ara bukan sebulan lagi dia akan menikah"jawab nisa dengan antusias
ternyata si sinis itu akan menikah, si sinis merupakan nama julukan yang ku berikan kepada Ara, karena selalu sinis melihat ku disaat datang ke acara keluarga mereka, sedangkan Nisa merupakan Satu-satunya keluarga lelaki itu yang sangat menghargai ku dia sangat bersikap ramah dan sopan.
"tentu aku mengingatnya, sampai kan selamat ku kepadanya ya" ucapku
"baiklah, jika kau tidak sibuk datanglah ke acaranya" balas nisa
"Nisa. kemana saja kau, tante dari tadi mencari mu" belum sempat aku menjawab pertanyaan dari nisa, pembincaraan kami di putuskan dengan suara wanita paruh baya yang sekarang berjalan menuju ke arah kami.
mata ku dengan wanita paruh baya bersibobrok, terlihat kekagetan dimatanya saat melihat ku tapi berhasil ditutupnya dengan senyum elegan lalu menyapa ku
"Dira, apa kabar sudah lama tante tidak melihat mu" sapanya
"baik tante" jawab ku lalu menyalaminya
"tante Maya apa kabar juga?" tanyakku setelah menyalami
"tante baik" jawabnya dengan senyum lembut menatap ku. tatapan itu entahlah, tidak pernah sekali pun aku melihat ibu dari mantan pacar ku menatap ku seperti ini
"kau sedang fitting baju pengantin? wah kau akan menikah yah" tatapan tante Maya terputus lalu memperhatikan baju pengantin yang belum ku lepaskan
"Ah iya, acaranya masih 2 bulan kedepan" jawab ku terseyum, lalu berjalan menuju sofa tempat ku menyimpan tas
"tante dan nisa, jika tidak keberatan datanglah" kusodorkan undangan yang ku ambil dari dalam tas
"kamu akan menikah?" tanya tante Maya dengan tatapan sendu melihat ku
"semoga kau mendapatkan suami dan keluarga yang baik"lanjutnya dengan senyum tipis
"tante dengan tulus meminta maaf dengan, atas sifat tante dulu" ucap tante maya dan tersenyum tulus menatap ku
"tidak perlu meminta maaf tante, tante tidak salah" jawab ku tersenyum
"maaf Tante, Nisa, sepertinya saya harus berganti pakaian terlebih dahulu" lanjut ku, lalu di iyakan mereka
setelah melepas baju pengantin yang meyiksa ku dengan bantuan pegawai butik, lalu berbicara basa basi dengan tante maya dan nisa yang kekeh meyuruhku datang ke acara nikahan Ara, yang otomatis ku jawab dengan iya sebagai formalitas saja. tidak mungkin aku datang dan berbaur dengan keluarga mereka yang mayoritas tidak menyukai ku. aku berlalu keluar butik menuju arya yang sudah munggu ku dari tadi di parkiran mobil.
langkah ku terhenti ketika melihat seorang pria yang sedang keluar dari mobil yang terparkir di sebelah mobil arya, entah kenapa kaki ku terpaku tak bisa melangkah setelah sekian lama tak melihatnya, ada apa dengan jantung ku ini. kenapa degub ini masih sama seperti dulu, kenapa? apakah aku masih mencintainnya? apakah aku masih mencintainya meskipun sudah disakiti sangat dalam
"Dira" keterpakuan ku terlepas, ketika mendegar suara pria ku yang sedang melambaikan tangan dan tersenyum. yang kubalas dengan senyum, lalu melangkah menuju ke arahnya.
"kenapa lama sekali" tanya arya disaat aku membuka mobil.
saat ingin menjawab pertanyaanya, mata ku dan lelaki itu tidak sengaja bersibobrok, sudah lama sekali, lama aku tak melihat mata itu, mata yang merupakan pusat hidupku, mata yang sangat kusukai dulu, mata yang ku puja-puja."tadi tidak sengaja bertemu teman lama" jawab ku yang sudah memutuskan pandangan dari lelaki itu lalu munutup pintu mobil setelah aku duduk di kursi penumpang
"langsung ke kontrakan?" tanya arya yang menyadarkan ku dari lamunan ku
"he'em, aku mau tidur" jawabku lalu menyenderkan kepala ku disandaran kursi
"kau pasti bergadang lagi menonton drama"balas arya lalu mengusap rambut ku lembut
"istirahat lah" lanjutnya
kupejamkan mata ku, entah mengapa di otak ku sekarang hanya ada mata lelaki itu, setelah sekian lama tak melihat nya kenapa kami harus bertemu?. mata itu entahlah kenapa aku melihatnya menatap ku berbeda.
oh tuhan berhentilah dira, ingat kau segera akan menikah dan kau masih memikirkan lelaki brensek itu.
Ah Arkaan, brensek setiap menyebut namanya jantung ini akan berdegup seperti dulu. apa aku masih mencintainya? hmm bodoh sekali jika aku masih mencintai lelaki itu sedangkan sekarang aku memiliki lelaki yang sangat mencintai kukubuka mataku lalu menatap arya yang sedang menyetir, kenapa sulit sekali mencintai lelaki ini, apa kurangnya? arya baik tidak sangat baik malah. arya tampan walaupun tak setampan lelaki itu, lalu mengapa aku sangat sulit mencintainya.
"tepesona hmm"ucap arya yang tersenyum jahil menatap ku
"aku tahu aku tampan, jangan melihat ku seperti itu. atau kau akan semakin terposana" lanjutnya dengan wajah sok gantengnya
"anda terlalu percaya diri pak, kau tidak tampan sama sekali"jawab ku dengan terkekeh geli
"kau malu mengakuinya nona"balasnya tidak mau kalah
"baikalah, terserah anda" jawab ku memutar bola mata,dan menatap luar jendela mobil.
~~~~~~~~~~~~~
after a long time😆09-Februanri-2022
KAMU SEDANG MEMBACA
For You
Short StoryKumpulan Short story yang pernah mampir ke otak😆, ini area dewasa ya...