If We Can't See From Tomorrow

47 4 0
                                    

Hening. Dingin. Begitulah hubungan byungchan dan seungwoo selama 1 bulan ini. Mereka menjalin hubungan selama 5 tahun lamanya. Namun, seungwoo perlahan mulai menjauh. Semua bermula ketika Seungwoo menghadiri reuni kampus mereka. Entah apa yang terjadi namun setelah menghadiri reuni di Jeju selama 2 hari Seungwoo berubah. Tatapan cinta dan binar-binar di mata Seungwoo perlahan menghilang untuk Byungchan. Tatapannya sangat dingin, dan tanpa minat lagi. Rutinitas weekend date mereka sudah tidak pernah dilakukan lagi. Berbagai alasan dilontarkan Seungwoo untuk menolaknya.

Seungwoo tidak mengatakan apapun. Tapi Byungchan tahu, hati Seungwoo tak lagi sama. Dengan mengumpulkan sisa keberanian, byungchan putuskan inilah saatnya memperjelas semuanya.

"Kak, boleh aku ngomong sesuatu?" Seungwoo yang sedang duduk di sofa segera menolehkan kepalanya pada byungchan dan dengan gesture tubuhnya mempersilakan byungchan duduk dan bicara.

"Aku.. maaf selama ini belum bisa jadi pasangan yang membahagiakan kakak, maafin Byungchan selalu ngerepotin kakak terus, ngurusin Byungchan terus sampai lupa kalau kakak juga butuh bahagia. Makasih kak Seungwoo udah menghabiskan waktu sama Byungchan selama ini. Kakak adalah kenangan Byungchan terindah" Byungchan tarik nafas dan mengambil jeda untuk meredakan sesak dan tangis di ujung pelupuk matanya sambil tertawa miris.

"5 tahun ya kak, ternyata kita menghabiskan masa bahagia bersama selama itu, aku gatau kakak bahagia apa enggak, tapi Byungchan bahagia banget sama kakak selama ini. Kakak rumah Byungchan, tempat byungchan pulang, tempat teraman dan ternyaman untuk kembali. Tapi sayangnya aku bukan rumah kamu ya kak. Habis ini kakak harus bahagia pokoknya ya. Jangan telat makan, jangan begadang melulu nanti kamu sakit" ujar byungchan dengan gemetar, lalu ia seka air matanya. Ia tidak ingin menangis, tapi perpisahan ini sungguh menyakitkan. Ia tatap wajah han seungwoo untuk terakhir kalinya.Ia simpan dalam memorinya, lelaki yang hebat, lelaki tampannya yang akan selalu ia cinta. Hening entah sekian menit demi menanti jawaban Seungwoo namun Seungwoo hanya diam membisu.

"Kalo nggak ada yang mau diomongin lagi Byungchan pamit ya kak. I love you Kak Seungwoo lelaki hebat"

Yang byungchan dapatkan malam itu hanyalah seungwoo yang diam tanpa sepatah kata pun. Seungwoo tidak menjelaskan apapun, tidak pernah mengatakan apapun sampai byungchan yang harus mencari tahu sendiri mengapa lelaki yang dipujanya berubah. Seungwoo menemukan orang lain yang lebih baik dari dirinya. Orang yang mandiri, hebat, banyak prestasi dan tidak merepotkan seperti dirinya. Dan Byungchan sadar, seseorang seperti Kak Seungwoo pantas mendapatkan pasangan yang sepadan. Apalah dirinya hanya lelaki manja tukang merengek.

Ia kecewa mengapa Seungwoo memilih diam. Namun, inilah yang bisa ia lakukan. Meninggalkan semua kenangan bersama Seungwoo dan memulai hidup barunya.
Setelah Byungchan selesai memindahkan semua barangnya, yang ia harus lakukan adalah menemui orang tua lelaki itu. Mama Han dan Papa Han. Orang yang sudah dianggapnya sebagai orang tua dan sangat ia sayangi. Tidak mungkin ia pergi tanpa berpamitan. Hanya ada isak tangis yang terjadi, Mama Han menangis serta memeluk byungchan sambil mengucap maaf berkali-kali. Papa Han hanya bisa berkaca-kaca melepas Byungchan, yang sudah ia anggap seperti anak sendiri. Anak baik yang sangat tulus, anak ganteng kesayangan mereka harus pergi.

••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••

1 Tahun Kemudian

Suasana di rumah keluarga besar Han saat ini sangat ramai, mereka sedang merayakan ulang tahun pernikahan Mama Han dan Papa Han. Namun, suka cita tersebut entah mengapa terasa kosong, Mama Han bahagia tapi seperti ada kekosongan yang tidak bisa terisi saat Seungwoo datang membawa pasangan, dan itu bukan Byungchan. Mama Han tidak membenci pasangan Seungwoo, hanya saja susah sekali menerimanya. Hatinya masih dipenuhi rasa bersalah. Kesalahan seungwoo yang menghianati Byungchan setelah sekian lama mereka menjalin hubungan. Semua itu membuatnya sedih.

••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••

Malam semakin larut hingga mereka memutuskan untuk beristirahat mengingat semua sudah mulai lelah. Namun, setelah 1 jam beristirahat, Mama Han terbangun. Ia tidak bisa tidur. Hatinya sesak sekali. Kesedihannya tidak dapat ia bendung. Maka dilangkahkan kakinya menuju dapur untuk mengambil segelas air dan segera duduk di meja makan. Mama Han hanya bisa menangis dalam diam serta meminta maaf entah pada siapa. Anak tertua mereka yang kebetulan sedang ke dapur panik melihat mamanya menangis.

"Mama, kenapa?" Sunhwa. Han sunhwa, putri tertua keluarga mereka bertanya dengan bingung melihat ibunya menangis sendirian

"Sunhwaa, mama.. mama minta maaf kalau selama ini mama salah, maafin mama. Maaf mama belum bisa jadi ibu yang baik, maafin mama gagal menjadi orang tua buat kalian. Maafin mama"

"Maa, ini tentang Seungwoo? Jangan nyalahin diri mama sendiri ma, mama nggak pernah gagal mendidik kita kok ma. Sunhwa bahagia punya mama, papa, dan semuanya" sambil memeluk mamanya erat, ikut merasakan kesedihan yang mamanya rasakan.

"Mama gagal sunhwa. Byungchan.. Byungchan menderita sesakit itu nak, mama berdosa sama Byungchan. Byungchan pergi, entah dimana dia sekarang nak. Dia bilang dia nggak apa-apa, tapi mama tahu Byungchan semenderita itu nak. Byungchan menyalahkan dirinya sendiri atas apa yang terjadi. Bagaimana mama bisa bahagia setelah tau Byungchan seperti itu nak. Mama kangen Byungchan, dia baik-baik aja kan sunhwa? Dia pasti bahagia kan sekarang. Apa yang harus mama lakukan Sunhwa?"

Sunhwa hanya bisa memeluk erat mamanya berusaha menenangkannya. Berharap semua yang terjadi akan berlalu, dan keluarganya bisa bahagia. Serta mendoakan adik kecilnya yang entah berada dimana agar selalu dalam keadaan baik dan bahagia. Ia mengerti apa yang dirasakan mamanya, karena ia pun juga bersedih harus kehilangan adik kecilnya yang sudah ia anggap seperti keluarga.

Yang tidak mereka sadari, ada seseorang yang ikut menahan tangis mendengar apa yang telah didengarnya. Hatinya remuk. Namun semua telah terjadi. Yang ada hanya penyesalan. Salahkan saja dirinya yang tak mampu mengatakan apapun. Dia kira dengan diam semuanya akan baik-baik saja. Namun nyatanya seperti memendam luka yang tidak bisa sembuh.

Story Of LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang