If We Can't See From Tomorrow 2

24 4 0
                                    

Byungchan lelah lari. Yang dia inginkan adalah istirahat di rumah. Sejauh apapun ia pergi, tetap saja ia tak menemukan apa itu rumah. Satu-satu rumahnya hanyalah seseorang dari masa lalunya. Yang coba ia kubur dalam-dalam. Rumah yang tak bisa ia tinggali lagi. Dengan segala keberanian, dia kembali. Pelariannya selama ini hanya membawa kesepian yang tak berujung.

Hal pertama yang dilakukan saat Byungchan kembali adalah menemui keluarganya, merasakan pelukan mamanya. Meminta maaf sudah melarikan diri dari kenyataan selama ini hanya karena lukanya. Selama ini Byungchan menyadari, tempat ia untuk pulang adalah keluarganya. Ia mungkin terlambat menyadarinya tapi ia mau memperbaiki semuanya. Menata hatinya kembali dan menghabiskan waktunya dengan keluarganya.

"Maafin Byungchan ma, demi keegoisan Byungchan ninggalin mama sama papa" ucap Byungchan sembari memeluk mamanya. Keduanya menangis bahagia karena akhirnya Byungchan si anak kecilnya kembali. Beruntung keluarga Byungchan mengerti semua kondisinya sehingga membiarkan Byungchan menenangkan diri.

"Sayang, jangan minta maaf lagi ya. Mama sama papa mengerti kok. Sekarang Byungchan kembali itu yang penting. Nggak boleh pergi lagi ya dari mama. Emangnya kamu nggak kangen bobo dipeluk mama"

Mama Byungchan adalah wanita terbaik. Tempatnya mengadu dan tempatnya berlindung. Pelukan mamanya terasa hangat. Bodoh sekali ia selama ini melarikan diri. Mulai saat ini dirinya akan memulai kembali hidupnya disini bersama orang tuanya, kakaknya serta keponakan-keponakan lucunya.

▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪

Setelah sarapan dengan hangat bersama keluarganya, Byungchan memutuskan untuk membantu kakaknya mengasuh sang keponakan. Ia rindu sekali dengan keponakan lucunya.

Ia berniat untuk berbelanja baju lucu untuk keponakan cantiknya. Hadiah karena sudah lama tidak bertemu. Dengan semangat ia pergi ke Mall terdekat dengan rumahnya.

Saat sedang asyik menyuapi sang keponakan gelato, tiba-tiba ada seseorang yang menghampiri Byungchan. Jantungnya bagai diremas saat itu. Seakan waktu tidak berputar untuknya. Seungwoo. Lelaki itu ada dihadapannya. Berdiri dengan ragu dan hanya menatap Byungchan. Seperti ada yang ingin disampaikan namun juga bimbang untuk menyampaikannya.

"Ha.. ii Byungchan"

Dengan segenap keberanian yang telah ia kumpulkan, ia berusaha menjawab sapaan Seungwoo.

"Oo oh hai kak"

"Aku boleh duduk?" Dijawab Byungchan dengan anggukan kepalanya.

"Byungchan..... aku tahu aku salah, aku nyakitin kamu tapi aku boleh jelasin masalah kita dulu nggak? Banyak hal yang perlu aku sampaikan. Maaf aku pengecut, setelah sekian lama baru berani ngomong sama kamu. Kalau kamu udah siap denger semuanya dari aku, please let me know ya. Aku bakal jelasin semuanya yang udah terjadi. Aku tahu aku nggak pantas untuk ini tapi aku mohon Byungchan. Tolong pertimbangkan permintaan aku. Nomor aku masih sama, kalau kamu udah siap kamu boleh kirim pesan ke aku. Boleh kirim emoticon atau stiker aja kalau kamu nggak mau ngomong sama aku. Eh, atau kamu udah hapus nomor aku? Sebentar aku cari kertas dulu ya buat tulis no..."

"Aku masih simpan kok nomornya" di otak Byungchan nomor ponsel Seungwoo bahkan masih sangat tercatat dengan jelas. Mana mungkin dia bisa melupakan nomor yang telah dihapalnya bertahun-tahun.

"O..okay. Atau kamu cukup missed call aku juga nggak apa-apa kok. Maaf aku nggak maksa kok. Hanya tolong hubungi aku saat kamu siap. Kalau.. kalau kamu mau pukul aku saat ini juga nggak apa-apa, i deserve it. Aku..."

"Kalau udah nggak ada yang disampaikan tolong pergi aja ya kak. Aku nggak mau denger itu sekarang. Aku lagi ngasuh keponakan aku dan aku nggak mau dia denger apapun itu jadi silahkan pergi"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 10, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Story Of LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang