Istri Seorang "Luther"

44 1 1
                                    

Keputusan Terberat (Meninggalkan segala kenyamanan dan ikut suami melayani di Haltim)

Saya Friska Febiola Mokola, sebagai seorang istri awalnya saya sempat ragu untuk mengambil keputusan mengikuti suami ke tempat tugasnya di daerah Haltim. Keputusan yang diambil mengharuskan saya keluar (resign) dari pekerjaan yang bisa dikatakan nyaman : Seorang banker yang berkantor digedung mewah/megah dengan fasilitas lengkap, jarak rumah dan kantor yang dekat, bersama-sama dengan keluarga besar, mendapatkan posisi pekerjaan bagus diusia yang masih dikatakan baru (karena saya diangkat dan bergabung dengan bank BUMN ini belum lama). Walaupun tak dipungkiri begitu banyak waktu yang tersita karena memiliki beban dan tekanan pekerjaan yang besar, belum lagi lika-liku dan tekanan lain yang sering muncul dari lingkungan tempat kerja.
Disalah satu sisi saya merasa sangat bersyukur atas perkenaan Tuhan, saya begitu cepat naik/berada diposisi tersebut. Singkat cerita sebelum saya bergabung dengan bank BUMN di kota Tobelo ini, saya pernah bekerja di bank yang sama namun pada posisi anak perusahaannya (B*I Group) selama 3 tahun sebagai petugas Bancassurance Officer B*i, Jadi total 5 tahun di dunia perbankan.
Setelah saya masuk dan bergabung dengan induk perusahaan, awalnya posisi sebagai payment point/Teller di Satpas Lantas Polres Halut dan sering kali menjadi petugas back up ; (merangkap pekerjaan diluar tupoksi utama) sebagai Costumer Service juga Teller di Kantor Cabang, setahun berada diposisi itu dan kemudian dirotasikan ke bagian petugas administrasi Unit (PAU) yang mengurusi 3 unit kerja binaan : Unit Morotai, Unit Tobelo, dan Unit Kao, sekaligus kembali merangkap posisi sekretaris kurang lebih 3 bulan. Selama 6 bulan menjalani posisi sebagai Petugas administrasi unit, saya kembali dipercayakan merangkap jabatan pada akhir bulan agustus 2021 sebagai petugas Logistik yang mengurusi kebutuhan/keperluan sekantor cabang dan 3 unit kerja binaan.

Pertimbangan-pertimbangan itu yang membuat saya ragu untuk keluar dari zona nyaman tersebut. Kehidupan saya kedepan bagaimana? Apakah suami bisa menghidupi saya? biasanya terima gaji sendiri nantinya sudah tidak lagi, biasanya ingin ini itu langsung bisa dibeli, dan pertanyaan-pertanyaan lainnya.
Juga orangtua yang awalnya berat hati mendengarkan rencana saya untuk resign, padahal sudah mendapatkan posisi pekerjaan yang bagus kata mereka.

Namun pada suatu hari, tepatnya dihari minggu, 29 Agustus 2021 ketika saya dan suami mengikuti ibadah online GKI Gejayan, saya merasa ditampar keras ketika mendengarkan penyampaian Firman Tuhan dari hamba-Nya bapak Pdt Paulus Lie, dalam khotbahnya ada kalimat yang dikutip dari Dale Carnegie : "orang yang melangkah paling jauh umumnya adalah mereka yang memiliki keinginan dan keberanian. Perahu yang ingin aman tidak pernah beranjak jauh dari garis pantai."
Bersama Kristus berani bertindak + pengharapan,
ada juga sepenggal firman Tuhan yang diangkat dalam ibadah tersebut Matius 6 : 31-33 yang dikatakan demikian : "Sebab itu janganlah kamu kuatir dan berkata: Apakah yang akan kami makan? Apakah yang akan kami minum? Apakah yang akan kami pakai? Semua itu dicari bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah. Akan tetapi Bapamu yang di sorga tahu, bahwa kamu memerlukan semuanya itu. Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu."
Saya coba merenungi Firman Tuhan ini, kemudian saya tanamkan, yakini serta mengimani bahwa janji Tuhan itu Ya dan Amin.

Saya sungguh percaya Tuhan memakai suami saya untuk menyatakan cinta kasih-Nya bagi masyarakat Haltim terlebih khusus anak-anak Haltim dan saya harus mendukung/mensuport pekerjaan mulia yang Tuhan percayakan untuk suami di Wahana Visi Indonesia (WVI) 😇😇.
Saya tidak perlu ragu dan takut lagi untuk memikirkan masa depan, seperti Firman Tuhan berkata dalam Amsal 23:18
"Karena masa depan sungguh ada, dan harapanmu tidak akan hilang".

Dua bulan berselang saya segera menyelesaikan segala tugas dan tanggung jawab dikantor karena sudah memantapkan hati untuk ikut dan tinggal bersama  suami di Haltim.

Sungguh benar dan nyata Janji Tuhan yang saya rasakan saat ini. Begitu banyak berkat tak terduga dan cinta kasih Tuhan yang luar biasa untuk keluarga saya.

Quote :
"Tuhan tidak memberi semua yang kita inginkan, tetapi Dia memenuhi janji-Nya, menuntun kita di sepanjang jalan terbaik dan lurus ke Diri-Nya."

Sekian dan Terima kasih

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 29, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Cerita CicibiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang