M(a)rah

34 8 7
                                    

A PROLOGUE

-
Original Character as
Gya London Harrod
-

"Udah Lan, nilai lu udah bagus banget itu."

Gadis yang kerap disapa 'Lan' itu memalingkan wajahnya, kemudian kembali menatap wajah teman sebangkunya. "Bukan gitu Kei, kesalahan gue sepele banget ini." Keira menggelenggkan kepalanya heran. "Cuma salah satuuuu doang, kesalahan keciiiil banget..." Kata London penuh penekanan, gemas karena kesalahannya sendiri.

"Kalau aja gue lebih teliti pasti gak akan begini kan Kei?"

Keira menepuk bahu London, "Greget ya?"

London mengangguk lemas, "Banget." Jawabnya.

Setelah menjadi teman sebangku London beberapa bulan ini, Keira sudah biasa menghadapi London yang bersungut-sungut seperti sekarang. Tapi tetap saja ia masih kaget dan terheran-heran, 'ada ya orang kayak dia?' itu pertanyaan yang selalu muncul di benaknya.

"Gue jadi stress sendiri liat lu stress. STRESSSS." Olok Keira bercanda.

"Ya maap, namanya juga greget."

"Udah ah gue mau ngantin. Ikut ga?"

London menggeleng, "Duluan aja Kei, gue mau ke multipurpose room."

...

-Ni-Ki asRiki Nareswara-

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

-
Ni-Ki as
Riki Nareswara
-

Kuas-kuas berjatuhan, berserakan di tengah koridor yang terlihat seperti lautan manusia. Jam istirahat kedua baru saja dimulai, jadi bisa dipastikan kalau para murid baru saja keluar dari kelas masing-masing untuk pergi ke kantin.

"Menuh-menuhin jalan aja lo!"

Riki ingin sekali mengumpat rasanya. Susah bergerak, barang-barangnya jatuh berserakan, dan sekarang disalahkan juga? Riki hanya bisa menghela napas panjang, mencoba untuk tidak menghiraukannya kemudian fokus untuk mengambil kuas-kuas yang sudah berserakan di lantai.

"E-Eh jangan diinjek!" Lelaki itu memberi peringatan dengan sedikit memekik pada murid-murid yang hampir menginjak kuasnya saat mereka lewat.

Riki buru-buru meninggalkan tempat itu saat Ia rasa tak ada lagi kuas yang tertinggal. Ia sudah berjanji pada Pak Ambar, dan Sanubari untuk menemui mereka di ruang seni, karena rencananya mereka akan membahas proyek besar yang akan mereka kerjakan bulan depan.

Riki melirik ke arah jam dinding yang terlihat dari luar jendela ruang kelas. "Ish- telat, telat dah nih!" Gerutunya sambil mempercepat kursi rodanya.

...

-Jay asZayyan Satria-

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

-
Jay as
Zayyan Satria
-

Suara robekan kertas kembali terdengar untuk yang kesekian kalinya, ditambah helaan nafas berat mendominasi ruangan luas itu.

Seorang anak lelaki asik dengan dunianya di meja besar penuh kertas yang berserakan tak karuan. Wajahnya tertekuk lesu dan tak bersemangat.

Ia menggaruk tengkuk dan pucuk kepalanya frustasi.

"Lu kenapa? Beresin ni ruangan, gua gak mau lu dioceh Ms. Eleanor lagi." Ujar Shandy dengan nada datar. Shandy ternyata sedari tadi berdiri di depan pintu, memperhatikan Zayyan yang kacau sekacau-kacaunya. Sahabat Zayyan itu berjalan ke meja yang ditempati Zayyan sambil memungut kertas-kertas yang terbuang di lantai.

Zayyan terkejut sebentar, kemudian menatap Shandy sinis. "Semua gara-gara cewek sialan itu!" Geram Zayyan, mengepalkan tangannya dan menhancurkan kertas lainnya.

Shandy mengerutkan dahinya. "Siapa?"

"Mikir."

Shandy betul-betul Jengkel. Lelaki jangkung itu kembali berdiri, kemudian menatap mata lawan bicaranya itu lekat-lekat. "Bodoh. Gak cuma satu cewe yang lu panggil 'cewek sialan' lu pikir gua tau yang mana yang lagi lu omongin kalau semua cewek lu panggil begitu?" Setelah berkata begitu Shandy melempar satu kertas yang ia pungut ke muka Zayyan dengan keras.

"Anjing."

...

terimakasih bagi yang sudah mampir!
-màdam

♡trjngkl

Seni Bertemu | ft. Jay and Ni-Ki Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang