Jangan Jadi Seperti Ayah

809 92 10
                                    

[warning: Chapter ini sedikit... emosional? lil bit angst. Setidaknya buatku sih, mungkin ada yang ngerasanya biasa aja wkwkwkw enjoy deh)

***

"Phi?" Saint melongok sedikit, mengintip ke dalam kamar rawat.

"Saint, sini" ucap Chimon pelan. Wajahnya masih terlihat bengkak di bagian matanya, tapi sudah bersih dari jejak air mata. Tadi selepas menelpon Lisa, Chimon langsung ke kamar mandi untuk membasuh wajahnya. Ia juga sudah memakan sebungkus roti yang diberikan Jordan karena lelaki itu memaksanya dan bilang tidak akan pulang kalau Chimon belum makan.

"Jane..." Saint menutup mulutnya setelah mendesiskan nama Jane. Melihat perban yang melilit di wajah cantik adiknya ini sungguh membuat Saint terluka. Perth yang menyusul di belakang juga nampak terkejut. Pantas Chimon bilang kalau harus operasi kecil, ternyata lukanya sebanyak ini. Dia tidak bisa membayangkan seseram apa hal yang menimpa Jane tadi.

"Phi, Phi Non kemana?" Tanya Perth seraya menaruh tote bag kecil berisi makanan.

Chimon tersenyum tenang, "dia ada kerjaan mendadak tadi, nggak bisa ditinggal" ucapnya.

"Tapi tadi Lisa bilang Phi Chimon nanya Phi Non pulang atau enggak?" Tanya Saint penuh selidik.

"Aku kira tadi Nanon pulang ke rumah dulu buat ngambil berkas, ternyata dia langsung pergi. Tadi udah telpon kok" jawab Chimon masih tenang. Melontarkan jawaban yang sudah terstruktur di kepalanya.

"Jane baru tidur, Phi?" Tanya Perth menatap tubuh kecil Jane.

"Belum bangun" jawab Chimon sedikit mengawang. Tidak bisa menutupi rasa sedih pada nada suaranya.

"Phi Nanon pergi pas Jane operasi? sesudah? sebelum?" Tanya Saint lagi.

"Sesudah Saint" ucap Chimon terdengar yakin.

"Oh..." Saint menatap kakak nya lekat. Mencari-cari sekiranya Chimon jujur atau bohong. Tapi senyum tenangnya cukupan buat Saint percaya kalau Chimon tidak berbohong. Hanya saja Saint sedikit kesal pada Nanon, sepenting apa pekerjaannya itu sampai-sampai tidak sempat menunggu anaknya bangun dulu?

"Phi mau pulang dulu? biar Saint yang tungguin Jane, nanti Perth yang antar. Atau mau nunggu Phi Nanon?" Saint kini mendekat, ikut mengelus tangan Jane yang masih tertidur.

"Ah, nggak usah, Saint. Phi minta tolong besok pagi aja tukeran jaga Jane sebentar, Phi mau liat Cheese sama Marc, itupun kalau kamu nggak ada jadwal bimbingan" ucap Chimon kemudian.

"Phi Non?" Tanya Perth bingung. Chimon sedikit bingung apa yang mesti ia bilang, tapi tak urung juga ia jawab,

"Nanti aku kesini lagi sama Nanon"

***

"Mama? Jane gimana ma?" Tanya Marc saat mamanya menghampiri mereka pagi itu. Orangtua Lisa yang tadi menemani Cheese dan Marc pamit ke belakang, memberikan waktu untuk Chimon dan anak-anaknya berbincang sebentar. Keluarga Lisa memang sudah seperti keluarga kandungnya sendiri, bahkan Triplets saja menganggap orangtua Lisa sebagai grandparents mereka. Jadi Cheese dan Marc betah-betah saja tinggal di rumah Lisa. Apalagi rumah mereka juga persis di samping.

"Jane baik-baik aja, Sayang. Tapi Jane masih istirahat. Mungkin kelelahan" ucap Chimon tersenyum, memeluk anak-anaknya erat.

Jane masih belum bangun. Deru nafasnya yang teratur menunjukkan kalau Jane hanya sedang tertidur. Tapi ini hampir 24 jam. Chimon kembali menangis tadi pagi saat Jane masih belum juga membuka matanya.

Saat Saint memaksanya untuk menepati janji soal gantian menjaga Jane. Saint sampai harus memaksa Chimon untuk sejenak istirahat, pulang ke rumah.

"Papa kemana ma?" Tanya Cheese kemudian, menyadari sosok papanya yang tidak terlihat sedari tadi.

Between Heaven and Hell [Comleted]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang