Semuanya Tentang Papa

1K 104 20
                                    

[3000++++ kata, fiuh.

***

Terhitung 2 bulan sudah Triplets menjadi murid public elementary school semenjak mereka protes untuk berhenti home schooling dan mulai belajar di sekolah normal. Awalnya Chimon masih tidak setuju, apalagi mengingat sekolah di AS sedikit... liar untuk ukuran anak SD. Perundungan masih jadi problematika besar di sekolah-sekolah Amerika, apalagi fisik Triplets yang sedikit Asia bisa jadi sasaran empuk tukang bully. Tapi karena anak-anak sudah bulat niatnya, dan well, Chimon fikir anak-anaknya cukup baik dalam bersosialisasi, akhirnya Chimon mengizinkan.

Sekolah Triplets sendiri lumayan jauh dari tempat tinggalnya, jadi Nanon hampir tiap hari mengantar-jemput anak-anak.

"Marc, habiskan susunya sayang" tegur Chimon saat melihat Marc hendak beranjak tanpa meminum lagi sisa setengah gelas susunya.

"Hehehe, okay mama"

"Marc kalau nggak mau, buat Jane aja" ucap Jane yang sudah menghabiskan sarapan dari tadi. Chimon hanya menggelengkan kepalanya kecil. Nampaknya Jane berbakat jadi mukbanger suatu hari nanti.

"Sayang, nanti anak-anak, aku yang jemput aja ya? aku siang ini mau ketemu client nggak jauh dari sekolah mereka" pinta Chimon saat menghampiri Nanon yang baru kembali dari kamar setelah mengambil jam nya yang tadi tertinggal.

"MAMA YANG JEMPUT?" Tanya Jane senang. Chimon hanya mengerling kecil ke arah Nanon, menunggu keputusan suaminya.

"Mama yang jemput ya pa...?" kini Marc ikut-ikutan meminta.

"Oke oke, mama yang jemput. Papa juga siang ada jadwal," Triplets sudah ramai berteriak horay sambil berlarian cepat keluar rumah. Siap untuk pergi ke sekolah.

Nanon kini menatap Chimon, tersenyum menambahkan "tadinya aku mau izin sebentar tapi kalau kamu bisa jemput it's okay"

"Kurangin kebiasaan izinnya, sayangku. Kamu kalau nggak bisa jemput anak-anak kan ada aku bisa gantiin, atau bisa nyuruh Saint, Perth, Lisa juga" ucap Chimon sambil merapikan dasi suaminya.

"Hehehe, iya baby..." jawab Nanon meringis sambil mencubit hidung Chimon gemas.

"PAPA AYOOO! JANGAN PACARAN MULU SAMA MAMA! NANTI CHEESE TELAAAT!" Teriak Cheese dari luar rumah. Chimon terkekeh geli mendengar kalimat anaknya. Ia segera melangkahkan kakinya, mengantarkan suaminya sampai depan pintu. Didapatinya Triplets sudah berdiri berjejer dengan tas masing-masing. Bersiap-siap untuk pamitan dan menagih kecupan di pipi.

"Yaudah, aku pergi dulu. Kamu hati-hati ya nanti bawa mobilnya. I love you" Nanon mengecup kening dan bibir Chimon untuk kemudian melambaikan tangannya, diikuti triplets yang kompak bilang da-dah mama dan see you at lunch dengan gembira.

Kira-kira seperti itulah gambaran keluarga Nanon dan Chimon setiap hari selama weekdays. Simpel, ramai, lovely.

***

Lain halnya kalau sedang weekend. Chimon akan membiarkan anak-anak dan suaminya tidur lebih lama dari biasanya. Setelah Chimon selesai mandi, baru ia membangunkan mereka. Taktik ini juga ia lakukan agar terhindar dari additional round berkedok program bikin anak sebagaimana ucapan suaminya.

Chimon terlihat mengenakam sweater ukuran besar buatan tangan yang ia selesaikan beberapa hari yang lalu, saat Chimon mulai mempelajari teknik merajut baru dan langsung di praktikan untuk membuat sweater kembaran satu keluarga. Warnanya pastel hijau, nampak cantik di kulit Chimon yang bersih sehat. Chimon masih terus memutar-mutar tubuhnya, mematut-matut diri di depan cermin sampai suara Nanon menginterupsi.

Between Heaven and Hell [Comleted]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang