part 9

134 5 0
                                    

Seorang prajurit sedang mengasah pedang. Jalal menghampirinya dan mengambil pedang prajurit yang di ulurkan prajurit itu. Jalal mengamati pedang itu dan berkata " ujungnya tidak cukup tajam untukku " . Lalu dengan ahlinya dia mengasah ujung pedang itu sendiri. Prajurit dan pengawal hanya berdiri menatapnya.

Khan Baba kalau Khan Zaman, pengelola dermaga datang. Khan baba menyuruhnya datang kedepannya. Khan Zaman menenui Khan baba memberi salam dan bertanya, "apakah anda memanggilku, tuan?" Khan baba tanpa menoleh bertanya, "apakah kau bertemu dengan yang mulia?" Khan Zaman memjawab, "ya." Khan baba bertanya, "kenapa?" Kang Zaman menjawab, "aku harus membahas masalah politik yang sangat penting." Khan baba dengan nada tegas mengatakan kalau tidak ada yang boleh menghubungi yang mulia tanpa seizinnya, "itu perintahku. Mengapa kau mangabaikannya? kau pergilah dari sini, aku melepaskanmu dari tugas." Dengan berani Khan Zamn berkata kalau hanya perintah kerajaan yang bisa memecatnya dan Khan baba tak bisa lakukan itu.

Khan zaman kemudian menemui Jalal mengadu kalau dia di bebas tugaskan dari tanggung jawabnya dan lain sebagainya. Jalal tidak berkata apa-apa, hanya mendengarkan. lalu bersama Jalal, Khan Zaman menemui Khan baba. Seperti orang yang tidak terima, jalal bertanya, "Khan baba apakah kau membebastugaskan Khan Zaman dari tanggung jawabnya?" Khan baba menjawab, "benar." Jalal tak bereaksi. Tapi Khan Zaman berkomentar, "memberhentikan seseorang itu adalah keputusan kerajaan. Anda harus menarik kembali, Yang Mulia. Dia tak berhak melakukan itu." Jalal menepuk-nepuk pundak khan zaman dan menghunuskan pedang kearah khan baba. Khan baba sudah terlihat tegang. Tapi ternyata jalal malah menarik Khan zaman dan membuang tubuhnya ke lantai. Dengan menodongkan pedang kearah Khan zaman, Jalal berkata, 'biar kuberitahu dengan jelas, kau tak bisa meracuni pikiranku untuk menentang khan baba. ~Jalal menginjak punggung Khan Zaman~ Kesalahanmu bisa berakibat buruk untukmu. Aku sudah berbaik hati padamu. Itu sebabnya kau masih hidup." jalal kemudian berbisik di telinga Khan Zaman, dengan mengatakan kalau khan baba memberhentikan dirinya dia seharusnya langsung pergi. Tapi dia malah menemui jalal dan mengadukan khan baba. Jalal tak suka itu. Jalal berteriak menyuruh pengawal membawa pergi khan zaman. Khan baba menatap Jalal dengan senyum puas.

Sharifudin datang menemui Jalal dan menyampaikan informasi dari mata-mata kalau para raja Rajput berkumpul di Amer, Raja Bharmal menunjuk putranya Bagwan Das sebagai penerus tahta sehingga Sujamal , keponakan raja bharmal memberontak. Persekongkolan telah terjadi pada saat perayaan ganghaur. Jalal berkata pada khan baba kalau takdir sedang berpihak pada mereka, "pedangku sudah di asah hari ini." Sharifudin menyarankan agar Jalal tidak terburua-buru menangani kabar ini. Khan baba setuju dengan saran sharifudin. Karena Khan baba merasa kalau kabar itu belum semuanya, "Rajput telah mengabungkan kekuatannya. Dengan pernikahan untuk menjalin hubungan." Sharifudin berkata kalau para rajput bersatu kekuatan mereka akan jadi sangat kuat seperti batu. Mendengar kata-kata sharifudin, Jalal segera menebas batu yang ada di depannya dengan pedangnya. batu terpotong dua. Jalal berkata kalau pedangnya cukup kuat untuk membelah batu dan berperang adalah satu-satunya cara. Khan baba berkata kalau semangat Jalal patut di puji tapi khan baba melarang Jalal berpikir tentang perang dulu karena mereka harus menunggu saat yang tepat. Dan meminta Jalal meyerahkan urusan itu pada Khan baba. Khan baba memberitahu Jalal kalau dia akan pergi ke janapur dan meminta Jalal menjaga dirinya baik-baik. Khan mengucapkan salam perpisahan.

Di Amer, raja Bharmal sangat senang menerima suarat lamaran dari Suryabhan Singh. Suryabhan ingin menikahi Jodha. Bharmal dan menawati sedang duduk di balkon saat Jodha datang. Jodha berkata kalau dia menerima pesan mereka dan bertanya kenapa mereka memaanggilnya? Menawti berkata kalau hari ini dirinya dan bharmal sangat bahagia. Jodha berkata kalau dirinya sangat senang mendengar orang tuanya bahagia, dan menanyakan alasannya. Menawati menjawab, kalau alasannya adalah Jodha, "ayahmu telah menemukan jodoh untukmu. Dia persis seperti yang kau inginkan. Dia akan menyayangimu lebih dari rasa sayang kami. Dia pejuang pemberani. Semua orang di rajputana menghormatinya." Bharmal menimpali, "dia akan melawan mughal dan tak pernah alami kekalahan." Menawati berkata kalau yang terpenting adalah, ayahnya baru berpikir untuk mmenjodohkan Jodha dengannya tapi dia sendiri sudah mengirim surat lamaran yang tidak bisa di tolak oleh mereka. Jodha menanyakan nama pria yang akan di nikahinya. Bharmal menjawab, "dia adalah putra raja Chandarban Singh, Suryabhan Singh." Jodha terperanjat. Dia teringat percakapannya dengan sukanya dan Shivani di baazar kalau Sukanya sangat menyukai raja Suryabhan Singh. Dengan gelisah dan merasa bersalah, Jodha membalikan badannya. Dia melihat Sukanya berdiri di bawah menatapnya dengan sedih.

Jodha AkbarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang