Bagian 2, Dia Terluka

3 0 0
                                    

Tuan Sully memberi sebuah pistol dengan 3 peluru. Maypelina mengambil nya "Apa kamu tidak percaya padaku kakek? Aku bisa menjaga adik adik ku bahkan tanpa pistol ini"

"ini buat berjaga jaga, selama kamu tidak membunuh dengan sengaja aku yakin ayahmu juga nggak bakalan melarangmu menyimpan pistol ini" Tuan Sully tau cucu nya cukup pandai dalam bela diri tapi biar bagaimanapun cucunya tetap memberinya rasa khawatir karena terlalu sering ceroboh "ntah aku khawatir kamu membuat masalah, atau aku mengkhawatirkan adik adikmu" oceh Tuan Sully.

Setelah sarapan. Maypelina mengambil kunci mobil lalu menyuruh adik adiknya masuk ke mobil terlebih dahulu. Maypelina sibuk dengan list yang diberikan kakeknya namun dia masih bisa menyadari ada orang yang lewat di sampingnya "Eh Bul... Kamu mau ke mana?"

Maypelina takjub melihat mata berwarna hijau zamrud sedikit ke biruan yang semalam tidak diliatnya karena lampu remang. Maypelina terdiam dia jadi tidak fokus mau bicara apa "Apa kamu sudah tidur? Apa sudah sarapan?"

Bul berdiri didepan Maypelina dan menatap mata nya "Apa yang ingin kamu tanyakan sebenarnya? Hanya boleh satu saja!" ucap nya dengan nada dingin. Maypelina mencubit pipinya sendiri agar sadar lalu dia bertanya "Apa kamu keturunan irlandia? Aku tau itu mata asli bukan lensa. Matamu sangat indah dan langka hanya 2 % orang bumi yang memilikinya"

"Ya aku dulunya tinggal disana"
Ucap bul. Maypelina kehabisan kata kata karena jawaban singkatnya "Aku suka mata itu. Sudahlah aku harus pergi ke pasar bersama adik adik ku. Maaf mengganggu dipagi hari, semoga hari mu menyenangkan" walaupun terkadang jahil maypelina masih punya sedikit urat malu dan tau sopan santun.

Maypelina membuka pintu mobil lalu sebuah tangan menahannya "pasar!" hanya satu kata dari bul sebelum dia masuk ke mobil mendahului maypelina "Apa ada yang mau kamu titip saat aku sampai dipasar?" tanya maypelina. Bul menunjuk ke kursi disebelahnya "Aku akan menyetir. Cukup turunkan aku di gerbang pasar"

"oh ternyata kamu mau menumpang, seharus nya kamu bilang aja dari tadi" ucap maypelina berusaha sabar
.......
Maypelina lagi lagi kehabisan kata karena sikap si Bul. Dia bagaikan robot yang meyetir, tidak bersuara sedikitpun bahkan suara nafasnya pun tidak terdengar. Sesuai yang dikatakan nya dia turun di gerbang pasar bahkan saat turun pun dia tidak mengatakan apa apa

Maypelina membeli keperluan sesuai dengan yang ada di list "Kakak kami akan bermain di alun alun" ucap Romi. Maypelina tidak yakin jika mereka bertiga pergi sendiri padahal alun alun ada didepannya "Romi kalau kalian pergi bertiga. Apa kamu bisa menjaga Rami dan Ana?" Romi mengangguk

"Ya sudah tapi kalian cuman boleh bermain di alun alun depan toko ya. Kakak nggak akan lama, oke"

"Oke" ucap mereka bersamaan. Maypelina lanjut berbelanja. Setelah selesai rasa panik mulai bermunculan karena adik adik nya tidak ada di alun alun "Mereka sungguh tidak dapat dipercaya!"

Maypelina lanjut bertanya pada orang orang bahkan menyusuri gang sempit yang kotor.

Nggg... Nggg.... Ng....
Maypelina mendengar suara dari salah satu sudut tempatnya berdiri. Dia pikir itu adik adiknya ternyata dia salah. Yang dia temukan hanya satu ekor anjing lebih besar dari siberean husky, maypelina melihat mata biru anjing itu dan dia ingat dia pernah melihat anjing itu diperjalanan saat dia kemari awalnya dia pikir itu serigala karena sebelumnya dia berkelompok "Hay... Ada apa? Apa kamu ditangkap karena terluka? Aku tidak bisa menemukan adik adikku jadi aku harus cepat" tanpa berpikir panjang maypelina langsung melepasnya "Kamu harus cepat pergi selamatkan dirimu!" husirnya. Anjing itu pergi dengan salah satu kaki terpincang

Ahhkkk....
Maypelina mendengar suara teriakan yang dia yakin itu adalah adik adiknya. Suara itu mengarah ke hutan dibelakang toko, dia dengan cepat berlari ke sana dan menemukan adik adik nya dikelilingi segerembolan serigala "Oh damn it!" keluhnya sangat pelan

MAYPELINATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang