00.

34 5 1
                                    

Hola!

"Mereka selalu seenaknya menyalahkan orang lain, tanpa mau tahu bagaimana cerita aslinya."
Hersya Camellia Robert

Author POV

Dua gadis kecil terlihat asik bermain istana pasir ditepi pantai. Bersama seorang anak laki-laki yang mengawasi mereka dari kejauhan. Anak laki-laki itu adalah Karel yang kini telah beranjak remaja. Usianya genap empat belas tahun saat ini. Kejadian sepuluh tahun lalu, tidak lagi Karel pedulikan. Bagi Karel, kedua adiknya lebih berharga dari apapun.

"Kakak, ayo kita main disana."

Merasa terpanggil, Karel menoleh kearah gadis kecil berambut ikal tersebut. Itu Helena, dia lahir dari rahim yang sama dengan nya. Karel mengangguk mengiyakan permintaan Helena, lalu mengikuti adiknya berlari dari belakang.

"Kak Arel."

Karel tersenyum dan menghampiri Hersya, saudara se-ayah nya. Terkadang Karel merasa dia lebih dekat dengan Hersya, ketimbang adiknya Helena.

"Wahh istana nya bagus. Ini Eca yang buat?" Puji Karel takjub.

"Iya kak!"

Sementara itu Helena merasa cemburu karena kakak nya hanya memuji istana buatan Hersya. Padahal istana miliknya juga tidak kalah menarik, walaupun terdapat sedikit bagian yang hancur terkena hempasan ombak.

"Kak, coba liat istana Helen deh. Bagus kan?"

Karel mengerutkan keningnya bingung menatap istana buatan adiknya yang tak sebanding dengan milik Hersya. Ini sangat jauh dari kata bagus, bentuk nya saja susah ditebak. "Dek kamu buat istana donat ya?" Karel berhati-hati mengatakannya, takut adiknya tersinggung atau kesal.

"Kok donat sih kak! ini istana kerajaan kayak di film Cinderella."

"Tapi punya Eca lebih bagus dek."

Helena memasang raut kesal karena kakaknya terus saja memuji Hersya. Tak peduli lagi kepada dua makhluk itu, Helen meninggalkan mereka dan pergi untuk mengambil pelampung.

Susah payah Helen menarik pelampung tersebut sampai ke pinggiran pantai, tetapi gagal. Pelampung nya terseret oleh ombak besar dan makin menjauh ke tengah laut. Helen berusaha menggapai pelampungnya kembali tapi na'as. Dia sendiri ikut terseret oleh ombak. Helen mengerahkan kemampuan nya untuk berenang ke tepi. Namun ombak terus menghantamnya, dikarenakan laut sedang pasang naik saat ini.

"KAKAKKK TOLONG!!!"

Karel sontak terkejut mendengar teriakan adiknya. Kemudian dia dibuat terkejut lagi untuk kedua kalinya, kala melihat Helen terseret oleh ombak besar. Dia lekas berlari ke tengah laut mengejar Helen. Sementara Hersya, gadis itu panik bukan main. Yang dilakukan olehnya hanya terdiam sambil menangis, berharap semua akan baik-baik saja. Hersya memberanikan diri berteriak meminta tolong kepada orang sekitar, tetapi tak satupun dari mereka menyadari teriakan kecilnya.

Disisi lain Karel tengah berjuang menyelamatkan Helena, butuh waktu cukup lama untuk membawa Helena kembali ke tepi pantai karena ombak semakin besar dan menggulung.

Hersya POV

Aku takut, tidak bukan takut lagi. Aku terdiam membeku ditempat. Pandanganku hanya tertuju ketengah laut dengan ombak yang semakin menggulung tinggi. Kakiku sangat lemas, tanganku gemetar kuat, keringat dingin mulai mengucur membasahi pelipisku. Satu pertanyaan tertanam di benakku.

"Kakak dan Helen kemana?Mereka tidak tenggelam kan?" Batinku berteriak ketakutan. Bagaimana jika feelingku benar.

Tidak ada tanda-tanda keberadaan mereka berdua. Ah apa ini mimpi? Seseorang katakan padaku jika ini hanya mimpi. Aku benar-benar takut. Aku butuh bantuan saat ini. Tolong selamatkan saudaraku!!!

Sepertinya tidak ada yang bisa kulakukan untuk menyelamatkan mereka berdua. Perlahan tubuhku ambruk menghantam pasir dengan kuat. Mataku berkunang-kunang, pandangan ku mulai buram. Apa aku akan pingsan dengan menyedihkan disini? Tidak. Aku tidak boleh pingsan seperti ini! Mereka butuh pertolongan ku. Tapi aku tidak sanggup bergerak lagi. Oh tuhan, kenapa gelap sekali disini. Apa yang terjadi pada tubuhku.

"TIDAKKK, ANAKKU...DIMANA MEREKAA!!!"

"DASAR TIDAK BERGUNA! SEMUANYA GARA-GARA ANAK SIALAN INI."

Samar-samar aku mendengar suara teriakan seseorang. Setelah itu semuanya benar-benar gelap dan sunyi. Aku memang tidak berguna, seharusnya ini tidak pernah terjadi. Kalau saja aku tidak memaksa kak Arel untuk berlibur ke pantai, mungkin saat ini mereka masih berada di sampingku.

****

Don't forget to vote and comment, thank you!🦁

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 16, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

HERSYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang