part 5 (Tetangga yang ramah)

4 1 0
                                    

Sepeninggal suaminya ke kantor, Widya pun melanjutkan pekerjaannya untuk membereskan apartemen barunya seperti menyapu, ngepel, dan lain lainnya. Meskipun Sangat melelahkan tetapi Widya  merasa senang melakukan semuanya, bisa dibilang dia adalah seorang istri yang ideal yang mampu mengurus pekerjaan rumah tangga tanpa harus bantuan dari asisten rumah tangga.

"Uff ... Akhirnya semuanya sudah kelar." ujarnya,  kemudian menjatuhkan tubuhnya di  atas sofa untuk melepaskan Lelah Setengah mengerjakan tugas tugasnya.

Sambil berbaring ia berniat untuk menonton televisi Sejenak sebelum lanjut untuk mandi, dan pada saat ia melihat kesamping ia pun terheran saat melihat bekas cakaran.

"Ini Kenapa, apa ada kucing yang mencakarnya?"tanya bingung. Beberapa saat ia mengamati cakaran itu lalu tiba tiba ada yang memencet bel pintu yang membuatnya harus bangkit untuk membuka pintu.

Saat di buka itu adalah seorang wanita paru baya dan ditangannya ia membawah parsel buah sepertinya dia adalah salah satu penyewa di gedung itu.

"Selamat pagi." Ujar wanita itu menyapa Widya.

"Selamat pagi." Balas Widya, Sambil mengamati si wanita.

"Hay perkenalan nama saya Yanti, saya tinggal di apartemen nomor 14 di sebalah sana." ujar si wanita yang ternyata bernama Yanti sambil mengulurkan tangannya untuk berkenalan.

"Hay aku Widya." Balas Widya sambil menjabat tangan Yanti.

"Ohh iya, ayo silahkan masuk." ujar Widya, mempersilahkan Yanti untuk masuk kedalam.

Yanti pun setujui dan masuk kedalam apartemennya. Mereka lalu duduk di sofa untuk berbincang.

"Biar saya ambil minum dulu ya." ujar Widya, berniat untuk menyuguhkan minuman untuk tamunya itu. Akan tetapi Yanti menolaknya.

"Tidak usah Widya, tidak perlu repot-repot, aku kesini hanya untuk bersilaturahmi saja dengan tetangga baru sekalian memberikan ini sebagai hadiah ucapan selamat datang di lingkungan ini." ujar Yanti, menyodorkan parsel buah pada Widya.

"Wah terima kasih banyak mbak Yanti, Malah justru saya yang merepotkan mbak." ujar Widya, sambil tersenyum.

"Ohh iya, kau tinggal di sini bersama siapa, dari kota mana dan kenapa pindah kesini?" tanya Yanti.

"Iya mbak, saya tinggal disini bersama suami saya, saya dari kota X, dan kami pindah ke sini karena suami saya harus mengelola perusahaan ayah mertua saya yang ada di kota ini." Jawab Widya.

"Ohh begitu yah." ujar Yanti, sambil mengangguk angguk.

"Iya mbak, kalau mbak sendiri?" tanya Widya balik.

"Saya di sini tinggal bersama suami dan anak saya, saya juga bukan asli kota ini, kami pindah kesini tiga tahun lalu karena suami saya juga Pidah kerja." Jawab Yanti.

Setelahlah itu mereka berbincang banyak hal, hingga akhirnya mereka dikejutkan oleh sesuatu yang jatuh dari arah dapur.

"Apa itu?" tanya Yanti penasaran.

Widya pun menggeleng kepalanya karena tidak tau.

"Sepertinya suaranya berasal dari dapur." ujar Widya.

Lalu kemudian ia pergi untuk melihat ada apa sebenarnya, dan setelah di cek itu ternyata hanya sebuah panci yang jatuh hingga menimbulkan suara. Widya pun merasa sedikit lega lalu ia mengambil panci itu untuk di kembalikan ke tempatnya. Namun, beberapa saat kemudian ia pun berpikir bagaimana bisa panci itu jatuh padahal itu berada di atas meja.

Widya pun berpikir keras untuk mencari jawaban karena ia merasa hal ini tidak wajar. Akan tetapi ia dikejutkan oleh Yanti yang tiba-tiba datang ke dapur.

"Ada apa Widya?" tanya Yanti, pemasaran.

"Ohh ini mbak, cuma panci yang jatuh itu saja." Jawan Widya.

"Begitu yah, ohh iya Widya, aku juga mau pamit nih, masih banyak pekerjaan saya yang belum selesai." ujar Yanti.

"Ohh, baiklah mbak Kalau begitu, terima kasih sudah datang berkunjung kesini dan pasel buahnya." ujar Widya, mengucap terima kasih.

"Sama Sama wi, lain kali kita bincang bincang lagi yah, saya pamit, assalamualaikum." ujar Yanti lalu bergegas pergi.

"Iya mbak waalaikumsalam." Jawan Widya.

Sesaat setelah kepergian  Yanti, Widya pun kembali berpikir bagaimana panci itu bisa jatuh. Namun, sekeras apapun dia berpikir dia tidak bisa menemukan alasnya. Hingga akhirnya ia pun melupakannya dan bergegas untuk mandi.

***
Sehabis mandi, Widya pun merasakan Sangat segar. Setelah berpakaian, ia berniat untuk keluar dari apartemen untuk jalan jalan, sambil berkenalan dengan tetangga tenggangnya.

Ia pun bergegas pergi, akan tetapi saat dia berada di ruang tengah, dia melihat pasel buah yang tadi dibawah oleh yanti masih ada di atas meja. Widya pun mengambilnya berniat untuk menyimpannya di kulkas. Dan tanpa sengaja ia melirik ke sofa yang dimana ada bekas cakarannya, dan seketika ia terheran karena bekas cakaran itu sudah tidak ada.

"Loh, kemana tanda cakar yang ada di sofa ini?" tanyanya kembali bingung.

"Bukankan tadi sini ada bekas cakaran, kok hilang?" tanyanya lagi.

Dia pun merasa bingung dengan apa yang sebenarnya terjadi, tadi pagi barang barang berserak di lantai, setelah itu panci yang jatuh secara tidak lazim dan  sekarang bekas cakaran di sofa tiba tiba menghilang. Widya pun di buat kebingungan dengan kejadian yang dia alami ini.

"Ada apa ini, uff." ujarnya menghela nafas, setengah itu dia pun pergi keluar untuk mencari udara segar.

***
Saat keluar dari Apartemennya, beberapa tetangga menyapanya VB dengan ramah dan Widya pun menyambutnya dengan senyuman. Lalu saat berjalan jalan di lorong apartemen, ada seorang wanita yang datang menghampirinya.

"Kamu yah, yang menyewa apartemen no 11 itu?" tanya  wanita tersebut

Widya pun mengangguk kepalanya pertanda iya. Lalu si wanita menarik Widya duduk di sebuah kursi, hingga membuat Widya merasa risih dengan perlakuan itu.

"Ada apa yah Bu, kenapa ibu menarik saya?" tanya Widya.

"Maaf neng, atas melancangan saya, tapi saya ingin bertanya pada neng, apa neng mengalami hal aneh di apartemen itu?" tanya Si ibu dengan penasaran.

Widya pun menatap si ibu diam,   apalagi  pertanyaan si ibu ini membuatnya makin heran. Hingga ia pun tidak menjawab pertanyaan dari si ibu.

"Neng, hmm kenapa?" tanya Si ibu lagi.

"Ohh tidak apa kok Bu, memang nya kenapa Bu, kenapa ibu mangajukan pertanyaan Seperti itu?" ujar Widya, justru bertanya baik.

"Lah neng, kok bertanya balik, tapi yang neng ada rumor yang beredar kalau di apartemen itu sering kali ada penampakan." ujar si ibu, sambil berbisik pada Widya.

Widya yang mendengar hal itu pun merasa terkejut tetapi dia masih belum percaya, lagi pula dia tidak percayaan dengan cerita berbau mistik.

"Jadi neng mesti hati-hati tinggal di apartemen itu. Kalau perlu ya neng kata orang orang kampung bilang, neng bisa gantung bawang putih di depan pintu untuk menangkal roh jahat." ujar si ibu lagi.

"Hmm sebelumnya saya minta maaf Bu, tapi saya tidak percaya dengan hal hal yang begituan." ujar Widya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 27, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Misteri Apartemen 11Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang